Menjalin Cinta Dengan Paman

Hei Kecil, Kamu Sungguh Tidak Bisa Membiarkan Aku Tenang



Hei Kecil, Kamu Sungguh Tidak Bisa Membiarkan Aku Tenang

0Pria itu seakan-akan menemukan mangsa yang sangat menarik.     

"Kamu… kamu… kamu… kamu bilang apa?! Kamu mengatai aku…"     

"Benar, aku memang mengataimu. Lihat sendiri baik-baik seperti apa penampilanmu saat ini."     

An Ge'er tersenyum sinis. "Rambut dan wajah tidak dicuci, berkeliaran di jalanan dengan memakai baju tidur. Kamu pikir ini di mana?"     

Mata An Ge'er melihat ke sekelilingnya lalu berkata dingin, "Pasar?"     

"Dan maaf sekali, aku sama sekali tidak bisa melihat jenis kelamin pada dirimu. Tidak ada sedikit pun tampilan wanita, apa kamu pikir penampilanmu ini sangat hebat? Kalau mau menangkap basah perselingkuhan, minimal kamu juga harus keluar dengan pakaian yang pantas."     

"Berpakaian seperti itu, artinya kamu tidak menghormati orang-orang di sekitar sini, tidak menghormati suamimu, dan yang paling penting, tidak menghormati dirimu sendiri."     

"Apa kamu tahu betapa memalukannya penampilanmu itu? Kamu kira, siapa yang kamu permalukan? Suamimu? Bukan, kamu salah, yang kamu permalukan hanyalah dirimu sendiri!"      

Terakhir, An Ge'er menarik sudut bibirnya sambil memutar bola matanya. "Kamu hanyalah wanita menyedihkan yang tidak tahu bagaimana cara menghargai diri sendiri. Seandainya aku suamimu, haha, aku pasti sudah menendangmu sejak lama! Mana mungkin akan membiarkanmu berbuat lancang di sini?"     

"Hah!"     

Begitu semua kata itu terucap dari An Ge'er, tiba-tiba seseorang di antara kerumunan mendengus dan tertawa.     

Apa yang sebenarnya terjadi? Awalnya, saat mengetahui bahwa An Ge'er adalah gadis simpanan yang dipelihara oleh pria gemuk dan jelek seperti itu, hati semua orang dipenuhi oleh rasa terkejut dan jijik.     

Namun sekarang, setelah mendengar makian An Ge'er, mereka justru merasa segar dan nyaman.     

An Ge'er seperti sedang syuting film di tempat umum untuk menarik penggemar.      

Menghadapi hal semacam itu, penampilan An Ge'er sangat tenang. Di sisi lain, pria gemuk yang disebut sebagai selingkuhannya itu malah tampak terkejut dan tidak tenang sejak tadi.     

'Apa yang terjadi? Ini sama sekali berbeda dari alur yang semula kubayangkan!' pikir pria gemuk itu.     

Melihat ekspresi linglung orang-orang yang berniat menjebaknya, An Ge'er segera mengalihkan pandangan ke arah kerumunan orang yang sedang sibuk merekam.     

Sambil tersenyum kecil, An Ge'er berkata, "Maaf mengganggu kalian semua. Tapi kupikir, ini sepertinya hanya lelucon jahat yang sengaja dilakukan oleh seseorang untuk membuat semua orang menertawakanku."     

Setelah itu, An Ge'er mengambil tasnya dan bersiap untuk pergi dari kedai kopi itu.     

Namun pada saat yang bersamaan, wanita yang dimaki-maki oleh An Ge'er itu akhirnya tersadar dari keterkejutannya. Dia berperan sebagai rubah betina yang diselingkuhi oleh suaminya, tapi karakter aslinya telah terungkap. Kata-kata An Ge'er itu benar-benar memprovokasinya.     

Melihat An Ge'er yang hendak pergi, saat itu pun dia mulai menjerit dan menangis, "Huhuhu! Kamu berani memaki aku? Aku akan melawanmu sampai mati…!"     

Wanita itu maju dan menerjang An Ge'er. Para penonton di sana pun berseru dingin dengan mata terbelalak.     

Saat An Ge'er mengira kalau dia sedang sial dan tidak dapat menghindar dari serangan, tiba-tiba ada sebuah tangan yang menyepit lengan wanita itu dengan jempol dan jari telunjuk.     

Benar, menyepit, memegang hanya dengan jempol dan jari telunjuk. Seakan-akan sangat jijik dan sama sekali tidak mau terlalu banyak bersentuhan.     

Meskipun hanya menyepit, tetapi kekuatannya sangat besar. Gerakan itu bahkan membuat wanita rubah itu menjerit kesakitan.     

"Argh! Kamu siapa? Cepat… cepat lepaskan…!"     

Seberkas rasa jijik berkelebat di mata phoenix yang indah dan sipit milik pria itu. Dia melepaskan tangannya dan wanita rubah itu langsung merosot ke lantai sambil menangis kesakitan.     

Sesaat kemudian, pria itu mengambil tisu dan menyeka tangannya sendiri dengan santai. Lalu, membuang tisu itu ke tubuh wanita di bawahnya.     

Pria itu lalu berbalik dan menatap An Ge'er dengan ekspresi yang mendalam. Bibir tipisnya sedikit terangkat. "Hei kecil, kamu sungguh tidak bisa membiarkan aku tenang. Begitu tidak mengawasimu, kamu langsung keluar dan membuat keributan yang begitu besar."     

Meskipun berkata seperti itu, suara pria itu terdengar sangat lembut, gelombang di matanya setenang air.     

Melihat perubahan suasana yang tiba-tiba terjadi, orang-orang yang ada di sana pun langsung terbelalak. Mereka benar-benar tidak bisa memercayai apa yang terjadi.     

Melihat pria itu dan An Ge'er, semua orang yang ada di dalam kedai kopi merasakan aura romansa memenuhi tempat itu!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.