Menjalin Cinta Dengan Paman

Aku Tidak Mau Kamu Mengurusiku!



Aku Tidak Mau Kamu Mengurusiku!

0An Ge'er ragu-ragu untuk berbicara.     

Meskipun hanya bisa melihat wajah bagian samping Bo Yan, tetapi An Ge'er masih dapat merasakan sebersit aura bahaya yang tidak dapat disembunyikan. Tanpa sadar, dia pun menarik kakinya.     

Tubuh pria yang ada di depan matanya itu akhirnya berputar, pandangan matanya yang dingin menatap An Ge'er. Tiba-tiba, Bo Yan membuka mulutnya dan mengucapkan dua kata dengan dingin, "Aku menunggumu."     

Hanya dua kata, tetapi itu cukup membuat An Ge'er terkejut dan sedikit ketakutan.     

Bibir tipis Bo Yan sedikit terbuka. Dua kata itu kedengarannya sangat datar, tetapi memicu gelombang besar di hati An Ge'er.     

"Menunggu… menungguku? Untuk apa menungguku?" An Ge'er menarik sudut bibirnya dan tersenyum kaku, bersikap seolah-olah tidak mengerti makna mendalam pada kata-katanya yang dilontarkan oleh Bo Yan itu. Namun sebenarnya, ada rasa bersalah yang tidak dapat dijelaskan di lubuk hatinya.     

Detik berikutnya, An Ge'er melihat Bo Yan tiba-tiba berjalan mendekat dari samping jendela, selangkah demi selangkah mengarah kepadanya.      

An Ge'er cepat-cepat berhenti tersenyum dan ingin menyalakan lampu. Namun, baru saja menyentuh saklar lampu di sampingnya, pria itu langsung menekannya, tidak membiarkannya menyalakan lampu.     

"Paman?"     

Bo Yan mengabaikan kepanikan di mata An Ge'er, memegang rahangnya, lalu bertanya dengan suara dingin, "Apakah aku terlalu memanjakanmu?"     

'Memanjakanmu dengan membiarkanmu bergerak bebas di industri hiburan, tapi kamu masih tidak tenang dan memprovokasi pria lain?!'     

Hati An Ge'er macet, tiba-tiba dia merasa agak susah bernapas.     

Mata An Ge'er berkedip, bibirnya tersenyum tipis tetapi samar-samar menunjukkan sesuatu yang tidak bisa dijelaskan.     

Mau tidak mau, An Ge'er harus mengakui bahwa kata-kata Bo Yan itu telah menusuk hatinya dengan keras.     

An Ge'er bisa membiarkan orang lain salah paham kepadanya, tapi Bo Yan… dia tidak bisa!     

"Sepertinya iya. Tapi Paman, aku tidak pernah memintamu untuk memanjakanku. Aku sudah terbiasa sendiri selama bertahun-tahun. Jadi Paman tidak perlu memanjakan dan menyayangiku, aku tidak sanggup menanggungnya."     

Mendengar jawaban An Ge'er, tiba-tiba ada lapisan es yang memenuhi mata Bo Yan.     

"Benarkah? Jadi kamu keluar mencari laki-laki dan bahkan sampai difoto seperti ini!?" Tiba-tiba, Bo Yan mengeluarkan setumpuk foto dan melemparkannya ke lantai!     

An Ge'er terkejut.     

Pada foto-foto itu, tampak An Ge'er sedang bersentuhan mesra dengan Presdir M Film and Television. Pria itu menunduk sambil merangkul pinggangnya, seperti sedang menciumnya. Mungkin hanya An Ge'er yang tahu bahwa satu detik sebelum pria itu menyentuhnya, dia telah memalingkan bibirnya.     

Meskipun itu hanya akting, meskipun An Ge'er sudah menghindar sebisa mungkin, tetapi hal itu tetap saja tertangkap kamera.     

An Ge'er sudah melakukan yang terbaik. Dia difitnah oleh seseorang. Dalam situasi semacam itu, dia tidak bisa berbuat apa-apa.     

Meskipun begitu, An Ge'er berpikir bahwa orang yang mengenalnya seharusnya tahu betul apakah dia adalah orang seperti itu atau bukan.     

Setelah terjadi hal semacam itu, fisik dan mentalnya sangat lelah. Dan sekarang, saat menghadapi kemarahan Bo Yan, An Ge'er semakin tidak berdaya. Dia sedikit merasakan kekecewaan yang tidak dapat dijelaskan, tetapi juga tidak ingin menjelaskannya.     

"Aku lelah, aku naik dulu untuk istirahat."     

An Ge'er menunduk, lalu berbalik dan hendak pergi. Namun, lengannya ditahan dan punggungnya ditekan dengan keras ke dinding. Sebelum An Ge'er sempat berteriak kesakitan, gadis itu mendengar suara pamannya yang dingin, "Kamu tidak merasa perlu menjelaskannya kepadaku?!"     

Punggung An Ge'er yang didorong ke dinding dengan keras terasa sakit dan perih. Saat Bo Yan bertanya di telinganya, gadis itu akhirnya tidak tahan lagi.     

An Ge'er sangat marah! Dengan mata berkaca-kaca menahan tangis, dia mendorong Bo Yan dengan ganas.     

"Mengapa aku harus menjelaskannya kepadamu?! Ini urusanku sendiri! Aku bisa mengatasinya sendiri! Kamu hanya pamanku, mengapa kamu terlalu banyak mengurusi kehidupanku?! Minggir! Aku tidak mau kamu mengurusiku!"     

Saat ini, An Ge'er seperti hewan kecil yang membangkang. Akhirnya, dia tidak tahan dan meledak.     

Ketidakadilan yang diterimanya sudah cukup. An Ge'er tidak berharap orang lain bisa memahaminya, tetapi setidaknya dia tidak mau diajari.     

"Mengapa aku mengurusimu?"     

Bibir Bo Yan tersenyum dingin, sorot matanya beku. Rahang An Ge'er dijepit dengan kuat. "An Ge'er, beritahu aku, menurutmu mengapa?!"     

Rahang An Ge'er terasa sakit, dia berjuang ingin membuka mulut. Namun detik berikutnya, sesosok gelap dan tinggi di depannya itu seketika membungkuk dan menyerang pipinya…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.