Menjalin Cinta Dengan Paman

Diperhatikan oleh Rong Bei



Diperhatikan oleh Rong Bei

0'Rong Bei memerhatikanku?!'     

An Ge'er sangat mengerti bahwa semua itu bukanlah lelucon!     

Setelah berpikir untuk beberapa saat, akhirnya An Ge'er sadar mengapa dia merasa aneh saat pertama kali bertemu dengan Rong Bei. Dia merasa bahwa pria itu familier.     

'Sekarang kalau dipikir-pikir lagi, bukankah ini memang mirip dengan gayanya?!'     

"Lalu, apa rencanamu selanjutnya?" Nada suara An Ge'er menjadi sedikit lebih serius. Pria itu adalah Rong Bei, tentu saja dia ingin tahu apa yang harus dilakukannya.     

Orang lain mungkin hanya mengenal pria itu sebagai seorang Presiden Direktur M Film and Television, tetapi An Ge'er tahu segalanya tentang dia.     

Rong Bei berasal dari kelompok senjata yang melingkupi seluruh Eropa Barat, kekuatannya sangat hebat. Pria itu bahkan berani melawan pemerintah dari berbagai negara. Kelompok itu benar-benar bukan orang biasa...     

Dan dia kini diperhatikan oleh orang seperti ini? An Ge'er benar-benar merasa dirinya sangat menyedihkan.     

'Apakah sekarang masih sempat jika aku ingin meninggalkan kelompok M?'     

Kalau An Ge'er sampai jatuh ke tangan Rong Bei, gadis itu pasti akan berakhir tanpa bisa diprediksi.      

Biasanya, mereka seringkali mencemooh wanita-wanita Rong Bei. Namun sekarang, dia justru menjadi sasaran selanjutnya dari pria itu.     

'Apakah ini karma?!'     

"Fufufu..." Fu Jiu tiba-tiba bersiul, "Apakah Jane sedang cemburu? Haha! Apakah Rong Bei telah membuat pria lurus sepertimu jadi berubah haluan?"     

Di tempatnya, Rong Bei tersenyum jahat. "Sekarang aku hanya ingin mendapatkan perempuan itu. Aku akan melakukannya dengan cara seperti yang dikatakan Li Hanfei."     

An Ge'er sekali lagi menyela dengan lemah, "Memangnya cara apa yang dikatakan… Li Hanfei?!"     

Li Hanfei tersenyum cabul sambil menjawab, "Kalau pernyataan cinta tidak berhasil, tarik dia ke ruangan gelap kecil, lalu paksa!"     

Mulut An Ge'er berkedut, rona wajah gadis itu sudah berubah.     

Sesaat setelah itu, diam-diam dan tanpa berbicara, bahkan berpamitan pun tidak, An Ge'er langsung keluar.     

Apa boleh buat, gadis itu tidak berdaya.     

An Ge'er berdiri dan berjalan ke samping tempat tidur. Dia mengambil bantal dan tiba-tiba merasa hancur. Kemudian, gadis itu pun mengubur diri di bawah selimut.     

Percakapan kelompok mereka terngiang-ngiang di otak An Ge'er. Pertemuan berikutnya, Rong Bei akan menyatakan cinta kepadanya. Kalau tidak berhasil, pria itu akan memaksanya.     

'Apakah Rong Bei sedang bermimpi, atau aku yang sedang bermimpi?!'     

'Apakah aku harus berdiam diri di kamar kecil ini dan tidak keluar selamanya?'     

Ketika An Ge'er sedang berguling-guling di tempat tidur dengan bantal sambil mengumpat, di luar pintu tiba-tiba muncul sosok yang ramping. Dia mengenakan jubah tidur hitam, kulitnya seputih batu giok, wajahnya bersih dan menawan.     

Dari jauh, dia melihat gerak-gerik An Ge'er yang 'tidak normal' itu dengan alis yang sedikit berkerut. Dia terus menatap gadis itu.     

Beberapa saat kemudian, An Ge'er tiba-tiba menyapukan pandangannya ke sosok di depan pintu itu. Gadis itu pun langsung terkejut dan napasnya menegang. Dia memang terkejut, tetapi setelah menyadari apa yang dilakukannya, seketika itu pun dia merasa sangat malu dan canggung.     

An Ge'er memegang bantal dan membalikkan tubuhnya dalam diam, memunggungi sosok itu.     

'Paman, mengapa Paman tiba-tiba datang?'     

'Sejak kapan Paman datang?'     

Baru saja, An Ge'er sedang berguling-guling di atas kasur dan terlihat bodoh. Dia bertanya-tanya apakah Bo Yan telah melihat adegan itu.     

"..." An Ge'er terdiam.     

Sekarang, An Ge'er tidak berbicara dan hanya duduk memunggungi Bo Yan dalam diam.     

Memang… An Ge'er tidak memiliki sesuatu yang ingin dikatakan.     

"Malam itu…" Namun, pria di belakangnya itu tiba-tiba berbicara.     

Begitu mendengar dua kata itu, An Ge'er langsung menutup telinganya dan berkata dengan terbata-bata, "Aku sudah lupa tentang malam itu, jangan dibicarakan lagi."     

An Ge'er menggigit bibirnya.     

'Bagaimana bisa Paman masih tidak malu dan menyebutkan tentang hari itu?!'     

'Perbuatannya itu sangat keterlaluan, apa dia tidak tahu?'     

'Dia adalah pamanku, tapi dia… tapi dia menciumku.'     

An Ge'er benar-benar tidak bisa menghadapi apa yang terjadi malam itu.     

Namun detik berikutnya, setelah menutup telinganya tanpa mau mendengarkan, An Ge'er mendengar satu kata lagi dari Bo Yan.     

Kata itu membuat An Ge'er terkejut.     

Bibir tipis Bo Yan terbuka ringan. "Maaf."     

'Maaf.'     

Malam itu, Bo Yan telah melakukan kesalahan. Dia jelas-jelas tahu bahwa An Ge'er tidak bisa apa-apa, tetapi dia masih tidak bisa menahan kecemburuannya, kemarahannya, sehingga dia pun menciumnya dengan paksa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.