Menjalin Cinta Dengan Paman

Kukira Malam Itu Adalah Kamu



Kukira Malam Itu Adalah Kamu

0An Ge'er ragu-ragu untuk sesaat. Setelah dia keluar dari lokasi syuting dan melihat pria yang berdiri menunggunya, pupil mata gadis itu tiba-tiba menciut.     

Namun bagaimanapun, An Ge'er melakukan yang terbaik untuk menyembunyikan emosi di wajahnya.     

"Untuk apa kamu datang ke sini?"     

Jika pria di depannya itu bisa datang sekali, maka dia juga bisa datang untuk kedua kalinya. An Ge'er tidak berencana untuk bersembunyi.     

Qin Mo berjalan menghampirinya, hawa kesedihan yang tak terungkapkan memenuhi wajahnya yang tampan. "Xiao Ge'er, apakah akhir-akhir ini… kamu baik-baik saja?"     

An Ge'er tersenyum, tampak dingin dan asing. "Terima kasih atas perhatianmu. Aku baik-baik saja."     

Datang menemui An Ge'er sekarang, apa lagi yang diinginkan Qin Mo? Mereka berdua sudah sepenuhnya tidak mungkin bersama lagi.     

Adegan menyakitkan itu telah menutup semuanya. An Ge'er tidak ingin membukanya lagi, tidak ingin mengingatnya lagi.     

An Ge'er menatap Qin Mo yang berdiri di depannya. Setelah beberapa saat tidak berjumpa, entah apakah itu hanya ilusnya, tapi gadis itu merasa ketampanan Qin Mo sepertinya menjadi jauh lebih merosot dibandingkan sebelumnya.     

Wajah Qin Mo tampak kelam dan lelah, janggutnya juga sudah tumbuh panjang.     

Saat ini, Qin Mo menatap An Ge'er dengan pandangan rumit. Dia ingin mengatakan sesuatu tetapi ragu-ragu.     

An Ge'er sengaja menghindari tatapan pria itu. Dia memandang sekilas ke langit yang agak mendung, lalu menarik sudut bibirnya dan berkata "Kalau tidak ada urusan apa-apa, sebaiknya kamu cepat pulang saja. Sepertinya akan turun hujan."     

Mata Qin Mo berbinar saat mendengarnya, seakan ada sedikit harapan. Dia bertanya dengan hati-hati, "An Ge'er, apakah kamu… memedulikanku?"     

Napas An Ge'er tiba-tiba menegang. Sesaat kemudian, raut wajahnya berubah.     

An Ge'er berjalan ke sudut yang tidak jauh dari sana dan Qin Mo bergegas mengikutinya. Saat itu, barulah An Ge'er mendengus dingin dan tersenyum mengejek. "Memedulikanmu? Tidak apa-apa kalau kamu mau merasa seperti itu, aku tentu saja merasa tidak masalah."     

Wajah Qin Mo seketika memucat.     

Qin Mo mengulurkan tangan, ingin menyentuh An Ge'er. Namun, gadis itu mundur selangkah dan melontarkan beberapa kata dengan wajah sedingin es, "Aku takut kotor."     

'Aku takut kotor…'     

Kalau perkataan An Ge'er yang sebelumnya membuat hati Qin Mo terpukul dengan keras, tiga kata yang baru saja diucapkan oleh gadis itu membuatnya seketika merasa kesakitan, seolah-olah ditusuk ribuan kali sampai hancur lebur dan berdarah-darah.     

Perasaan Qin Mo seperti tercekik. Sosok pria itu tiba-tiba goncang, matanya penuh dengan rasa sakit.     

Sementara itu, An Ge'er mengepalkan tangannya erat-erat, wajahnya masih acuh tak acuh tanpa sedikit pun ekspresi. Gadis itu tidak ingin lagi menemui jalan buntu. Maka, dia pun berbalik dan bersiap untuk pergi. Namun detik berikutnya, Qin Mo mengucapkan kata-kata yang mengejutkannya.     

"An Ge'er, tidak peduli kamu percaya atau tidak. Malam itu... kukira itu adalah kamu. Orang yang sejak awal kusukai juga adalah dirimu."     

An Ge'er berdiri diam, tetapi bulu matanya bergetar.     

"Benarkah?"     

'Malam itu… Qin Mo mengira itu adalah aku?'     

"Aku tidak akan membohongimu. Aku memang mengajakmu, tapi aku menunggumu di sana dan minum segelas anggur. Setelah itu ada orang yang masuk, aku pun mengira itu kamu. Kamu memanggilku Kak Qin Mo, kemudian…"     

"Cukup!"     

An Ge'er tiba-tiba menoleh, wajahnya memucat. "Jangan bicara lagi. Sekarang sudah tidak ada artinya."     

Apa yang sebenarnya terjadi malam itu, An Ge'er tidak mau tahu, juga tidak ingin tahu. Apa pun yang terjadi, mereka sudah tidak bisa kembali lagi.     

Mendengar perkataan An Ge'er, tiba-tiba wajah Qin Mo menjadi agak suram.     

"Aku tidak ada artinya... Jadi, Presiden Direktur M Film and Television ada artinya?! Demi mendapatkan peran, apa kamu benar-benar menjalin hubungan dengannya, bahkan tidur dengannya?!"     

"Plak!"     

An Ge'er menampar wajah Qin Mo. Dadanya naik turun dengan hebat, ada kekecewaan yang tak terkatakan di matanya. Terlebih lagi, kekecewaan di hatinya.     

'Apakah orang ini masih Kak Qin Mo yang kukenal?'     

'Bagaimana dia bisa mengatakan perkataan seperti itu?'     

"Apa kamu pikir aku adalah An Ruxue? Apa kamu pikir aku mendapatkan semua ini dengan menjual tubuhku?!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.