Menjalin Cinta Dengan Paman

Kegelisahan Bo Yan



Kegelisahan Bo Yan

0"Tapi Kak Qin Mo, bagaimana denganmu? Kamu berulang kali melindungi An Ruxue yang seperti ini. Kamu berulang kali melindungi orang yang sangat ingin kubunuh. Kaka Qin Mo, apa kamu pernah memikirkan perasaanku?"     

Saat mengatakan hal itu, tiba-tiba An Ge'er tersenyum kecil.     

Perlahan, air mata dan senyuman itu keluar hampir tanpa disadari. Dengan pandangan yang kabur karena air mata, An Ge'er berbalik dan pergi. Sambil berjalan dengan punggung tangan menempel di matanya, dua garis air mata yang bening perlahan mengalir turun.     

Qin Mo berdiri sendirian di sana, bagaikan tersambar petir. Pada saat itu, barulah dia tahu hal apa saja yang telah dilakukannya sebelumnya. Dia benar-benar tidak berani memercayai apa yang baru saja didengar.     

An Ruxue yang selalu dipercayainya itu ternyata telah melakukan begitu banyak hal keji kepada adik perempuannya sendiri, kepada orang yang dia cintai.     

'Dan aku, sudah berapa kali aku menyakiti An Ge'er tanpa sadar?'     

Qin Mo tiba-tiba tidak berani memikirkan hal itu lagi. Dia sendiri merasa takut.     

Saat ini, Qin Mo baru menyadari semuanya dengan sangat jelas. Hal-hal yang dulu dilakukannya itu akan selamanya memisahkan mereka. Dia dan An Ge'er tidak bisa kembali lagi…     

An Ge'er berjalan kembali ke lokasi syuting sambil mengusap air matanya. Baru saja menurunkan tangannya, gadis itu melihat sebuah mobil yang berhenti di tepi jalan raya yang ada di depannya. Di dekat mobil itu, sosok gelap yang ramping berdiri di bawah tirai hujan, entah sudah berapa lama dia ada di sana.     

Tangannya yang putih dan ramping memegang gagang payung dengan motif yang rumit. Payung hitam besar di tengah hujan itu seakan-akan adalah satu-satunya tempat berlindung.     

Namun, kemunculan orang itu saat ini lebih seperti halusinasi bagi An Ge'er.     

An Ge'er menatapnya dengan mata merah, raut wajahnya tiba-tiba agak kacau, antara sedih atau malu...     

'Mengapa saat aku terlihat memalukan dan menyedihkan, Paman selalu tiba-tiba muncul secara misterius?'     

An Ge'er berdiri termenung di sana sambil memandangi Bo Yan dari kejauhan. Tatapan pamannya itu seakan dalam dan berkabut. Matanya yang sipit seperti tertutup oleh selapis kabut tipis, membuat orang lain tidak bisa melihatnya dengan jelas, juga tidak dapat menembusnya.     

"Sedang apa kamu berdiri sambil termenung di sini?"     

Payung besar itu menudungi tubuh An Ge'er. Meskipun payung itu tidak kecil, setengah badan Bo Yan tetap berada di luar payung dan basah oleh hujan.     

An Ge'er menatap Bo Yan dalam diam, hanya merasakan rasa getir di hatinya.     

Tatapan Bo Yan terus tertuju kepada An Ge'er, sama sekali tidak pernah berpindah. Saat dia baru saja ingin meletakkan pakaiannya pada tubuh gadis kecil itu, detik berikutnya tiba-tiba An Ge'er menghambur ke dalam pelukannya sambil terisak-isak, seakan dia telah mengalami perlakuan yang sangat tidak adil.     

"Paman, aku kedinginan." Suara An Ge'er parau dan tercekat.     

Melihat itu, alis Bo Yan berkerut, dia memeluk An Ge'er semakin erat. Setelah itu, dia pun langsung membawanya pergi dari sana.     

Sejak awal hingga akhir, Bo Yan tidak pernah melirik Qin Mo yang ada di belakang. Dia benar-benar mengabaikannya, seakan-akan pria itu adalah seseorang yang sedikit pun tidak ada dan… tidak terlihat.     

Adegan itu dengan cepat berlalu. Namun, tidak ada yang sadar bahwa di sebuah tikungan di dekat sana, ada seorang wanita yang mengamati mereka. Dia memakai topi dan kaca mata hitam, seluruh tubuhnya basah kuyup oleh hujan.     

Tidak hanya melihat, wanita itu juga mendengarkan semua hal yang diucapkan pada momen itu.     

Wanita itu pun terkejut, kilatan cahaya melintas di matanya. Dia akhirnya tahu bahwa ada begitu banyak hal buruk yang pernah terjadi kepada An Ge'er. Bahkan gadis itu mengakui bahwa dia telah diperkosa!     

'Hmm, aku sungguh penasaran dengan apa yang akan terjadi kalau Bo Yan mengetahui hal ini.'     

Xu Wei menurunkan pinggiran topinya, mulutnya menyeringai.     

***     

Di dalam mobil.     

Di luar dugaan, Bo Yan terdiam sangat lama.     

Ketika melihat An Ge'er dengan bodoh berdiri di tengah hujan dan berbicara dengan Qin Mo, dia pun turun dari mobil dengan wajah dingin. Namun, saat mendengar gadis itu mengucapkan kata-kata tertentu, pria itu menghentikan langkahnya dengan kaku.     

"An Ge'er?"     

"Hmm?"     

Mata Bo Yan yang sipit dan jernih agak berkilat, suaranya sedikit suram, "Seandainya suatu hari nanti kamu mendapati ada orang yang melakukan sesuatu yang membuatmu sakit hati dan putus asa, apakah kamu masih akan memaafkannya?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.