Menjalin Cinta Dengan Paman

Dia adalah Siswi Jenius!



Dia adalah Siswi Jenius!

0Pada momen itu, tanpa sadar An Ge'er hanya teringat kepada Qin Mo. Dia sama sekali tidak memerhatikan sedikit perubahan pada ekspresi Bo Yan.     

Jadi, gadis itu pun menggeleng dengan tegas. "Tidak akan."     

"Mengapa?" Pupil mata Bo Yan menciut.     

An Ge'er menunduk dan menatap tangannya sendiri yang kurus dan pucat, lalu berkata perlahan sepatah demi sepatah, "Karena kupikir… kalau orang itu peduli kepadaku, maka dia tidak akan tega menyakitiku…"     

Benar.     

Kalau peduli, mana mungkin tega menyakiti?     

Sebaliknya, orang yang menyakitinya mungkin sama sekali tidak peduli kepadanya. Mengapa dia masih harus memaafkannya?     

An Ge'er juga bukan orang yang suci, yang bisa memaafkan semua hal.     

Siapa sangka, ketika kata-kata itu baru saja diucapkan, raut wajah Bo Yan pun sedikit berubah, alisnya yang hitam berkerut kencang.     

Setelah terdiam untuk beberapa saat, tiba-tiba Bo Yan mengambil ponselnya.     

An Ge'er yang sedang memejamkan mata karena kepalanya pusing pun langsung sadar begitu mendengar kata-kata Bo Yan kepada seseorang di telepon.     

An Ge'er langsung menarik lengan Bo Yan sambil berkata, "Paman, jangan berbuat seperti itu."     

Bibir Bo Yan sedikit berkerut, matanya berkilat dingin. "Apa kamu masih menyimpan perasaan untuknya?!"     

Wajah An Ge'er agak kacau, tetapi dia langsung membantahnya, "Paman berpikir terlalu jauh. Aku hanya tidak ingin mempunyai hubungan apa pun lagi dengan dia. Bahkan secara tidak langsung sekali pun, aku tidak ingin Paman memutuskan kontrak dengannya karena aku, apalagi menyingkirkannya."     

Setelah memberi penjelasan, An Ge'er melihat wajah Bo Yan seakan menjadi sedikit lebih dingin, hatinya pun menegang. Gadis itu buru-buru menjelaskan lagi, "Kalau ada orang kehidupan atau situasinya menjadi buruk karena aku, mungkin seumur hidup aku akan mengingat orang itu. Jadi, aku tidak ingin seperti itu."     

Kata-katanya itu memang fakta. An Ge'er tidak ingin seumur hidup mengingat Qin Mo.     

Jika jatuh cintai atau menyukai orang yang salah, lebih baik untuk tidak saling bertemu lagi. Waktu akan mengubah segalanya.     

Setelah An Ge'er menjelaskan, meskipun Bo Yan tidak mengatakan apa pun, tetapi ekspresi wajah pria itu sepertinya sedikit lebih baik.     

***     

Hasil ujian akhir SMA akan diumumkan dalam dua hari. Sebelum hasilnya keluar secara serempak, An Ge'er tiba-tiba menerima telepon dari rumah.     

Telepon itu dari ayahnya. An Ge'er masih berbicara dengannya seperti dulu.     

Hanya saja, An Ge'er tidak mengira bahwa ayahnya akan memberitahunya sebuah kabar baik yang menggemparkan.     

Ternyata, Dinas Pendidikan secara khusus menelepon dan memberitahu keluarga An Ge'er sebuah kabar baik. Mereka mengatakan kepada orang tuanya bahwa nilai ujian akhir SMA An Ge'er adalah 746. Nilai sempurna adalah 750, maka An Ge'er pun menjadi siswa sains peringkat pertama di kota A, jenius di antara para jenius!     

Ayah An Ge'er yang menerima telepon pemberitahuan dari Dinas Pendidikan. Setelah mengetahui hal itu, dia benar-benar tercengang.     

Pasalnya, keluarga An Ge'er tidak pernah peduli dengan pendidikan gadis itu. Biasanya, mereka hanya mengatakan dengan santai agar An Ge'er belajar dengan rajin pada waktu-waktu tertentu saja.     

Keluarga An Ge'er berpikir sudah bagus kalau gadis yang tinggal di luar dan mengurus dirinya sendiri itu bisa lulus ujian masuk perguruan tinggi.     

Namun, mereka tidak pernah menyangka bahwa ternyata An Ge'er memiliki kemampuan yang begitu hebat di bidang akademik!     

Kakek An Ge'er juga tersenyum senang setelah mengetahui berita itu, dia bahkan menelepon teman-teman lamanya. Semua temannya punya cucu, tetapi hanya cucunyalah siswa dengan nilai tertinggi di kota A. Kakek An Ge'er benar-benar gembira dan memamerkannya di mana-mana.     

An Ge'er memang tidak mendapat perhatian di rumah. Namun bagaimanapun juga, dia tetap menyandang nama keluarga An sehingga hal itu pun membawa nama baik bagi keluarganya. Seketika, mereka pun jadi sedikit lebih peduli dengan gadis itu, bahkan memanggilnya untuk pulang dan mengadakan acara makan-makan.     

Sebenarnya, An Ge'er sudah punya perkiraan tentang nilainya itu. Hanya saja, dia tidak mengira respon keluarganya akan seperti itu.     

Seandainya An Ge'er tahu lebih awal kalau dengan belajar giat dapat membuat keluarganya sedikit lebih ramah kepadanya, mungkin dia akan melakukan hal itu lebih awal dan tidak menunggu sampai sekarang.      

Namun, itu semua hanya karena An Ge'er sudah biasa ditelantarkan.     

Sepulangnya ke rumah, sikap keluarga An terhadap An Ge'er jadi jauh lebih baik. Bahkan, neneknya yang selalu memandangnya seperti seorang musuh pun juga tidak mencari-cari kesalahannya lagi…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.