Menjalin Cinta Dengan Paman

Paman, Malam Ini Kamu Tidur di Sini Saja



Paman, Malam Ini Kamu Tidur di Sini Saja

0Mengikuti Bo Yan menuju kamar, An Ge'er berjalan di belakang. Entah sejak kapan, tapi suasana hati gadis itu sudah menjadi sangat tegang.     

Sebelumnya, saat masih menganggap Bo Yan sebagai paman kandungnya, An Ge'er entah mengapa merasa selalu gelisah saat menghadapinya. Hal itu pun semakin menjadi-jadi saat ini, setelah mengetahui bahwa dia dan pamannya itu tidak memiliki hubungan darah.      

Dan lagi… mereka harus tinggal dalam satu kamar…     

Hal itu membuat jantung An Ge'er melompat-lompat bagaikan guntur.     

Begitu memasuki kamar, An Ge'er hanya berdiri tanpa bergerak, tampak seperti orang bodoh. Seharusnya dia sudah bisa beristirahat, tapi di kamar itu hanya ada satu tempat tidur besar.     

"Pa… Paman…"     

Melihat Bo Yan menanggalkan jaketnya, mata An Ge'er berkilat panik.     

Sementara itu, Bo Yan langsung tahu apa yang dipikirkan An Ge'er begitu melihat ekspresi gadis itu. Dia pun dengan mudah berkata, "Beristirahatlah dengan tenang, sebentar lagi aku ada urusan."     

"Paman, Paman mau pergi dari sini?"     

'Di luar masih hujan, bagaimana dia bisa pergi begitu saja?!'     

Bo Yan melihat kekhawatiran di mata An Ge'er, tatapannya yang dingin pun berubah menjadi sedikit lebih lembut. "Aku tidak pergi ke mana-mana, tadi baru saja aku bertemu teman di bawah. Kamu tidurlah dulu, besok pagi aku akan menjemputmu."     

Saat Bo Yan berkata seperti itu, An Ge'er hanya bisa mengangguk-anggukkan kepala.     

'Tapi teman? Teman apa?'     

'Mengapa tadi aku tidak melihatnya?'     

Bo Yan berjalan keluar. Tiba-tiba, muncul sedikit rasa malu di hati An Ge'er. 'Memangnya Paman akan pergi ke mana?'     

'Bagaimana mungkin aku tidak tahu kalau Paman melakukan ini untukku?'     

Meskipun An Ge'er merasa sedikit malu dan khawatir, tetapi dia tidak bisa melakukan apa-apa. Dia tidak mungkin membiarkan Bo Yan dan dirinya berbaring di ranjang yang sama…     

Sesaat kemudian, An Ge'er mandi dan mendapati bahwa wajahnya tampak sangat merah. Saat keluar, gadis itu membungkus dirinya dengan handuk mandi.     

Sambil menyeka rambutnya, An Ge'er berputar di dekat pintu. Ekspresi wajahnya agak tidak fokus.     

Akhirnya, An Ge'er tidak bisa menahan diri dan diam-diam melihat keluar melalui lubang intip yang ada di pintu. Namun sedetik kemudian, matanya langsung melebar. Sosok pria yang ramping sedang bersandar pada dinding di depannya.     

Orang itu sedikit menunduk, jarinya menjepit sebatang rokok. Dia berdiri di sana dalam keterasingan dan kesepian. Bayangannya memanjang di lantai, semuanya tenang dan indah seperti sebuah lukisan.     

Tiba-tiba, muncul perasaan tertekan dan sakit selama beberapa saat di hati An Ge'er. Dia pun akhirnya membuka pintu, berjalan ke sampingnya, dan menatap pria itu.     

Melihat An Ge'er, Bo Yan sebenarnya sedikit tertegun. Namun, dia bereaksi dengan cepat dan langsung mengernyitkan alisnya sambil berkata dengan tegas, "Kembali ke kamar!"     

Saat itu, tubuh An Ge'er hanya terbungkus handuk mandi!     

Namun, An Ge'er hanya mengerucutkan bibirnya. Setelah menatap Bo Yan untuk waktu yang lama, dia pun melontarkan beberapa kata, "Paman, masuklah denganku."     

"Menurutlah, cepat masuk. Di sini ada kamera."     

"Paman juga masuk!" Nada An Ge'er terdengar tegas.     

Bo Yan tidak berdaya. Dia pun menangkap lengan An Ge'er lalu membawanya masuk ke kamar.     

An Ge'er tidak ingin menanyakan mengapa Bo Yan berada di depan pintu atau di mana teman yang sebelumnya disebutkannya itu. Bagaimanapun, dia yang paling mengerti apa yang terjadi sebenarnya.     

Hanya saja, An Ge'er bertanya-tanya, 'Apakah jika aku tidak meminta Paman masuk, maka dia akan berdiri di depan pintu semalaman?!'     

Hati An Ge'er tiba-tiba tertekan dan sakit.     

Sesaat kemudian, An Ge'er mengambil rokok di tangan Bo Yan dan berkata, "Paman… bukankah aku pernah berkata kalau aku tidak akan membiarkan Paman merokok?"     

An Ge'er mengernyit, lalu melempar rokok itu ke lantai, membungkuk, menginjaknya sampai padam, dan membuangnya ke tong sampah.     

Namun, An Ge'er tidak sadar bahwa gerakannya itu membuat dadanya sedikit terlihat, setengah tertutup dan tersembunyi. Mata dingin Bo Yan menjadi dalam, pria itu pun langsung bergegas mengalihkan pandangannya.     

Sebenarnya, Bo Yan perlahan-lahan sudah mulai berhenti merokok, tetapi An Ge'er… malah membuatnya tenggelam semakin dalam.     

Saat tidak sengaja melihat ke arah cermin, akhirnya An Ge'er menyadari penampilannya. Seketika, gadis itu pun terkejut, wajahnya memerah dan merasa sangat malu.     

An Ge'er bergegas mengambil pakaiannya lalu berjalan ke kamar mandi. Dengan tubuh yang setengah tertutup itu, dia berkata dengan sorot mata yang agak tidak wajar, "Paman… malam ini Paman tidur di sini saja…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.