Menjalin Cinta Dengan Paman

Cinta yang Tidak Pantas!



Cinta yang Tidak Pantas!

0An Ge'er sangat familier dengan wajah tampan dan jelas itu.     

Hati An Ge'er seketika kacau. Dia bergegas menunduk lalu memutar tubuhnya dan berjalan ke arah sebaliknya, kedua tangannya terkepal erat.     

Saat ini, An Ge'er sama sekali tidak punya muka untuk menghadapi pria itu. Nantinya juga tidak.     

Arus lalu lintas terus mengalir tanpa akhir di jalan raya yang lebar, mobil itu sama sekali tidak bisa langsung berputar balik. Jadi, An Ge'er mengira dia telah berhasil melarikan diri.     

Sampai ketika gadis itu terus berjalan maju dan melihat sebuah bayangan ramping yang muncul di bawah lampu jalan di depannya. Langkah An Ge'er pun tiba-tiba terhenti, napasnya menegang.     

Menengadahkan kepala, pria itu berdiri di bawah lampu jalan. Sudah malam, pria itu telah melepas setelan jasnya yang dingin dan mengenakan pakaian kasual.     

Kedua tangan pria itu terselip di saku celana. Beberapa helai rambut berserakan di depan matanya, melapisi mata sipit dan jernihnya yang sedikit terangkat. Ada semacam pesona memikat yang tidak terungkapkan darinya.     

Cahaya putih terang jatuh menyinari tubuhnya. Di bawah cahaya abu-abu, siluet tampan pria itu tampak seakan-akan semacam jejak yang jelas. Dengan semacam postur yang arogan, dia terukir dalam di hati dan tulang An Ge'er.     

An Ge'er berdiri di tempat. Untuk sesaat, jantungnya terasa sangat sakit, matanya memerah. Dia hanya terdiam, menatap pria yang menghadang di depannya itu. Hidung mungilnya mulai memerah, menunjukkan kesedihan dan rasa teraniaya yang tidak terkatakan.     

'Apa sebenarnya yang dipikirkan oleh pria itu? Apa yang sebenarnya ada di lubuk hatinya?'     

An Ge'er merasa semakin membenci dirinya sendiri.     

'Tapi mengapa dia masih muncul di hadapanku?'     

Sebenarnya, yang paling membuat An Ge'er bersedih bukanlah hal itu, tetapi karena Bo Yan harus mengetahui rahasianya dari mulut Xu Wei. Pria itu harus mengetahui perasaannya dari orang lain.     

Bahkan setelah mengetahuinya, Bo Yan masih begitu tenang. Tidak peduli baik atau buruk, tidak ada sedikit pun ekspresi di wajahnya.     

Ekspresi Bo Yan begitu acuh tak acuh, seakan apa pun yang terjadi kepada An Ge'er sama sekali tidak ada hubungannya dengan dirinya.     

'Ya…'     

An Ge'er mengejek dirinya sendiri dalam hati.     

'Paman pernah berkata kalau aku hanyalah seorang anak kecil.'     

Bahkan saat mendidik mental An Ge'er sebelumnya, Bo Yan pernah mengatakan bahwa gadis itu masih tidak mengerti apa pun di usianya yang sekarang. Jadi, dia berkata An Ge'er tidak boleh tergerak kepada siapa pun.     

Akhirnya, An Ge'er pun menunduk dan berjalan melewati Bo Yan dalam diam.     

Pada momen saat An Ge'er melewati bahu Bo Yan, angin berembus. Rambut An Ge'er yang sepanjang pinggang melambai dengan lembut dan mengenai jari pria itu, meninggalkan sentuhan yang halus.     

Lengan An Ge'er tiba-tiba terbelenggu. Lalu, gadis itu pun menghentikan langkahnya dan menarik lengannya dengan kuat.     

Namun, pria di belakangnya langsung berbalik. Satu tangan Bo Yan masih terselip di saku celana, tangan lainnya dengan sedikit kuat menarik tubuh mungil An Ge'er ke dalam pelukannya.     

"Pulang denganku."     

An Ge'er melawan, tetapi Bo Yan semakin erat memeluknya, membuat kepalanya menempel erat di dada pria itu.     

Setelah itu, Bo Yan berkata dengan tidak berdaya sekaligus penuh kasih sayang, "Anak baik, sudah terlalu malam, pulanglah denganku."     

An Ge'er langsung menangis begitu mendengarnya. Dia mengubur kepalanya di dada Bo Yan sambil terisak pelan.     

Sesaat, An Ge'er tidak tahu apakah dia sedang sedih atau kecewa.     

'Aku adalah anak yang naif ya… Hanya tahu bahwa aku harus bergantung pada hal semacam ini untuk mendapatkan perhatiannya...;'     

Sejak tadi, Bo Yan telah memarkirkan mobilnya di pinggir jalan. Mereka pun berjalan ke sana.     

Tubuh An Ge'er terbungkus jaket Bo Yan, tetapi hidung mungilnya masih merah.     

Sebenarnya, An Ge'er tidak pernah berpikir untuk mengungkapkan perasaannya. Selama ini, yang paling tidak berani dia hadapi adalah dirinya sendiri, dia tidak dapat melupakan hal itu.     

Sebelumnya, Bo Yan menyelidiki An Ruxue karena mengetahui bahwa An Ge'er diperkosa. Padahal sebenarnya, An Ge'er lebih memilih hal itu diketahui oleh semua orang di dunia, daripada diketahui oleh pria itu.     

Kejadian mengerikan itu membuat An Ge'er sangat malu. Bahkan, dia takut Bo Yan akan membencinya. Jika begitu, jarak keduanya akan semakin jauh. Selamanya An Ge'er hanya bisa berharap.     

'Paman mengetahui pikiranku yang menyimpang dari Xu Wei... Jadi, apakah diamnya dia sekarang ini sudah menunjukkan semuanya? Tanpa menyembunyikan hal yang tak terlihat?'     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.