Menjalin Cinta Dengan Paman

Rasanya Jantung Berdebar



Rasanya Jantung Berdebar

0Beberapa waktu terakhir, An Ge'er memang selalu sibuk. Selain itu, masalah yang terjadi sebelumnya juga membuat hubungan gadis itu entah sengaja atau tidak menjadi renggang dengan Bo Yan. Mereka cukup asing.     

Awalnya, An Ge'er mengira hubungannya dengan Bo Yan mungkin akan terus seperti itu. Siapa sangka kalau tebakan itu benar hanya untuk awalnya, tetapi tetap salah untuk akhirnya.     

"Film ini bagus."     

"Apakah hanya filmnya yang bagus?" An Ge'er bergumam pelan.     

"Pemilihan aktornya juga bagus," pria itu berkata sambil menyeringai.     

"Oh? Aktor mana yang bagus?" An Ge'er mencuri pandang kepada pria di sebelahnya itu.     

Bo Yan melirik An Ge'er sebentar, lalu berkata dengan nada datar, "Aktor… selain kamu."     

An Ge'er pun terdiam karena kesal.     

Wajah An Ge'er berubah dari merah menjadi pucat. Saat gadis itu menggertakkan gigi dan mengepalkan tinjunya, dia malah mendengar tawa rendah dan elegan Bo Yan. Telinga An Ge'er seketika memerah.     

Meskipun adegan di akhir film agak menyedihkan, anehnya, hati An Ge'er malah terasa bahagia setelah selesai menonton fillmnya.     

'Sebenarnya… setelah melihat Bo Yan.'     

An Ge'er pun memahami semua.     

Selama film diputar, Xia Qiqi juga tidak ada. Di bioskop itu, tidak ada orang lain kecuali An Ge'er dan Bo Yan. Jadi, kata-kata yang diucapkan Xia Qiqi saat waktu masuk ke sana itu benar.     

'Ya, bioskop ini disewa.'     

'Benar, oleh orang yang ada sampingku ini. Paman.'.     

Pertama kali. Setiap hal yang menjadi pertama kali selalu penting dalam kehidupan. Orang yang saat ini paling diperdulikannya melakukan hal seperti itu untuknya, juga menemani di sampingnya. An Ge'er sangat puas.     

Setelah film berakhir, di dalam bioskop sangat gelap itu, Bo Yan berdiri. An Ge'er tidak bisa melihat apa yang ada di bawah kakinya dengan mencoba untuk mencari tempat agar bisa berdiri stabil. Namun tanpa sengaja, dia menyentuh tangan Bo Yan.     

Kemudian, dua tangan itu pun saling bersentuhan secara refleks, tampak tidak mencurigakan.     

Beberapa saat setelah itu, saat An Ge'er antara sengaja atau tidak sengaja ingin melepaskannya, tangannya tiba-tiba dipegang oleh sebuah tangan besar yang hangat dan ramping. Dengan lembut, tangan An Ge'er digenggam di telapak tangannya…     

An Ge'er sedikit menundukkan wajahnya.     

Meskipun berada di tengah kegelapan, tetapi itu tetap tidak dapat menyembunyikan rona merah yang perlahan merayap dari dasar telinga An Ge'er..     

Akhirnya, Bo Yan dan An Ge'er pun keluar dari ruangan gelap itu.     

Di luar sangat terang, tetapi An Ge'er masih tidak ingin berpisah. Dia menunduk dan melihat tangan Bo Yan, ramping seperti giok, sendi-sendinya jelas, indah luar biasa. Tanpa sadar gadis itu pun mengenang kemunculan pamannya untuk pertama kali dulu, saat menjemputnya sepulang sekolah.      

Saat itu, Bo Yan duduk di mobil menunggunya. Tangannya bersandar di jendela mobil, jarinya menjepit sebatang rokok.     

Tangan itu adalah tangan indah yang sedang bergandengan dengannya. An Ge'er tertarik dengan cepat, seakan ada sihir yang hangat dan membuatnya tenang.     

Pada waktu yang bersamaan, ada banyak orang yang keluar dari bioskop. Beberapa di antara mereka pun tanpa sengaja menabrak tangan An Ge'er dan Bo Yan yang terjalin erat hingga terlepas.     

Saat itu, ada sedikit penyesalan di hati An Ge'er. Suhu tubuh Bo Yan masih tertinggal di ujung jarinya.     

Ketika An Ge'er masih merasa menyesal, siapa sangka saat Bo Yan berjalan mengikutinya, secara alami pamannya itu menggenggam tangan kecilnya lagi.      

An Ge'er tidak tahu perasaan apa itu. Hanya saja, seperti muncul rasa manis seperti madu di dalam hatinya.     

'Aneh sekali.'     

An Ge'er merasakan debaran jantung yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.     

Pada saat yang bersamaan, An Ge'er mendengar begitu banyak orang di sekelilingnya yang sedang membicarakan filmnya. Gadis itu pun merasa sedikit tidak berdaya.     

'Xia Qiqi…'     

'Gadis ini berani sekali mempermainkanku, membuatku benar-benar mengira bahwa film pertamaku ini akan sangat buruk.'     

Di bioskop, sejumlah besar orang keluar masuk. Tiba-tiba, Xia Qiqi menelepon An Ge'er.     

Baru saja An Ge'er menerima panggilan Xia Qiqi dan akan mengomelinya, tetapi dia dikejutkan oleh suara tangisan di ujung telepon. Gadis itu pun bergegas bertanya kepada sahabatnya apa yang sedang terjadi.     

Hasilnya, Xia Qiqi yang ada di seberang telepon pun menangis sambil mengucapkan sebuah kalimat yang membuat hati An Ge'er langsung sakit.     

Xia Qiqi berkata, "Aku terlalu tenggelam dalam film. Sesaat, aku mengira kamu benar-benar mati."     

Hati An Ge'er tiba-tiba bergetar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.