Menjalin Cinta Dengan Paman

Apa Kamu Masih Perawan?



Apa Kamu Masih Perawan?

"Dasar tidak tahu malu, orang gila!"     

Merasa malu dan marah, An Ge'er melayangkan tamparan. Namun, Rong Bei dengan gesit menangkap pergelangan tangannya, lalu mengambil dasi yang sudah disiapkan. Saat An Ge'er masih menatapnya dengan shock gadis, dia langsung mengikat pergelangan tangan gadis itu.     

Dia diikat di tangga. An Ge'er ketakutan dan berjuang untuk menyentakkan tangannya.      

"Kamu, kamu mau apa?!"     

"Mau apa?!"     

Rong Bei mengulangi pertanyaan An Ge'er. Dia mengangkat alisnya, lalu tiba-tiba mendengus dingin, "Tentu saja aku akan melakukan itu kepadamu!"     

Saat mengatakan hal itu, Rong Bei sudah membelenggu kedua lengan An Ge'er dan mengikatnya bersama-sama.     

Wajah An Ge'er pun menjadi pucat seketika.     

'Sialan!'     

'Dia ingin melakukan itu kepadaku?!'     

'Sekarang?!'     

'Apa dia sebegitu bernafsu?!'     

'Lagi pula, apa dia sinting?! Melakukannya di sini?! Ini koridor! Orang bisa masuk kapan saja!'     

'Tapi yang paling penting, yang paling penting bagaimana aku bisa mencari waktu untuk melarikan diri kalau seperti ini?!'     

"Apa kamu sudah gila?! Kulihat kamu terlalu bernafsu, jadi aku seorang diri pasti tidak akan bisa! Panggil saja beberapa orang lagi untuk memuaskanmu!"     

An Ge'er menggertakkan giginya, tangannya diam-diam mencoba untuk melepaskan dasi yang mengikatnya dan bersiap untuk melarikan diri.     

Saat Rong Bei mengikatnya, An Ge'er memikirkan sesuatu. Gadis itu sengaja mengatupkan tangannya menjadi satu dan meninggalkan celah di bagian tengah. Dengan seperti itu, maka dia akan lebih mudah melarikan diri.      

Namun tiba-tiba, Rong Bei mengangkat rahang An Ge'er. Tangannya yang ramping mengelus kulit lembut gadis itu.     

Bibir tipis Rong Bei semakin mendekati telinga An Ge'er, suaranya membawa godaan yang tak terungkapkan, "Aku memang bernafsu. Aku sudah terlalu lama menginginkanmu, mendapatkanmu akan membuatku puas. Kenapa? Katakan kepada kakak, apa kamu masih perawan? Apa kamu mau aku melakukannya dengan lebih lembut?"     

Kata-kata bajingannya itu seketika membuat An Ge'er merasa malu sekaligus marah hingga wajahnya memerah. Dia menggertakkan giginya dengan murka, "Kamu penjahat! Dasar maniak! Apa aku mengenalmu?! Kamu memaksaku sampai di sini, aku akan menuntutmu!"     

"Menuntutku? Haha!" Rong Bei langsung tertawa keras, lengkungan di sudut bibirnya tampak bengis dan gila, "Hei gadis kecil, percaya atau tidak, biarpun kakak dipenjara seratus kali, itu juga karena memerkosamu seratus kali."     

'Jadi, gadis kecil ini ingin membuatku masuk penjara?'     

'Hmm, menarik juga…'     

'Tapi, siapa yang berani memenjarakanku?!'     

Sudut mata An Ge'er berkedut, dia tidak bisa berkata apa-apa. Jantungnya berdegup kencang, bagaikan dilewati oleh puluhan ribu kuda!     

"Kamu yakin mau melakukannya di sini?!"     

'Tolonglah...;'     

'Bisakah dia lebih manusiawi sedikit?!'     

Rong Bei menyeringai, senyumannya bengis dan memaksa.     

"Hmm? Tidak berani? Apa kamu tidak berpikir bahwa koridor ini sepertinya lebih menantang, lebih menggairahkan?!"     

An Ge'er hanya bisa mengumpat di dalam hati.     

'Benar-benar gila!'     

'Dari mana datangnya maniak ini? Tuhan, tolong cepat seret orang ini pergi, aku sudah hampir tidak tahan lagi!'     

An Ge'er percaya Rong Bei bisa melakukan apa saja yang dia mau. Jadi, dia berencana akan membuka identitas aslinya kepada pria itu jika memang sudah tidak bisa melakukan hal yang lain lagi.     

Saat An Ge'er membuka matanya lagi, dia melihat tangan Rong Bei perlahan-lahan bergerak ke pinggangnya yang ramping, lalu langsung ke dadanya!     

"Hentikan tanganmu! Kamu berani menyentuhku?!"     

An Ge'er berteriak marah. Refleks, dia pun langsung menjulurkan kakinya dan menendang Rong Bei dengan kuat. Namun, pria itu menunjukkan bahwa ancaman seperti itu tidak berguna sedikit pun.     

Rong Bei sudah terlalu lama memikirkan keindahan bentuk tubuh An Ge'er. Kenikmatan yang sudah lama dinantikannya itu ada di depan mata, bagaimana mungkin dia akan melepaskannya dengan mudah?!     

Sudut bibir Rong Bei tersenyum jahat, jari-jarinya yang putih dan ramping bergerak ke kain di atas dada An Ge'er. Dia sengaja menyiksa gadis itu dengan melepaskan satu demi satu kancingnya kemejanya.     

Dengan kedua tangan terikat di atas kepalanya, posisi An Ge'er itu membuat keindahan dadanya semakin menarik mata. Satu demi satu kancing yang terbuka semakin menampakkan sebagian kulitnya yang halus bagaikan giok putih…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.