Menjalin Cinta Dengan Paman

Kakak Suka dari Belakang



Kakak Suka dari Belakang

0Kancing kemeja An Ge'er terlepas satu per satu, gadis itu mengenakan kaus kecil ketat berwarna putih di dalamnya.     

Di tengah perlawanannya, pinggang putih An Ge'er yang kecil dan ramping telah terbuka. Kaus yang tipis dan ketat di tubuhnya itu merosot dari bahu, lalu menonjol oleh kelembutan di dadanya.     

Dada An Ge'er naik turun karena tegang, dia agak gemetar. Pemandangan itu benar-benar memikat, mungkin bisa sampai membuat orang yang melihatnya mimisan.     

Rong Bei jelas merasa bahwa Rong Bei kecil yang ada di bawah mulai berteriak.     

An Ge'er menggigit bibirnya, matanya memerah, dia benar-benar marah sampai hampir menangis.     

Melihat sifat Rong Bei yang gigih dan nekat, seandainya An Ge'er bisa lolos, dia pasti akan membalasnya di kemudian hari.     

An Ge'er berjuang untuk melepaskan dasi yang mengikat kedua tangannya. Pada itu juga, seberkas antusiasme yang membara tiba-tiba muncul di mata Rong Bei yang sipit.     

"Siluman kecil, kamu benar-benar mempunyai modal untuk membuat pria tergila-gila padamu!"     

Wajah An Ge'er yang marah tampak memikat. Belum lagi, tubuhnya yang murni dan sensual!     

Setelah mengatakan hal itu, Rong Bei akan menerjang ke depan.     

"Sebentar! Tunggu…!"     

An Ge'er tiba-tiba berteriak dan menghentikan Rong Bei. Sambil agak terengah-engah dan tatapan mata yang jernih, dia memandang pria itu dengan sangat serius, lalu berkata, "Apa kamu lupa kalau sebelumnya kamu ingin mengatakan sesuatu padaku?!"     

'Plot ini salah! Benar-benar salah!'     

'Dia berkata kalau dia akan memaksa kalau pernyataan cintanya tidak berhasil. Tapi, mana pernyataan cintanya? Dia bahkan tidak mengatakannya padaku?!'     

'Mengapa dia tiba-tiba melewatinya dan langsung melakukan pemaksaan?'     

Rong Bei sedikit mengangkat alis ketika mendengar perkataan An Ge'er, sepertinya dia juga mengingat langkah-langkah yang seharusnya dilakukan.     

Beberapa saat setelah itu, bibir Rong Bei yang tipis tersenyum jahat.     

"Awalnya kukira itu perlu. Sebenarnya kakak ingin berpura-pura menjadi pria terhormat di depanmu, tapi kamu malah menyingkap sifat jahatku. Maaf, kalau begitu, kamu tidak bisa menyalahkan kakak."     

An Ge'er menangis dan menggertakkan giginya dengan marah.     

Sementara itu, Rong Bei langsung menghambur dan hendak memporak-porandakan dua kesayangan kecil yang telah lama diidamkannya. Namun baru saja saja menyentuh dan belum sempat merasakan kelembutan mereka, An Ge'er berteriak kesakitan sambil mengernyit, "Ah, jangan, tolong! Tolong aku! Kakiku sakit sekali! Kram, kram, tolong aku…!"     

An Ge'er meluruskan kakinya, dahinya berkeringat dingin.     

Awalnya, Rong Bei mengira An Ge'er berbohong. Namun saat melihat wajahnya yang pucat dan hampir menangis kesakitan, dia pun menghentikan gerakannya dan melihat kaki gadis itu dengan alis yang agak terangkat.     

Rong Bei langsung melepas salah satu sepatu An Ge'er, lalu meletakkan tangannya di telapak kaki gadis itu dan meremasnya dengan kuat. "Apakah begini lebih baik?"     

An Ge'er diam-diam memicingkan mata dan menatapnya, tapi dia dikagetkan oleh wajah Rong Bei yang sangat serius.     

'Apa dia benar-benar percaya?'     

"Tidak, tidak, masih sangat sakit!"     

Setelah mengatakannya, An Ge'er melihat Rong Bei sibuk membantunya mengatasi kram di kakinya. Diam-diam, dia pun mulai menggerakkan pergelangan tangannya yang akhirnya lebih longgar.     

An Ge'er bergegas dan mencari kesempatan yang tepat. Sesaat kemudian, dia dengan tiba-tiba mendorong Rong Bei, lalu melompat menuruni tangga bahkan tanpa memakai sepatunya.     

Ekspresi Rong Bei langsung berubah!     

'Sialan! Aku menganggapnya serius, tapi ternyata gadis itu menipuku?'     

'Bagaimana bisa aku hampir lupa bahwa gadis itu adalah seorang aktris?!'     

Setelah berdiri, Rong Bei berjalan menuruni tangga dengan santai sambil membawa sepatu An Ge'er. Suaranya yang jahat dan dingin sedikit demi sedikit terdengar di koridor yang kosong, "Pelan-pelan larinya, jangan sampai jatuh. Kalau tidak, malam ini aku tidak akan peduli lagi, kakak suka dari belakang…"     

Kaki An Ge'er tiba-tiba terhuyung! Tiba-tiba, dia merasa lututnya sakit tanpa bisa dijelaskan.     

An Ge'er bisa menjamin bahwa seumur hidupnya, dia belum pernah berlari secepat itu. Setelah keluar dari koridor, gadis itu berlari ke hall, kemudian langsung bergegas keluar dari gedung klub dan akhirnya sampai di jalan raya!     

'Ya Tuhan!'     

'Ini benar-benar tidak mudah.'     

Akhirnya, An Ge'er lolos.     

Di depan pintu klub kelas atas "Night Scene", semuanya mobil mewah, tidak ada satu pun taksi. Melihat orang yang mengejar di belakangnya hampir keluar, An Ge'er pun menangis…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.