Menjalin Cinta Dengan Paman

Cheng Yaojun yang Muncul di Tengah Jalan



Cheng Yaojun yang Muncul di Tengah Jalan

0An Ge'er hampir menangis, dia berlari tanpa henti di jalan raya dengan bertelanjang sebelah kaki.     

Malam telah gelap. Tiba-tiba, dua cahaya terang datang dari belakang. An Ge'er menoleh dan melihat sebuah mobil menyalakan mesinnya. Pria di dalam mobil itu tampak menjulurkan kepala, bersiul, dan melambaikan tangan kepadanya.     

An Ge'er pun langsung terkejut. Gadis itu sudah akan menangis.     

'Apakah hari ini aku benar-benar harus dibawa dengan paksa oleh Rong Bei si bajingan itu?!'     

Namun, di saat An Ge'er ingin menangis tanpa air mata, tiba-tiba terdengar suara mesin motor besar tidak jauh dari sana. Moge itu melaju kencang bagaikan kilat di tengah malam!     

Melihat itu, mata An Ge'er pun langsung melebar, Lalu dengan putus asa dia menghadang di tengah jalan sambil mengulurkan tangannya.     

Motor besar hitam yang melaju kencang itu terlihat sangat keren. Melesat di malam hari dengan kecepatan yang sangat mendebarkan, kecepatan yang membuat orang berdecak kagum sekaligus ngeri. Orang yang mengendarainya seakan sedang bergegas datang dari suatu tempat dengan sangat tidak sabar.     

Namun, An Ge'er sama sekali tidak memerhatikan kecepatan motor besar itu.     

Setelah menghadangnya dengan nekat, An Ge'er langsung berlari ke belakang motor itu dan naik dengan cepat sambil terengah-engah. Dia bahkan tidak bisa melihat pria yang memakai helm itu, tetapi dia tidak peduli.     

An Ge'er duduk di belakang orang itu, suaranya agak mendesak, "Cepat, cepat! Tolong, cepat pergi dari sini! Hindari mobil di belakang itu."     

Tidak perlu diragukan, motor besar itu datang pada waktu yang benar-benar tepat.     

Selama bisa menghindari mobilnya dan memasuki gang, maka An Ge'er tidak perlu khawatir Rong Bei akan menyusul.     

Bagaimanapun, hanya motor yang bisa bergerak dengan bebas di tengah lautan kendaraan.     

Namun, di saat An Ge'er merasa lega, pandangan mata pria yang mengenakan helm di depannya itu jatuh ke salah satu kakinya yang telanjang. Tatapannya seketika menjadi dalam.     

Saat menoleh dan melirik mobil yang datang dengan cepat itu, mata pria yang mengenakan helm itu memicing, bibir tipisnya terkatup rapat. Seketika itu juga, ada hawa dingin menusuk tulang yang terpancar darinya.     

Pada momen itu, suasana di sekitarnya menjadi sangat dingin dan tegang. Namun, An Ge'er tidak memerhatikannya.     

Melihat pria itu terdiam, An Ge'er menepuk bahunya dengan tidak sabar sambil berkata, "Cepat! Tolong, ayo pergi!"     

Pria itu menoleh dan melirik An Ge'er, ada kemarahan dan kebencian yang kental terpancar di wajahnya. Matanya yang ramping dan jernih itu sangat dingin.     

Pria itu sama sekali tidak berbicara. Tanpa menoleh, dia memberikan sebuah helm untuk An Ge'er.     

Kemudian, saat An Ge'er mendesak pria di depannya itu untuk segera melaju, motor itu tiba-tiba bergerak. Ketika mobil di belakang sudah hampir mengejar, motor besar itu seperti panah yang terlepas, melesat dengan cepat.     

Motor besar itu bergerak dengan tiba-tiba. Meskipun An Ge'er sudah bersiap-siap, tubuhnya tetap mendadak limbung sampai hidung mungilnya menabrak punggung pria itu dengan keras tanpa bisa dihindari.     

"Ah!" Hidung An Ge'er langsung sakit dan dia mendengus pelan.     

Motor itu melaju cepat, di telinganya An Ge'er hanya ada suara deruan.     

Setelah beberapa saat, An Ge'er samar-samar mendengar pria itu mengatakan sesuatu, tapi dia tidak bisa mendengarkan dengan jelas. Dengan tubuh condong ke depan dan menempel ke punggung pria itu, dia bertanya dengan suara keras, "Apa kamu baru saja mengatakan sesuatu?"     

Mendengarnya, pria itu sedikit memiringkan kepala, bibirnya yang tipis dan dingin sedikit bergerak.     

An Ge'er terkejut. Gadis itu lalu menatap orang di depannya dari bahu hingga ke pinggangnya yang ramping. Dia ragu-ragu sejenak, mencondongkan tubuhnya ke depan, lalu menjulurkan kedua tangannya.     

Pria itu baru saja berkata, "Pegang pinggangku."     

An Ge'er berpikir pria di depannya itu takut kalau dia akan jatuh.     

Motor itu melaju dengan sangat cepat. Namun, Ferrari yang berada di belakangnya masih bisa mengejar.     

"Cepat, cepat ke tempat yang banyak orang dan banyak kendaraannya!" An Ge'er berteriak sambil merangkul pinggang pria di depannya itu. Dia merasa sangat tegang.     

'Aku tidak boleh tertangkap oleh penjahat maniak itu lagi!'     

Rong Bei menatap Cheng Yaojin yang tiba-tiba muncul di tengah jalan itu. Matanya agak dalam, sudut bibirnya yang tipis sedikit terangkat menampilkan seringaian dingin…     

(Cheng Yaojin adalah Jenderal di zaman Dinasti Tang yang pemberani dan pandai berkuda)     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.