Menjalin Cinta Dengan Paman

Wanita Ini, Aku Harus Merebutnya Kembali!



Wanita Ini, Aku Harus Merebutnya Kembali!

0An Ge'er percaya bahwa orang yang tidak takut mati pasti bisa melakukan hal semacam itu!     

'Tapi ini kota A, apa dia mau membunuh orang?!'     

Saat An Ge'er sedang berpikir, sebuah truk kaliber besar datang dari bawah jembatan. Pada saat itu, Ferrari di atas jembatan itu tanpa ragu menerobos penghalang dan meluncur ke bawah.     

"Brak!"     

Setelah suara nyaring terdengar, Ferrari itu jatuh dengan mantap di atas truk. Kemudian, mobil itu bergerak di sepanjang bagian depan dan turun ke bawah dengan cepat. Menghadapi perubahan yang mendadak, truk besar itu pun tiba-tiba mengerem.     

Di sisi lain, Ferrari itu berhenti dengan posisi melintang dan sepenuhnya memotong jalan yang akan dilewati motor besar yang ditumpangi An Ge'er.     

Rong Bei memblokirnya dengan ketat.     

"Ya Tuhan!"     

"Sialan, situasi macam apa ini?!"     

"Ada apa ini sebenarnya…?!"     

"Ya Tuhan, apa orang ini tidak menginginkan nyawanya lagi? Nyalinya terlalu besar!"     

"Apa ini sungguhan? Apakah ini syuting film?!"     

Berbagai komentar pun muncul dari orang-orang yang melihat adegan gila Rong Bei.     

Muncul suara decitan rem di sekeliling An Ge'er. Dalam sekejap, jalan menjadi macet dan banyak mobil yang terjebak di sana. Mereka yang tidak sempat menginjak rem tidak bisa menghindari tabrakan.     

Mobil Rong Bei berhenti secara melintang. Secara tidak langsung, An Ge'er dan pria bermotor itu pun dipaksa untuk mundur!     

Seketika, terdengar suara umpatan-umpatan dari berbagai penjuru.     

Menyadari bahwa masalah itu telah berkembang menjadi lebih besar, hanya ada satu pikiran di benak An Ge'er, 'Aku tidak boleh dibawa pergi oleh Rong Bei!'     

'Kalau tidak, akibatnya…'     

'Terlalu mengerikan untuk dipikirkan!'     

Pada saat yang bersamaan, An Ge'er takut pria yang mengendarai motor besar itu akan meninggalkan motornya dan lari, meninggalkannya terjebak seorang diri di tengah kekacauan itu.     

Memikirkan hal itu, tangan An Ge'er yang mencengkeram pakaian di pinggang pria itu pun tanpa sadar mengencang.     

Ferrari yang berjarak hanya beberapa beberapa meter darinya itu masih berhenti. Beberapa saat kemudian, tampak jendela mobil perlahan diturunkan.     

Pria di dalam mobil meletakkan satu tangannya di kemudi dan tangan lainnya di jendela mobil. Cahaya merah yang samar tampak di ujung jarinya yang putih. Matanya memandang ke depan, fluktuasi dan emosi tidak terdengar dari suaranya saat berbicara, "Gadis kecil, apa sudah cukup main-mainnya? Sudah waktunya pergi dengan kakak."     

Nada Rong Bei seperti sedang berbicara kepada hewan peliharaan yang memberontak. Beberapa kata yang sangat sederhana, tetapi membuat orang yang mendengarnya bergidik.     

Hawa dingin memancar di sekujur tubuh Rong Bei. Sejak menghentikan mobilnya di tengah jalan dan membuat kemacetan, pria itu bahkan tidak melirik An Ge'er. Namun, gadis itu tahu bahwa dia sedang marah.     

'Tidak, Rong Bei sangat marah.'     

Mata An Ge'er yang seperti air dalam berkilat, tubuhnya condong ke depan, bibirnya yang berwarna merah muda dan halus itu sedikit terbuka, "Aku tidak mau."     

Entah kepada siapa kata-kata itu diucapkan.     

Sudut bibir Rong Bei agak berkedut. Dia berbalik, matanya yang sipit dan menawan itu tidak memandang An Ge'er, tetapi memandang ke pria di depannya yang mengendarai motor besar itu.     

Sudut bibirnya sedikit tertarik, Rong Bei tersenyum samar. Meskipun sepasang matanya sangat indah, tetapi hal itu tidak dapat menyembunyikan kabut dan kegilaan yang sedang melintas di kedalamannya.     

'Aku harus melakukannya!'     

'Wanita ini, aku harus merebutnya kembali!'     

Ekspresi pria di atas motor besar itu datar, tetapi cukup jelas. Lapisan es secara bertahap memenuhi penglihatannya. Seluruh tubuhnya memancarkan aura dingin dan keganasan yang tidak dapat diabaikan.     

Melihat Rong Bei, pria itu sama sekali tidak mundur. Namun, dia tiba-tiba angkat bicara. Dengan suara yang sangat rendah, dia mengucapkan beberapa patah kata, "Duduk yang stabil."     

Hanya tiga kata, tetapi bisa membuat hati An Ge'er seketika menegang!     

'Pria ini tidak meninggalkanku!'     

Setelah itu, tiba-tiba terdengar suara motor yang menyala. Bahkan di malam yang bising, suara itu terdengar jelas dan tidak biasa.     

Mendengar suara motor yang menyala itu, seringaian pria di dalam mobil pun sedikit demi sedikit memudar.     

Pada saat yang bersamaan, Rong Bei baru menyadari dan mengakui di dalam hatinya bahwa pria itu benar-benar bukan pria biasa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.