Menjalin Cinta Dengan Paman

Paman, Apakah Kamu Cemburu?



Paman, Apakah Kamu Cemburu?

0An Ge'er tidak berdaya, dia berbaring di tempat tidur sambil memegangi rambutnya dengan sedikit frustasi. "Tolonglah, dengarkan aku bicara sampai selesai dulu, oke?"     

"… Masih mau bicara apa lagi? Bukankah kamu ingin tahu apakah laki-laki yang kamu sukai itu cemburu karena kamu atau tidak?! Cepat katakan padaku siapa dia!"     

An Ge'er sudah ingin melempar ponselnya saat mendengar ucapan Xia Qiqi.     

'Sialan!'     

'Aku menyukai pamanku sendiri.'     

'Bagaimana aku bisa mengatakan ini?'     

Tidak mendengar jawaban apa pun dari An Ge'er, Xia Qiqi cemberut dan menggerutu dengan tidak senang, "Dasar kamu tidak punya hati nurani! Bagaimana bisa kamu tidak mau mengatakan hal semacam ini kepadaku, tapi… Oke, baiklah."     

Di tempat lain, Xia Qiqi mengangkat alis lalu melanjutkan, "Pikirkanlah, kalau seorang pria menyukaimu dan melihatmu terlibat dalam hubungan tidak jelas dengan pria lain, tentu saja dia akan marah, sangat marah, cemburu! Apa kamu mengerti?!"     

"Cemburu? Bagaimana sikapnya jika cemburu?"     

An Ge'er bertanya-tanya.     

"Tentu saja dia akan berinisiatif datang menemuimu. Kalau menyukai seseorang, tentu saja dia harus bersumpah menunjukkan kekuatannya..."     

Saat Xia Qiqi sedang bicara di ujung telepon, An Ge'er tiba-tiba mendengar ada orang yang mengetuk pintu kamarnya.     

Seketika, jantung gadis itu pun berdebar. Pasalnya, saat itu di atas tidak ada orang lain lagi selain Bo Yan.     

"Dengar tidak?! Berinisiatif datang, dia akan menunjukkan bahwa kamu miliknya!"     

Xia Qiqi mengulangi ucapannya sekali lagi. Namun, An Ge'er sudah agak linglung karena di luar Bo Yan sedang mengetuk pintu.     

'Dia datang.'     

An Ge'er sedikit kacau.     

'Ini… hanya kebetulan, 'kan?'     

"Bagaimana cara dia menunjukkan bahwa aku miliknya?"     

Setelah bertanya, An Ge'er menarik napas dalam-dalam, kemudian berjalan untuk membuka pintu.     

Xia Qiqi pun menjawab dengan bersemangat, "Omong kosong! Tentu saja dengan mencium paksa! Itu menunjukkan kepemilikan! Tentu saja dia ingin memilikimu dari atas sampai bawah... Kamu jangan meremehkan kecemburuan laki-laki! Kukatakan kepadamu… Eh, mengapa tidak ada suaranya…?"     

Setelah itu, Xia Qiqi mendengar suara, "Tut... tut...'     

An Ge'er memutuskan telepon.     

Gadis itu berusaha bernapas dengan tenang dan memandang ke depan. Di sisi lain, Bo Yan sudah membuka pintu tanpa izin.     

Pria itu mengenakan kemeja hitam dengan tekstur berkualitas yang membuat dia tampak semakin putih bagaikan giok. Auranya dingin dan acuh tak acuh, menawan, kontras dengan cahaya redup di belakangnya.     

An Ge'er tiba-tiba merasa entah kenapa Bo Yan tampak sangat berbahaya…     

Saat ini, pandangan An Ge'er bertemu dengan mata Bo Yan. Tatapan pamannya itu dalam dan mendesak.      

Itu pertama kalinya bagi An Ge'er melihat Bo Yan seperti itu. Dia benar-benar memastikan bahwa tatapan seperti itu sungguh tidak seperti tatapan yang seharusnya diberikan oleh 'tetuanya'.     

Seketika, An Ge'er langsung memikirkan kembali kata-kata yang diucapkan Xia Qiqi di telepon.     

Qiqi berkata kalau pria itu menyukai An Ge'er, dia akan berinisiatif menemuinya karena merasa cemburu dan marah.     

'Paman datang menemuiku, Paman marah, jadi Paman…'     

"Paman, apakah Paman… cemburu?"     

Di luar perkiraan Bo Yan, An Ge'er tiba-tiba bertanya seperti itu.     

Mata gadis itu tampak tenang, tetapi ada lapisan riak yang muncul di kedalamannya.     

An Ge'er sangat tegang. Namun, dia tidak mau begitu saja dicengkeram oleh Bo Yan seperti itu, dia harus mengambil inisiatif untuk menyerang.     

Sudut bibir Bo Yan tiba-tiba terangkat, menunjukkan senyuman samar. Namun, lengkungan indah itu justru membuat orang lain merasakan hawa dingin yang tiada habisnya.     

Pada akhirnya, An Ge'er tidak dapat menahan tatapan yang melelahkan itu. Dia pun ingin langsung menutup pintu, tetapi Bo Yan dengan cepat menahannya, membuka pintu, lalu dengan mudah meraih pergelangan tangan An Ge'er yang ramping dengan satu tangan.     

Setelah itu, Bo Yan berjalan masuk.     

An Ge'er melihat bibir Bo Yan yang tipis itu sedikit terbuka, mengatakan sesuatu yang membuat sekujur tubuhnya bergetar.     

Pria itu berkata, "Kenapa? Apakah sikapku begitu jelas?"     

Suara yang menyihir itu terdengar dalam dan parau, membuat sanubari An Ge'er sedikit berdebar tanpa bisa ditahan, membuat bulu matanya agak bergetar.     

'Paman mengakuinya.'     

'Dia cemburu.'     

'Lalu apa artinya ini?'     

Namun, sebelum An Ge'er sempat berpikir lebih banyak, rahangnya tiba-tiba dijepit oleh jemari Bo Yan.     

"Jangan bilang kalau kamu sengaja foto seperti itu dengan pria lain untuk membuatku cemburu?"     

Sudut bibir Bo Yan masih tersenyum, tetapi membawa sedikit rasa dingin yang ironis.     

Hati An Ge'er bergetar.     

"Tidak, bukan!"      

'Aku bahkan tidak mengira kalau Paman benar-benar akan…'     

Bagaimana mungkin An Ge'er mengira kalau Bo Yan akan cemburu?     

An Ge'er tidak berani menatap mata Bo Yan. Pamannya yang seperti itu membuatnya merasa asing dan dia sedikit tidak berani menghadapinya…Namun detik berikutnya, dia melakukan sesuatu yang bahkan lebih…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.