Menjalin Cinta Dengan Paman

Nona Kecil, Kamu Hadapi Sendiri Saja



Nona Kecil, Kamu Hadapi Sendiri Saja

0Pantas saja An Ge'er merasakan rasa aman yang tidak bisa dijelaskan. Bahkan, dia merasa aroma tubuh pria itu familier…     

Motor sudah menyala, Bo Yan tiba-tiba berkata, "Apa kamu ingin jatuh?"     

Begitu mendengarnya, mata An Ge'er tiba-tiba berkilat. Kemudian, dia mengulurkan tangan dan sedikit demi sedikit menjulurkannya dengan hati-hati. Gadis itu memeluk pinggang Bo Yan sedikit demi sedikit dengan erat.     

Jantung An Ge'er berdegup kencang, dia gugup, pipinya merona merah. Ada sedikit kebahagiaan yang tidak dapat dijelaskan muncul di hatinya.     

Namun, beberapa saat berikutnya, terdengar suara Bo Yan yang dingin dan jelas, "Saat kita sampai di rumah, aku akan membuat perhitungan denganmu!"     

Hati An Ge'er tiba-tiba bergetar.     

Motor melaju cepat di malam yang gelap. An Ge'er diam-diam menempelkan wajahnya ke punggung Bo Yan, memeluk pinggang ramping pria itu. Tanpa sadar, campuran aroma tubuh dan tembakau samar yang melekat di sana membuat An Ge'er sedikit tenggelam.     

Malam itu, An Ge'er lagi-lagi bertemu dengan sisi lain Bo Yan yang juga sangat memesona.     

An Ge'er bukan orang yang terobsesi, tapi entah mengapa, dia berulang kali tidak dapat menahan debaran jantungnya dan tenggelam semakin dalam saat menghadapi Bo Yan.     

Malam itu, An Ge'er seperti sedang bermimpi.     

Dia memeluk pinggang Bo Yan, menatap cahaya bintang yang berkelap-kelip di langit malam serta awan yang melayang-layang. Pemandangan di sekitar melintas di depan matanya seperti kilat. Perasaan melesat seperti terbang di kegelapan malam itu sangat menyenangkan, benar-benar sangat menyenangkan.     

Semua itu membuat An Ge'er merasakan semacam dorongan emosi aneh yang seakan meluap dan membuatnya ingin bersorak.     

***     

Sampai di rumah.     

Saat memasuki area vila, terlihat Ah Dong dan beberapa orang sedang berjaga di halaman. Begitu melihat motor Bo Yan kembali, mereka segera datang menyambut.     

An Ge'er melepaskan pinggang Bo Yan dengan agak tidak rela, turun, lalu memanggilnya pelan, "Paman, paman!"     

Bo Yan bahkan tidak melirik An Ge'er,. Pria itu melepaskan sarung tangan hitamnya dengan arogan dan acuh tak acuh, kemudian memberikannya pada Ah Dong. Setelah itu, dia langsung masuk tanpa menoleh.     

An Ge'er yang masih berdiri di halaman vila ditinggalkan begitu saja. Gadis itu pun merasa sedikit terkejut.     

'Ada apa dengan Paman?'     

"Kak Ah Dong, Paman…" An Ge'er bertanya kepada Ah Dong dengan suara pelan sambil mengikuti langkah kaki pria itu.     

Namun siapa sangka, begitu mendengar pertanyaan An Ge'er, sedikit kegetiran yang tidak dapat diungkapkan melintas di wajah Ah Dong yang jernih.     

"Nona Kecil, apa kamu masih bisa bertanya? Bos berkata seperti itu kepadamu, bagaimana kamu, bagaimana kamu masih…"     

Saat Bo Yan menerima foto An Ge'er yang sedang minum anggur dengan pria lain, Ah Dong ada di sampingnya.     

Seketika, Ah Dong pun merasa ketakutan setengah mati.     

Tidak perlu dipertanyakan lagi seberapa suram wajah Bo Yan setelah melihat foto itu. Selama bertahun-tahun, Ah Dong belum pernah satu kali pun melihat hawa dingin yang seperti itu di sekujur tubuh bosnya.     

Ditambah lagi, saat itu mereka sedang balapan mobil di jalan lingkar ke-17. Ah Dong masih ingat, setelah Bo Yan menerima informasi itu, dia langsung menghentikan mobil dan melihatnya. Pada detik berikutnya, bosnya itu langsung memakai helm dan tanpa mengatakan apa-apa pergi ke arah yang berlawanan.     

Bo Yan bahkan tidak melihat ke belakang atau menjelaskan apa pun kepada Ah Dong.     

Saat itu, Ah Dong berpikir bahwa kecepatan Bo Yan saat mengendarai motor mungkin mencapai batas maksimal yang sebenarnya.     

Pasalnya, tidak peduli bagaimanapun belasan motor besar Ah Dong dan yang lainnya mengejar di sepanjang jalan gunung, mereka tetap tidak bisa menyusul Bo Yan. Mereka sangat khawatir jika bosnya itu pergi ke tempat yang berbahaya.     

"Aku… kenapa?"     

An Ge'er semakin bingung.     

'Mengapa sepertinya ada sesuatu yang sulit untuk dikatakan oleh Ah Dong?'     

'Apakah ada sesuatu yang tidak kuketahui?'     

"Nona, kamu ini benar-benar bodoh atau pura-pura bodoh? Bagaimana kamu bisa minum anggur dengan pria lain? Apa kamu tidak tahu kalau bos…"     

'Sangat sakit hati dan marah?'     

Ah Dong menahan diri dan hanya bisa menyelesaikan kalimatnya itu dalam hati. Kemudian, dengan cepat dia mengubah kata-katanya menjadi, "Bos langsung pergi mencarimu. Pokoknya, sekarang dia sangat marah. Nona kecil, aku hanya bisa berkata... Kamu hadapi sendiri saja."     

'Hadapi sendiri…?'     

Jantung An Ge'er tiba-tiba berdebar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.