Menjalin Cinta Dengan Paman

Semuanya Ini Hanya Sebuah Permulaan



Semuanya Ini Hanya Sebuah Permulaan

0Tatapan tajam sepasang mata pria yang ada di depan An Ge'er menembus keluar dari helm yang digunakannya, tampak sangat dingin. Terlebih lagi, tatapan itu samar-samar sepertinya sedang menghina Rong Bei.     

Pada detik berikutnya, An Ge'er memeluk pinggang pria di depannya itu dengan erat. Motor besar itu tidak bersembunyi dan tidak menghindar, tetapi justru langsung menerjang ke arah Ferrari Rong Bei.     

Kedua sisi Ferrari adalah pintu masuk terowongan perlindungan serangan udara. Di belakangnya, ada mobil yang berkerumun padat baik di kanan maupun kiri.     

Melihat motor besar itu datang ke arahnya, mata Rong Bei yang sipit pun seketika menjadi dalam dan dingin.     

'Apakah An Ge'er menjadikan nyawanya sendiri sebagai lelucon?!'     

Namun sesaat kemudian, ketika sudah hampir menabrak Ferrari, tiba-tiba motor itu melayang ke kiri. Disertai dengan inersia yang besar, seluruh bagian motor itu melaju kencang di sepanjang dinding terowongan perlindungan serangan udara.     

Rasa pusing yang kuat menyerang, An Ge'er telah sepenuhnya kehilangan bobot tubuhnya. Gadis itu berusaha menahan rasa tidak nyaman di perutnya, memejamkan matanya rapat-rapat sambil memeluk pinggang pria di depannya tanpa bergerak sedikit pun.     

Sampai saat mencapai 180 derajat tegak lurus dengan tanah, motor itu pun mendarat dengan terampil dan jatuh di atas sebuah mobil. Setelah itu, daya kudanya tiba-tiba meningkat. Karena jalanan di depan terhalang oleh mobil yang padat, pria itu pun langsung melajukan motornya di atas mobil-mobil yang berjajar.     

Suara teriakan dan sirene polisi terdengar dari segala arah. Namun, melihat bahwa motor besar itu telah menghilang begitu saja dari pandangannya, mata Rong Bei yang duduk di dalam mobil pun melebar, dia benar-benar tidak percaya.     

'Baru saja… Apa mereka bahkan menerobos begitu saja tanpa sungkan?!'     

'Apalagi di depanku?!'     

'Sial!'     

Rong Bei kehilangan kata-kata. Hatinya terasa sangat getir.     

Melihat An Ge'er yang pergi menjauh, ekspresi wajah Rong Bei menjadi aneh. Selama ini, belum pernah ada orang yang berani merebut sesuatu dari tangannya, apalagi berhasil merebutnya.     

Namun pria itu bermotor itu… Dia telah merebut An Ge'er berulang kali dari Rong Bei.     

'Siapa sebenarnya orang itu?!'     

Suara klakson di sekelilingnya tidak berhenti berbunyi, tetapi Rong Bei tidak peduli. Dia tiba-tiba mendengus dengan dingin, memegangi dahinya, mengutuk rendah, samar-samar mengejek dirinya sendiri.     

Rong Bei benar-benar tidak menyangka bahwa setelah dirinya membuat keributan yang begitu besar, An Ge'er tetap bisa melarikan diri.     

Namun, Rong Bei masih belum menyerah. Dia ingin melihat apakah An Ge'er yang bisa lolos satu kali darinya itu bisa lolos lagi?     

'Di tidak bisa lolos selamanya!'     

Rong Bei tidak percaya kalau dirinya tidak bisa menaklukkan si kecil yang keras kepala itu. Sedangkan pria itu…     

Mata Rong Bei memicing berbahaya.     

'Ini hanyalah sebuah permulaan, bukan?'     

'Semoga begitu.'     

'Aku masih belum cukup bermain-main dengan kalian!'     

Motor besar itu sudah keluar dari terowongan yang panjang dan sangat gelap. An Ge'er menempel di bahu lebar pria di depannya, merasakan ketenangan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.     

Perasaan itu membuat mata An Ge'er tiba-tiba terbuka. Baginya, itu tidak benar. Tanpa sadar, gadis itu pun membuat jarak di antara mereka berdua.     

Mobil perlahan-lahan meninggalkan area lalu lintas. An Ge'er juga tidak tahu mereka sedang ada di mana, tetapi hanya ada sedikit mobil di kedua sisi jalan. Dari waktu ke waktu, hanya ada satu kendaraan yang melintas.     

'Mungkin ini sudah sampai di area luar.'     

Di bagian Barat malam yang diterangi cahaya bulan, terdengar suara riuh. Begitu mendongak, An Ge'er dapat melihat hiruk pikuk di kejauhan yang diterangi oleh lampu kelap-kelip. Namun, di sekitar mereka, entah sejak kapan ada keheningan.      

Motor besar itu menepi dan berhenti. An Ge'er berpikir pria itu ingin menurunkannya. Jadi, dia pun segera melompat turun dan menggerakkan tubuhnya yang sakit serta mati rasa.     

An Ge'er belum melihat pria itu, dia menggosok bagian perutnya dan berkata datar, "Terima kasih untuk yang barusan."     

Dari awal hingga akhir, hanya ada rasa terima kasih dan keterkejutan di hari An Ge'er.     

Bagaimanapun, awalnya An Ge'er tidak mengira kalau orang yang dimanfaatkannya di jalan raya itu ternyata memiliki keahlian bermotor yang begitu hebat. Pria itu benar-benar melampaui bayangannya.     

Pria di sampingnya itu tidak berbicara, sorot matanya jernih dan memaksa. Dia menatap wajah pucat An Ge'er dalam waktu yang lama…     

Sesaat kemudian, pria itu tiba-tiba melepaskan helmnya…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.