Menjalin Cinta Dengan Paman

Sialan, Bagaimana dengan Martabat Seorang Pria?!



Sialan, Bagaimana dengan Martabat Seorang Pria?!

0'Menarik.'     

'Orang tidak tahu diri mana yang berani merebut makanan yang hampir masuk ke mulutku?!'     

Rong Bei seketika menambah kecepatannya untuk mengejar motor besar itu. Mobil itu sudah dimodifikasi sehingga kecepatannya bisa sangat tinggi.     

'Mau adu kecepatan denganku?'     

Rong Bei menghina dalam hati. Pria itu lalu menurunkan jendela mobilnya perlahan, tersenyum dingin dan berseru, "Gadis kecil, bagaimana bisa kamu tega meninggalkan kakak malam ini?"     

Sambil berbicara, salah satu tangannya memegang sebuah sepatu yang diambil dari kursi sebelah dan sedikit mengguncangnya.     

Itu adalah sepatu yang dilepas dari kaki An Ge'er.     

Wajah Rong Bei yang jahat serta nadanya yang ambigu membuat An Ge'er yang sedang ketakutan semakin marah dan malu. Pada saat yang bersamaan, pria di atas motor itu juga melihat sepatu yang berada di tangan Rong Bei dan lapisan es seketika muncul di matanya. Namun, An Ge'er tidak bisa melihat hal itu.      

'Apa yang sebenarnya terjadi hingga sepatu An Ge'er bisa ada di tangannya?!'     

Seketika, aura tajam yang membunuh muncul di mata pria itu.     

Saat menyadari tatapan dari pria itu, mata Rong Bei tiba-tiba memicing. Sudah sering berada di tepi hidup dan mati, dia memiliki feeling yang sangat akurat dan jarang salah. Dia dapat menilai bahwa pria di atas motor itu pasti bukan orang biasa.     

Selain itu, Rong Bei juga bisa merasakan keinginan pria itu untuk membunuhnya telah muncul. Dia paling sensitif dengan hawa seperti itu.     

Seketika, Rong Bei mengangkat alisnya, senyuman di sudut bibirnya semakin dalam.     

Dia mengejar dan berulang kali mencoba memaksa motor itu agar berhenti. Namun, motor itu selalu bisa menghindar dengan gesit.     

Menghadapi hal seperti itu, Rong Bei bukan hanya tidak marah. Sebaliknya, dia samar-samar justru merasa semakin bersemangat, seakan-akan ada semacam perasaan bahwa dia telah bertemu dengan lawannya.     

Selama adegan kejar-kejaran itu, An Ge'er terus merasa tegang.     

Sampai akhirnya, di sebuah persimpangan terpencil di depan mereka datang sebuah truk kecil. Namun, motor besar itu mendadak melaju di depan Ferrari, terlihat seperti akan menabrak truk kecil itu.     

Mata An Ge'er pun melebar karena tidak bisa percaya dengan apa yang dilihatnya. Dia benar-benar ketakutan.     

'Apa yang dia lakukan?!'     

Mata Rong Bei juga memicing berbahaya. Tatapannya pada si gadis kecil itu menegang.     

"Tin…! Tin….!"     

Truk kecil itu mulai mengklakson, sedikit ingin menghindar. Namun, motor besar yang ditumpangi An Ge'er terus melaju lurus ke arahnya. Mata sopir truk kecil itu bahkan hampir melompat karena ketakutan. Pada momen kritis terakhir, dia tiba-tiba memutar kemudinya sehingga truk itu berputar beberapa kali di jalan.     

Motor besar menghindar dengan sangat terampil, tetapi Ferrari di belakangnya tidak seberuntung itu. Setelah berputar beberapa kali tanpa terkendali, truk itu pun menabrak mobil Rong Bei dengan keras tanpa bisa menghindar.     

Tabrakan itu sangat mendadak hingga sama sekali tidak dapat dihindari.     

"Brak!"     

Kedua mobil bertabrakan dan bagian depan truk kecil itu bahkan langsung terlepas. Sopir truk merangkak keluar dari jendela mobil. Bisa dibilang, dia termasuk beruntung karena tidak meninggal. Nyawanya selamat!     

Di sisi lain, Ferrari itu setengah tertindih oleh truk kecil yang terguling menabraknya.     

Benturannya begitu hebat, tetapi mobil sport itu hanya tergores saja, bahkan kaca mobilnya tidak pecah.     

"Sial!"     

Melihat pemandangan kacau yang mendadak terjadi itu, Rong Bei mengumpat dan meninju kemudi dengan kepalan tangannya. Ada kesuraman tak terkatakan di wajahnya yang bengis. Dia lalu tersenyum dingin, matanya penuh dengan hawa yang menakutkan.     

'Bagus!'     

'Sepertinya dia memang lawanku.'     

Rong Bei mengumpat karena mengira An Ge'er dan pria itu sudah menghilang. Namun siapa sangka, sesaat kemudian dia mendengar suara motor besar yang sedikit demi sedikit mendekat.     

Sesuai perkiraan! Saat memutar kepalanya dan memandang ke arah luar jendela mobil, dua sosok di atas motor besar itu melaju dari jarak yang tidak jauh dan muncul di depan matanya Rong Bei.     

'Sial! Sial!'     

Pada saat itu, Rong Bei benar-benar merasakan penghinaan tak terkatakan di dasar hatinya!     

'Mereka bahkan berbalik untuk melihat adegan yang begitu buruk dan memalukan ini? Dan dengan lancang… menikmatinya?!'     

'Sialan!'     

Bagaimana dengan martabat Rong Bei sebagai seorang pria?!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.