Menjalin Cinta Dengan Paman

Hukuman Untuknya!



Hukuman Untuknya!

0Melihat An Ge'er yang menahan rasa sakit itu dengan sabar, wajah Bo Yan yang sejak awal memang sudah dingin tampak menjadi semakin marah.     

Bagaimana mungkin Bo Yan bisa tidak marah? Dia telah menunggu An Ge'er lebih dari sepuluh tahun. Mencintai gadis itu lebih dari sepuluh tahun hingga akhirnya bisa menendang Qin Mo dari hatinya dan membuat dirinya menempati hatinya.     

Semula, Bo Yan hanya berangan-angan An Ge'er bisa jatuh ke tangannya. Sampai akhirnya, gadis itu bisa benar-benar mencintainya.     

Namun sekarang, muncul lagi orang baru yang ingin menjadi saingannya? Orang itu bahkan meninggalkan jejak di tubuh An Ge'er!     

Bagaimana mungkin Bo Yan tidak marah?     

Selain itu, An Ge'er yang masih terjerat dengannya bahkan tidak mau mengatakan siapa pria itu.     

Bagaimana bisa Bo Yan tidak merasa marah dan takut?     

Benar. Saat melihat An Ge'er menggertakkan giginya dan tidak mau mengatakan siapa orang yang telah memberikan gigitan di lehernya, ada rasa getir dan marah di hati Bo Yan. Namun, yang lebih besar dari itu adalah rasa takut.      

Bo Yan takut An Ge'er akan jatuh cinta kepada orang lain lagi.     

Kejadian beberapa saat sebelumnya melintas di benak Bo Yan. Dia tidak bisa melupakan teriakan An Ge;er saat dia turun dari motor dan berjalan menghampiri pria itu.     

Gadis itu berteriak, 'Jangan bunuh dia!'     

'Orang itu telah melakukan hal seperti itu kepadanya, tetapi yang pertama kali dipikirkan gadis ini adalah keselamatan orang itu?!'     

Bagaimana mungkin itu tidak membuat Bo Yan gila karena kecemburuan dan kemarahan?!      

Penantian Bo Yan telah berlangsung lebih dari sepuluh tahun. Namun hasilnya, hari ini dia bukan hanya melihat An Ge'er minum anggur dengan pria lain, tetapi di lehernya juga ada bekas gigitan yang begitu mencolok dan ambigu. Bahkan, sepatunya juga ada di tangan orang itu.     

Bo Yan berpikir bahwa jika yang bisa dilihat oleh mata saja ada sebanyak itu, bagaimana dengan yang dilakukan An Ge'er secara sembunyi-sembunyi?!     

Hanya memikirkan hal itu saja sudah membuat Bo Yan memiliki dorongan untuk membunuh yang tidak tertahankan.     

'Pria itu harus mati!'     

Kebrutalan di mata Bo Yan semakin berat. Perlahan-lahan, hatinya menjadi penuh dengan kebencian. Dia benci keterikatan An Ge'er dengan pria lain.     

Namun di sisi lain, Bo Yan lebih membenci dirinya sendiri. Dia membenci hatinya yang selalu bersikap lunak terhadap gadis itu.     

Bo Yan selalu ingin membuat An Ge'er sedikit demi sedikit merasakan kehangatan hatinya, perlahan-lahan menembus hatinya. Namun sekarang, dia merasa pikirannya itu salah.     

Pada momen tertentu, serangan kehangatan sama sekali tidak akan berhasil. Menurut Bo Yan, sederhana dan kasar menjadi prinsip yang teguh.     

Melihat mata An Ge'er yang agak kemerahan tetapi dengan keras kepala tidak mau mengatakan apa pun, Bo Yan langsung meraih wajah gadis itu dan menggigit bibirnya dengan ganas.      

"Ah…!"     

An Ge'er melawan, bulu matanya bahkan tertutup kabut yang basah.     

Namun, tindakan Bo Yan malah semakin brutal, tanpa belas kasih.     

Ciuman panas dan gila itu bergerak dari bibir ke lehernya, tulang selangka, terus turun…     

Tangan besar Bo Yan langsung merobek pakaian An Ge'er. Pemandangan indah di depannya itu membuat matanya memerah, seolah ada nyala api mengamuk dengan antusias.     

Di tengah isak tangis An Ge'er, di balik kaus tipisnya, di suatu tempat yang lembut dan menonjol, Bo Yan langsung mengunci dan menindasnya dengan lancang…     

Sentuhan indah yang membuat orang menggila itu membuat seluruh tubuh An Ge'er merasa terkonsentrasi di satu tempat.     

"Paman, kumohon padamu, jangan…!"     

Sentuhan keintiman pertama dengan skala sebesar itu membuat An Ge'er ketakutan sekaligus malu, jantungnya seperti akan melompat keluar. Gelombang merah yang menawan memancar di sekujur tubuhnya, keringat mengalir di keningnya yang tersiksa, rambut tipis yang basah menempel di pelipisnya. Gadis itu tampak sangat memikat.     

Penampilan An Ge'er seperti malaikat murni dan polos yang ditarik tanpa belas kasihan ke neraka, jatuh dan memesona…     

Namun, Bo Yan masih menyisakan sedikit akal sehatnya yang terakhir. Dia mendongak dari dada An Ge'er, lalu mencubit dagu gadis itu dan membuatnya menatap wajahnya.     

Kemudian, Bo Yan bertanya dengan suara yang sangat serak dan suram, "Apa kamu masih mau berhubungan dengan pria lain?!"     

Pada kata-katanya itu tersirat semacam ancaman yang kental dan dingin.     

An Ge'er cepat-cepat menggeleng dan menjawab sambil terisak, "Tidak, tidak akan. Paman, lepaskan aku, aku takut… aku takut…"     

"Kalau begitu katakan kepadaku, apa sebenarnya hubunganmu dengan orang itu?!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.