Menjalin Cinta Dengan Paman

Tenang, An Ge’er!



Tenang, An Ge’er!

0Fu Jiu meneriakkan nama An Ge'er keras-keras.     

Orang-orang yang awalnya ragu-ragu, saat melihat kemunculan wanita itu pun perasaan mereka berubah menjadi terkejut. Kemudian, beberapa orang sedikit gemetar.      

'Apa yang terjadi? Bukankah wanita ini yang membunuh penjahat itu?'     

Mereka seperti melihat hantu.     

'Bukankah dia seharusnya juga berada di pesawat?'     

'Tapi sekarang, dia justru datang dari kejauhan?'     

'Apa-apaan ini?'     

'Sial! Dia mempunyai metode untuk menggandakan diri atau bagaimana?'     

Orang-orang yang mengenali Fu Jiu pun tercengang dan menjadi kacau.     

Melihat berlari sambil memanggil nama An Ge'er, orang-orang itu pun tanpa sadar menyingkir dan membukakan jalan untuknya agar bisa langsung menuju An Ge'er.     

Namun, di sisi lain sudut mata An Ge'er berkedut.     

'Sekarang dia masih memanggilku An Ge'er... mungkin si Fu Jiu belum sempat memahami apa yang sebenarnya terjadi.'     

"Nasibmu benar-benar baik! Kamu selamat!" Melihat An Ge'er, Fu Jiu bergegas menghampirinya dan menepuk bahunya.     

Seluruh tubuh An Ge'er lemah tak bertenaga sehingga dia hampir saja jatuh. Dia pun bergegas menggertakkan giginya dan berkata, "Cukup."     

"Cepat, ikut aku! Kamu tidak tahu, 'kan? Ada seseorang yang sedang menggila karena mengira kamu telah tewas!" Fu Jiu menarik An Ge'er sambil berbicara.     

An Ge'er mengangkat alisnya.     

'Apakah maksudnya Rong Bei?'     

Apa boleh buat. Karena Fu Jiu yang mengucapkannya, maka An Ge'er pun hanya bisa memikirkan Rong Bei.     

Namun, An Ge'er tidak kesal dan tidak khawatir. Saat ini, yang ada dipikirkannya hanyalah Bo Yan, benaknya penuh dengan pamannya itu.     

An Ge'er berpikir bahwa dirinya sudah gila. Setelah melalui 'kematian', gila atau tidak sudah tidak menjadi masalah lagi. Dia hanya merindukan Bo Yan. Dia ingin segera melihatnya, memberitahunya banyak sekali kata-kata yang belum sempat dikatakannya.     

Tidak peduli betapa memalukannya hal itu, An Ge'er hanya ingin menghambur ke pelukan Bo Yan, ingin benar-benar merasakannya.     

Pada saat yang sama, An Ge'er juga ingin memberitahu Bo Yan sendiri bahwa dia masih hidup. Benar-benar hidup.     

Saat ini, Su Chen berdiri di depan helikopter. Dari kejauhan, An Ge'er melihat sosok putih di dekat helikopter itu, sorot matanya menjadi dalam.     

Sosok itu tegap dan ramping, mengenakan pakaian kasual putih, satu tangannya di saku celana, alisnya sedikit berkerut, tatapannya menyapu ke arah An Ge'er dan sekitarnya. Di belakangnya ada pepohonan, dia sangat tinggi.     

Dari sudut pandang An Ge'er yang memandangnya dari kejauhan, ujung rambut pria itu berwarna keemasan. Daun-daun yang bergoyang, langit biru, dan sebuah helikopter, semua menjadi latar belakangnya.     

Alisnya yang lembut dan halus itu diwarnai dengan warna kehijauan. Pembawaannya tenang, tetapi sedikit berjarak.     

'Pria pujaan…'     

Sesaat, napas An Ge'er terhenti. Dia tidak berdaya.     

Sebagai penggemar berat, sejauh apa pun jaraknya, An Ge'er tetap bisa langsung menemukan dan mengenalinya. Tidak diragukan lagi, dia adalah Su Chen. Su Chen dari kelompok misterius sekaligus Su Chen sang superstar internasional!     

Mata An Ge'er terus menatap pria itu sambil berjalan mengikuti Fu Jiu di depannya. Ketika Su Chen melihatnya, mata yang jernih itu menatapnya sekilas dan berkedip sedikit untuk memberikan sapaan.      

Bibir An Ge'er bergerak-gerak, dia ingin mengatakan sesuatu. Namun, tatapan mata Su Chen langsung melewatinya dan terus memandang ke arah lain.     

An Ge'er tertegun sesaat, lalu sudut bibirnya tiba-tiba terangkat dan tersenyum.     

"Halo, Su Chen."     

Su Chen mengangguk-anggukkan kepala. Karena dia sedang buru-buru ingin mencari seseorang dan juga tidak sempat untuk sungguh-sungguh melihat An Ge'er, dia pun berkata dengan suara rendah, "Kalian mengobrol saja, aku masih ada sedikit urusan."     

Setelah itu, Su Chen pun berjalan ke sekitar.     

Melihat mata An Ge'er yang mengejar Su Chen, Fu Jiu langsung bergegas menghalangi pandangannya, "Eh eh, jangan lihat lagi! Aku tahu kamu pasti sangat tercengang, tapi kamu tidak boleh mengatakan hal ini kepada siapa pun ya! Selain itu, kalau seorang cabul tertentu tahu bahwa kamu terus menatap Su Chen, kalian berdua tidak akan berakhir dengan baik."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.