Menjalin Cinta Dengan Paman

Kakak Rong akan Datang, Waktunya Kiamat



Kakak Rong akan Datang, Waktunya Kiamat

0Suaranya serak, kering, dan terdengar sangat menyakitkan. Bibirnya yang tipis dan dingin sedikit terbuka dan Bo Yan berkata, "Gadis kecil, apakah kamu begitu mengasihani aku, pamanmu ini?"     

An Ge'er yang awalnya menatap Bo Yan dengan air mata berderai seketika berkata dengan tidak sabar begitu mendengar perkataannya, "Tidak, aku bukan kasihan, aku hanya… hmm…"     

'Aku hanya… Itu karena aku mencintaimu…'     

Tanpa menunggu An Ge'er menyelesaikan perkataannya, Bo Yan seolah ingin menelan semua penjelasan dan kata-kata itu.     

Bo Yan membungkuk dan meraih bibir An Ge'er, lalu menciumnya dengan berapi-api. Dia seakan ingin menghisap semua rasa manis gadis itu dan membelenggu erat tubuhnya. Kekuatan itu seakan ingin meleburkan An Ge'er ke dalam tulang dan darahnya agar tidak pernah berpisah lagi.     

Kekuatan Bo Yan yang sedang menggila cukup kuat, An Ge'er merasa kesakitan tetapi dia menerimanya dengan sukarela. Baginya, itu adalah kebahagiaan, harapan yang luar biasa.     

Angin lembut bertiup, rambut panjang dan indah An Ge'er berkibar perlahan dan berputar-putar di tubuh mereka berdua.     

An Ge'er mengenakan baju putih, sedangkan Bo Yan mengenakan baju hita. An Ge'er ramping dan cantik, sedangkan Bo Yan ramping dan tegap.     

Saat ini, Bo Yan sedang menunduk dan mencium An Ge'er dalam-dalam.... Mereka merasa seakan-akan segala sesuatu di sekitarnya sunyi, segala sesuatu di dunia berhenti...     

Bo Yan merasa hanya ada An Ge'er dan dirinya. Ia ingin berlama-lama, menyakinkan diri bahwa gadis itu telah terbebas dari kematian.     

Pemandangan itu tecipta di bawah langit biru dengan latar belakang fajar, begitu indah bagaikan lukisan.     

Ai Rui adalah seorang pria tampan yang biasanya tidak banyak bicara. Saat melihat pemandangan itu, matanya langsung terasa basah. Baginya, itu merupakan sesuatu yang sangat langka.     

Setelah beberapa saat, Ai Rui berpaling dan melihat ke arah lainnya sambil mengerjap-ngerjapkan mata. Ia berpura-pura baik-baik saja, seolah matanya yang basah itu disebabkan oleh tiupan angin.      

Pada saat itu, pada dasarnya semua penumpang sudah naik ke helikopter atau pesawat pribadi. Namun sejak Bo Yan dan Ai Rui mendarat dari udara, Fu Jiu dan Su Chen saling melirik, kecurigaan dan kewaspadaan melintas di mata mereka.     

Semula, Fu Jiu ingin berjalan ke arah Bo Yan dan Ai Rui untuk bertanya, tapi Su Chen menghentikannya. Matanya menunjuk kepada An Ge'er yang sedang menelepon tidak jauh dari mereka.     

Maksudnya jelas, Su Chen curiga bahwa helikopter itu datang untuk menjemput An Ge'er. Fu Jiu pun seketika menghentikan langkahnya dan ingin melihat apa yang sebenarnya terjadi.     

Dugaan Su Chen benar, Bo Yan dan Ai Rui datang ke sana untuk menjemput An Ge'er.     

Fu Jiu sekarang melihat pemandangan indah dua orang yang sedang berciuman mesra, dia pun sedikit terkejut dan terpana.     

Sama seperti Su Cheng, sebenarnya Fu Jiu juga sudah curiga bahwa pria-pria yang turun dari helikopter itu datang untuk mencari An Ge'er. Dia lebih curiga lagi dengan apa hubungan mereka.     

'Pacar? Atau apa?'     

Namun, sebelumnya Fu Jiu sempat dengan jelas mendengar An Ge'er samar-samar memanggil Bo Yan dengan sebutan Paman.     

'Paman…?'     

Pada saat mendengar itu, ada sedikit kelegaan di hati Fu Jiu. Dia berpikir bahwa hubungan mereka adalah kerabat.     

'Untung saja kerabat… Kalau tidak, apabila mereka adalah sepasang kekasih, tidakkah Kak Rong akan membunuhnya begitu mengetahuinya?'     

Namun, tidak lama setelah Fu Jiu bernapas lega, hal yang mencengangkan pun terjadi. Dia melihat An Ge'er dan Bo Yan yang sedetik sebelumnya masih berpelukan langsung berciuman!     

Terlebih lagi, mereka tampak begitu melekat dan tak terpisahkan. Jelas itu adalah ciuman yang panas.     

Fu Jiu adalah gadis dengan pemikiran terbuka. Tapi kalau menyuruhnya berciuman panas dengan tetua dalam keluarga, dia tidak akan berani meskipun dipukuli sampai mati.     

'Tapi… Apa yang sedang aku lihat dengan mata kepalaku sendiri ini?'     

Fu Jiu melihat dua orang yang sedang berlama-lama saling mendekap, seakan-akan mereka berada di akhir kehidupan ketika kiamat akan segera tiba.      

'Tidak, kiamat, memang akan tiba. Tapi itu tidak ada hubungannya denganku…'     

"Su Chen, Kak Rong sudah mendapatkan informasi kalau masih ada orang yang selamat di pesawat. Sekarang dia sedang dalam perjalanan ke sini…" Fu Jiu menatap An Ge'er dan Bo Yan di kejauhan, dua orang yang sangat ingin menjadi satu itu. Lalu, dia menelan ludah dengan tidak sabar.     

'Kalau Kakak Rong melihat pemandangan ini... Menggunakan kiamat sebagai kiasan bahkan tidak akan cukup…!'     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.