Menjalin Cinta Dengan Paman

Adegan Tingkat Terbatas!



Adegan Tingkat Terbatas!

0Fu Jiu tentu saja merasa sedikit sedih untuk Rong Bei, meskipun dia adalah pria yang cukup brengsek.     

Rong Bei melihat hanya tersisa dua helikopter di pulau itu, yang satu adalah milik mereka sedangkan yang satu lagi tidak dikenal.     

Sambil menatap helikopter tidak dikenal itu, dia yang pun bertanya dengan suara suram kepada Fu Jiu, "Itu siapa?"     

Mendengarnya, mata Fu Jiu seketika berkilat, dia berkata sambil melihat helikopter itu, "Oh, maksudmu itu? Tadi ada orang yang datang menjemput Jane, mereka membawa dua helikopter. Dia menaiki satunya dan berkata untuk meninggalkan yang satunya lagi di sini untuk membawa para penumpang itu pergi sesegera mungkin."      

Sebenarnya, Fu Jiu tidak peduli apakah alasan yang dia buat itu bisa dipercaya atau tidak. Pada dasarnya, dia bahkan tidak memikirkan itu secara matang terlebih dahulu, melainkan langsung mengatakannya saja.     

Fu Jiu tahu bahwa saat menghadapi hal semacam ini, dia tidak boleh ragu-ragu.     

'Rong Bei belum tentu mendengar apa yang kamu katakan... Tapi kalau kamu ragu-ragu, dia pasti akan curiga.'     

Saat helikopter sudah tebang, Fu Jiu diam-diam sangat merasa khawatir karena Rong Bei bisa saja menyadari situasi-situasi tertentu di bawah. Terlebih lagi, ada hal-hal yang akan tampak lebih jelas begitu dilihat dari udara.     

"Bukankah semua orang ini sudah pergi?"     

Rong Bei lagi-lagi melontarkan satu pertanyaan dengan nada dingin.     

Fu Jiu buru-buru tersenyum malu, lalu bergegas memutar helikopter dan terbang ke atas. Akan tetapi dalam hati, dia diam-diam berharap agar Rong Bei tidak melihat hal-hal yang tidak seharusnya dia lihat.     

Namun pada akhirnya, doa Fu Jiu hanyalah doa. Meskipun sudah berulang kali membujuk agar memejamkan mata dan beristirahat sebentar, Rong Bei seakan tidak mendengarnya. Mata pria itu tetap menyapu tajam ke arah pulau.     

Fu Jiu hanya bisa menerbangkan helikopter itu lebih tinggi secepatnya untuk mengurangi jarak pandang. Hatinya diliputi oleh ketakutan.     

Ketika Fu Jiu hampir bernapas lega, tiba-tiba dia mendengar Rong Bei berseru rendah, "Pelan-pelan! Di pulau masih ada orang lain!"     

Begitu mendengarnya, Fu Jiu seketika ketakutan sampai napasnya berhenti sejenak. Namun dia sengaja melebarkan matanya sambil berkata, "Hah? Mana? Di mana?"     

Rong Bei tidak berbicara, matanya menatap lekat-lekat bayangan hitam di rerumputan. Detik berikutnya, dia ingin mengambil teropong untuk memeriksa objek itu.     

Namun ketika Rong Bei baru saja mengulurkan tangannya, Fu Jiu langsung mengambil teropong itu dan melihat ke arah yang dimaksud. Dia pun kemudian berpura-pura berkata, "Hah? Oh... Di sana sepertinya ada seseorang, berpakaian hitam. Tidak bisa! Sekarang aku akan meminta Su Chen untuk pergi memeriksanya. Jangan harap bisa menyelinap ke markas kami!"     

Di luar dugaan, ketika Fu Jiu baru selesai bicara, didengarnya Rong Bei berkata dengan nada muram sekaligus tegas, "Itu bukan satu orang, tapi dua orang. Di bawahnya masih ada seseorang berpakaian putih."     

Jantung Fu Jiu seketika berdebar.     

'Habislah kita semua…' batin Fu Jiu.     

'Akhirnya tetap ketahuan…'     

Telapak tangan Fu Jiu hampir berkeringat, tetapi tiba-tiba dia mendengar Rong Bei mendengus dingin dan mengumpat, "Apa mereka sebegitu tidak tahannya? Dasar sepasang bebek mandarin liar!"     

Mata Fu Jiu langsung melebar, lalu dia pun bergegas menimpali dengan tegang, "Ya Tuhan! Ternyata pasangan kekasih? Sialan! Berani sekali melakukannya di sini, benar-benar tidak tahu aturan! Setidaknya naik ke pesawat dulu 'kan bisa!"     

Sambil berbicara, Fu Jiu bergegas mengambil teropong lagi dan melihat dengan cermat. Dia ingin melihat apakah dua orang itu benar-benar sedang 'berhubungan seksual' di semak-semak.     

Dia benar-benar penasaran dan akhirnya melihat dengan asal saja. Hasilnya, entah adegan apa yang dilihatnya, seketika mata Fu Jiu melebar…     

Secara refleks, Fu Jiu pun bergumam, "Sial, sial! Benar-benar tidak kelihatan! Dadanya begitu besar, dia tampak seperti…"     

'Kurus dan rapuh, tetapi tidak disangka…'     

Fu Jiu berbicara tanpa sadar dan kemudian tiba-tiba menyadari apa yang dikatakannya. Dia pun langsung menutup mulutnya dan melirik Rong Bei dengan ekspresi aneh.     

'Sial, hampir saja keceplosan.'     

'Semuanya karena adegan yang terlalu di luar dugaan di bawah itu!'     

'Apalagi, itu terlalu panas…'     

'Mengapa mereka menampilkan adegan tingkat terbatas di sana?!'     

Saat melihat adegan itu, darah Fu Jiu seolah melonjak dan meluap tanpa bisa dijelaskan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.