Menjalin Cinta Dengan Paman

Paman yang Jahat dan Berbahaya



Paman yang Jahat dan Berbahaya

0Diam-diam, An Ge'er sudah mengerti apa maksud Bo Yan.     

Xia Qiqi sudah masuk ke Universitas Film dan Media terbaik di kota A, Tiongkok. Sedangkan An Ge'er bahkan masih belum memikirkan tentang kuliahnya sendiri. Lebih tepatnya, dia sebenarnya sedang menunggu…     

An Ge'er menunggu Bo Yan mengucapkan kalimat itu. Hanya saja, dia tidak mengira kalau nada suara pamannya itu akan begitu merendah. Suara pria itu nyaris parau, terdengar sangat mendambakannya.     

Mendengar permohonan itu membuat hati An Ge'er terasa sedikit sakit. Setelah terdiam beberapa saat, akhirnya dia menjawab, "Baiklah."     

"Seminggu lagi, pergilah mendaftar ke Universitas A. Aku akan menemanimu."     

"Daftar ke jurusan Film dan Media di kota A saja. Nanti kalau ada kesempatan, baru kuliah di MIT."     

Saat ini, An Ge'er adalah seorang aktris. Universitas Film dan Media di kota A tidak diragukan lagi menjadi tempat terbaik baginya untuk belajar akting. Sementara itu untuk bidang sains dan teknologi, dia tidak perlu terburu-buru.     

Nantinya, An Ge'er akan punya kesempatan untuk mempelajarinya. MIT adalah sekolah Bo Yan dulu, jadi itu juga adalah pilihannya sendiri.     

Awalnya, An Ge'er ingin kuliah di Universitas A. Namun jika dipikirkan sekarang, jurusan Performance di Universitas A tidak sebagus Universitas Film dan Media di kota A. Penelitian akademis profesional menyatakan bahwa Universitas A memiliki kesenjangan dari lima universitas terbaik di dunia. Jadi, kuliah di Universita A memang bukan pilihan yang bagus.     

An Ge'er merasa lebih baik dia kuliah di Universitas Film dan Media lebih dulu. Suatu hari saat dia sudah malas dan lelah berakting, dia akan pergi ke MIT untuk studi lebih lanjut.     

Namun bagaimanapun juga, bagi Bo Yan semua itu sama saja. Selama An Ge'er berada di sisinya, selama dia bisa melihat gadis itu...     

Setelah mendengar jawaban An Ge'er, tubuh Bo Yan yang tegang perlahan-lahan menjadi rileks. Namun, dia tetap memeluk gadis itu begitu saja tanpa berani melakukan gerakan apa pun.     

An Ge'er memejamkan mata. Benda panas dan keras yang menekan perutnya membuat pipinya panas. Meskipun hatinya tidak menolak, tetapi tubuhnya tidak dapat menanggungnya...     

Pagi hari saat terbangun, meskipun bagian itu terasa dingin dan sudah diberi obat, tetapi An Ge'er masih merasakan sedikit rasa sakit yang mengoyak.     

Sekarang, setelah akal sehat Bo Yan kembali, dia pun menyesal atas perilakunya sebelumnya.     

Bo Yan menginginkan An Ge'er sampai seperti menggila dan kehilangan akal sehat sehingga membuatnya terluka. Itu membuatnya semakin bersimpati dan secara spontan menahan setiap hasrat yang membara     

Setelah kaki An Ge'er terluka, Bo Yan melakukan berbagai hal gadis itu. Keduanya pun melakukan lebih banyak kontak yang tidak dapat dihindari.     

Namun yang paling membuat canggung dan malu adalah dua hari itu Bo Yan memakai luka di kaki An Ge'er sebagai dalih untuk membantu gadis itu membersihkan tubuhnya di kamar mandi. Bahkan, ke toilet pun dia menggendongnya.     

Jika bukan karena desakan rasa malu An Ge'er, mungkin Bo Yan tidak akan keluar. Namun akhirnya, pria itu mau menunggu di depan pintu. Saat mendengar suara toilet disiram, Bo Yan pun langsung masuk lalu menggendong An Ge'er lagi dan membawanya keluar.     

Meskipun itu dilakukan demi kebaikan, tetapi An Ge'er dibuat tidak dapat berkata-kata oleh perilaku Bo Yan. Saat pertama kalinya melakukannya, dia bahkan belum sempat memakai celana dalam dan pamannya itu sudah masuk ke dalam. Bo Yan melihatnya dengan jelas!     

Rasa itu… An Ge'er nyaris meneteskan air mata darah karena malu.     

Saat itu, An Ge'er sangat malu. Namun, Bo Yan tidak segera keluar dan justru mendekat, berdiri di depannya dengan wajah datar. Lalu, pria itu membantunya memakai celana dalam dengan wajah serius. Tak berhenti di sana, Bo Yan juga dengan santai membantu mengencangkan tali celana pendeknya.     

'Apakah setelah melakukan hal itu maka semuanya tidak perlu ditutupi lagi?'     

Awalnya, An Ge'er mengira Bo Yan tidak sengaja. Jadi semalu apa pun itu, dia melupakannya begitu saja. Tapi kemudian, dia pun belajar dari pengalaman dan baru menyiram toilet setelah semua sudah diselesaikan. Kemudian, saat pamannya itu masuk, wajahnya tampak tidak senang.     

Melihat ekspresi Bo Yan yang seperti itu, mau tidak mau timbul fitnah dalam hati An Ge'er.     

'Paman terlalu berbahaya, terlalu jahat…'     

Kejahatan yang mengubah dan memberikan pandangan baru terhadap hidup di mata An Ge'er.     

Bo Yan dan An Ge'er tidak tinggal lama di Los Angeles. Setelah cukup beristirahat, mereka langsung kembali ke kota A.     

Hampir di sepanjang perjalanan pulang, An Ge'er digendong ala putri oleh pamannya itu. Mau tidak mau, hatinya pun merasa malu sekaligus bahagia.     

Tiba-tiba, Bo Yan bertanya kepadanya tentang alasannya datang ke Los Angeles. An Ge'er terdiam sejenak, matanya berkilat lalu berkata…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.