Menjalin Cinta Dengan Paman

Gadis Timur yang Menyedihkan



Gadis Timur yang Menyedihkan

0Menurut An Ge'er, mengekspos dirinya seperti itu jelas bukan pilihan yang tepat. Setelah kembali, dia menghadapi begitu banyak wartawan yang mengantri untuk bertanya.     

An Ge'er benar-benar menunjukkan kebingungannya. Tak mau terlalu repot, dia pun langsung mengadakan sebuah konferensi pers.     

An Ge'er membuat narasi yang tidak bisa lebih sederhana lagi. Dia menyatakan bahwa peristiwa yang terjadi tidak seberlebihan yang dikatakan oleh para penumpang itu. Saat sampai pada hal itu, dia sambil bergurau mengatakan bahwa menenangkan diri adalah hal yang terpenting pada keadaan kritis.     

Pertanyaan-pertanyaan dari para wartawan yang semakin mendesak membuat An Ge'er sempat merasa bingung. Namun dengan tulus gadis itu berkata bahwa dia juga merupakan korban dalam insiden itu. Sama seperti penumpang lainnya, fisik dan psikisnya juga mengalami cedera.     

Sebagai penutup, An Ge'er mengatakan bahwa dia hanya ingin hal itu cepat berlalu dan tidak ingin disebutkan terus-menerus.Itu akan mencederainya.     

Bagaimanapun, An Ge'er merasa dirinya hanyalah orang biasa yang tidak pernah ingin diberitakan seperti itu. Dia berharap pemberitaan terkait insiden itu berhenti sampai di sana. An Ge'er juga menyatakan bahwa dia tidak akan memberikan wawancara lebih lanjut tentang hal itu.     

Beberapa wartawan semula berpikir bahwa An Ge'er akan mengambil kesempatan dari kegemparan itu agar menjadi lebih terkenal. Namun tidak disangka, gadis itu tidak pernah berpikir untuk melakukannya.     

Maka dari itu, para wartawan pun menuruti keinginan An Ge'er. Bagaimanapun juga, gadis itu telah menyelamatkan begitu banyak orang. Bahkan, Departemen Penerbangan Nasional pun memujinya!     

Tentu saja para wartawan menulis hasil wawancara An Ge'er dengan baik.     

***     

Pada saat yang bersamaan dengan konferensi pers An Ge'er meledak di internet, di sebuah kamar dalam kapal pesiar besar di perairan Somalia, cahaya kuning lembut yang bersinar dari lampu gantung warna-warni dan mewah terpancar ke dalam ruangan bergaya Eropa itu.     

Kamar itu tampak sangat mewah, tetapi semua ini bukan intinya...     

Sebuah laptop di atas menampilkan sebuah video. Di depannya, sepasang mata hijau gelap yang tampak bengis memancarkan hawa dingin tipis dan haus darah. Mata itu sedang menatap gadis timur di layar laptop lekat-lekat.     

Gadis timur itu memiliki kulit seputih porselen, rambut hitam sepanjang pinggang bak rumput laut, mata persik yang indah dan menawan. Pupilnya yang hitam berkilau bergerak ringan, fitur wajahnya tampak halus dan murni. Dilihat dari televisi, dia secantik bidadari.     

Benar, gadis itu tidak lain adalah An Ge'er yang sedang mengadakan konferensi pers.     

Pria itu menatap An Ge'er, matanya berkilat seolah menunjukkan hawa haus darah yang sangat dingin. Setelah itu, dia menjilat-jilat sudut mulutnya yang merah cerah.     

Pada saat yang bersamaan, tangan pria itu memakai kekuatannya….     

"Ah…!" Tiba-tiba, terdengar suara teriakan memilukan... Sebuah suara yang halus.     

Selain pria bermata hijau gelap, di dalam kamar mewah bergaya Eropa itu tergantung seorang gadis oriental. Gadis itu masih muda, tubuhnya yang seputih salju dan sangat halus penuh dengan jejak-jejak berwarna merah di atasnya. Semuanya adalah bekas luka baru.     

Setelah cambuk itu diayunkan, seketika muncul jejak merah di kulitnya yang halus. Sesaat kemudian, garis-garis darah muncul dari jejak itu.     

Tubuh itu jelas belum sepenuhnya berkembang. Namun, gadis yang baru berusia tiga belas atau empat belas tahun itu saat ini tergantung di udara. Dia menangis, rasa sakit yang menusuk jantung itu membuat jari-jarinya menegang dan memberontak di udara beberapa kali.     

Pemandangan itu tampak tidak membuat pria itu bersimpati. Ketika melihat garis darah yang muncul, dia malah semakin bersemangat. Namun yang paling menakutkan adalah setiap kali dia mendengar suara An Ge'er dari layar laptop, dia pun mengayunkan cambuknya ke gadis yang tergantung di udara itu.     

"Tok, tok!" Terdengar suara ketukan pintu dari luar.     

Detik berikutnya, dua orang masuk. Salah satunya adalah seorang wanita dengan penampilan yang sangat menarik.     

Wanita itu memiliki tubuh yang tinggi dan ramping, dia memancarkan aura ketidakpedulian yang kuat. Rambut panjangnya berwarna gradasi ungu, wajah putihnya cantik, tetapi memancarkan hawa sedingin es. Dia adalah dewi yang sangat dingin.     

Setelah masuk, wanita itu menghadapi pemandangan di dalam dengan tenang. Dia hanya menyapukan pandangannya sekilas dengan ekspresi datar, tidak ada sedikit pun riak di matanya…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.