Menjalin Cinta Dengan Paman

Paman Menemani Xu Wei Merayakan Ulang Tahunnya?



Paman Menemani Xu Wei Merayakan Ulang Tahunnya?

0Insiden hidup dan mati yang menimpa An Ge'er seakan-akan membuat Tang Shisan dan Stephen mengalami hari-hari yang panjang dan sulit.     

Bibir Tang Shisan bergerak-gerak tanpa mengeluarkan suara apa pun. Melihat An Ge'er dengan mata kepalanya sendiri, dia yang selalu cerewet itu langsung kehilangan kata-kata. Hidungnya mulai sesak, air mata juga ingin mengucur tanpa bisa ditahannya. Namun dengan keras kepala, dia menggertakkan giginya dan menahannya.     

Saat Stephen menangis sambil menghambur ke arah An Ge'er, Tang Shisan memalingkan wajahnya dan diam-diam menyeka air matanya.     

Setelah itu, dia hanya bergumam, "Gadis kecil ini benar-benar selamat, dia tidak tewas dalam bencana besar itu! Lihatlah bagaimana aku akan membereskannya nanti! Dia sudah membuatku putus asa selama beberapa hari ini, membuat jam biologisku yang rutin BAB setiap pukul enam pagi menjadi rusak!"     

***     

Peristiwa kecelakaan pesawat itu membuat An Ge'er mendapat perhatian dari Departemen Penerbangan Nasional. Pejabat pun datang secara pribadi untuk mengungkapkan simpati serta memberikan gelar kehormatan dan penghargaan kepadanya.     

Tidak hanya itu, An Ge'er juga mendapatkan banyak penggemar. Baik laki-laki, perempuan, orang tua, maupun anak-anak, semuanya ada! Mulai dari orang biasa hingga tokoh besar dan orang terkenal dari luar negeri juga ada.     

Insiden pesawat itu juga menimbulkan sensasi besar di negara M, jadi nama An Ge'er juga menjadi terkenal di sana. Bahkan, ada sutradara asing terkenal yang mengundangnya untuk syuting.     

Namun…     

Menjadi benar-benar terkenal karena sensasi yang ditimbulkan oleh kejadian itu sebenarnya bukanlah sesuatu yang diinginkan An Ge'er. Bagaimanapun juga, reputasi tidak akan bisa dibandingkan dengan nyawa.     

Mengapa An Ge'er berpikir seperti itu? Karena orang yang benar-benar berbahaya bagi dirinyalah yang tahu detail kejadian sebenarnya di pesawat.     

Siapa yang merencanakan dan menyebabkan insiden di pesawat itu? An Ge'er menjadi terkenal, orang di balik layar yang merencanakan hal berbahaya itu pasti sangat ingin membunuhnya.     

Hal itu pun membuat An Ge'er mau tidak mau menjadi waspada.     

Pasalnya, itu sudah bukan lagi trik-trik kecil yang biasa dilakukan oleh An Ruxue, Xu Wei, dan lainnya. Orang-orang itu adalah perencana serangan teroris. Seandainya An Ge'er benar-benar jatuh ke tangan mereka, mungkin dia akan lebih menderita daripada mati.     

Saat An Ge'er berpikir sejauh itu, beberapa jenis peralatan senjata dan senjata api sudah mulai muncul dalam pikirannya. Tampaknya, selain orang-orang yang telah diatur Bo Yan untuk menjaganya, dia sendiri benar-benar harus lebih waspada.     

***     

Setelah berada di kantor untuk beberapa saat, An Ge'er akhirnya pulang. Saat berada di perjalanan, dia menelepon Bo Yan untuk menanyakan kepada pamannya itu tentang makanan apa yang diinginkan. Namun, pria itu berkata agar An Ge'er makan dulu dan tidak perlu menunggunya.     

An Ge'er pun sedikit terkejut mendengar jawaban itu. Pasalnya, Bo Yan tidak ada di kantor sehingga dia mengira pamannya itu sudah pulang.     

Meskipun begitu, An Ge'er tetap mengiyakannya sekaligus berkata, "Nanti malam pulanglah lebih cepat, hati-hati."     

Bo Yan yang ada di seberang telepon pun sedikit tertegun. Dia terdiam selama beberapa saat. Ketika An Ge'er mengira sinyal di sana buruk dan hendak menutup telepon, tiba-tiba dia mendengar suara Bo Yan yang lembut, rendah, tetapi jelas dari ponsel, "Aku tidak ada urusan apa-apa. Hanya saja, hari ini ada yang berulang tahun. Aku berada di Hotel Bintang Tujuh SUM, lantai 45, kamar 418."     

Mendengar itu, pertama-tama An Ge'er terkejut. Namun sesaat kemudian, dia tersenyum.     

'Ah... Apa hubungan kami sekarang? Mengapa Paman seperti menjelaskannya kepadaku?'     

'Aku tidak ingin membatasi kebebasan Paman…'     

'Hmm… bahkan sekalipun kelak setelah menikah juga tidak akan…'     

Meskipun dari luar An Ge'er tampak tidak peduli, tapi diam-diam, tanpa sadar dia mengingat informasi itu.     

Setelah itu, An Ge'er pun bertanya dengan santai, "Oh? Siapa yang berulang tahun? Kak Ye Che? Atau Kolonel Leng Jue?"     

Namun di luar dugaan, setelah jeda sesaat, Bo Yan menyebutkan satu nama dengan suara rendah, "Xu Wei."     

Tangan An Ge'er yang memegang ponsel seketika menjadi kaku. Dia juga terdiam selama beberapa saat sebelum perlahan berbicara. Suaranya terdengar biasa saja, tidak ada keanehan apa pun, "Baik, pulanglah lebih awal."      

Setelah mengatakan itu, An Ge'er menutup telepon.     

"Ada apa?" Tang Shisan yang melihat ekspresi wajah An Ge'er menjadi agak aneh pun bertanya.     

An Ge'er tidak menjawab, matanya menatap lurus ke depan. Lalu, dia segera memberikan instruksi kepada Stephen yang menyetir di depan, "Jalan, kita pergi ke Hotel SUM!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.