Menjalin Cinta Dengan Paman

Pria yang Mendambakannya? Tampar Sampai Mati!



Pria yang Mendambakannya? Tampar Sampai Mati!

0'Benar, ayo pergi ke hotel.'     

An Ge'er sudah lama bisa melihat bahwa hubungan Xu Wei dan Bo Yan tidak biasa. Kalau dikatakan bahwa mereka adalah teman, sikap pamannya itu sepertinya agak dingin. Tapi kalau bukan teman, mengapa pria itu mau menemaninya merayakan ulang tahun?     

Bagaimanapun, Xu Wei menyukai Bo Yan dan itu seratus persen tidak perlu diragukan lagi. Jadi, sekarang An Ge'er harus bergegas menyusul ke sana. Setelah mendapatkan nyawanya kembali, gadis itu tidak bisa lagi menjadi lemah seperti dulu!     

'Paman adalah lelakiku!'     

Bo Yan adalah lelakinya! Bagaimana mungkin An Ge'er membiarkan wanita lain mempunyai kesempatan untuk bersamanya dan mendambakannya?! Dia akan menamparnya sampai mati!     

'Tidak boleh!'     

'Paman si serigala berbahaya ini…'     

An Ge'er menggigit bibir bawahnya. Sebenarnya, dia tidak tahu harus tertawa atau marah kepada Bo Yan. Pria itu jelas sengaja memberitahukan alamat kepadanya, hotel apa, lantai berapa, bahkan kamar nomor berapa, dia mengatakannya dengan jelas!     

Bo Yan mengatakan itu seakan takut An Ge'er tidak akan pergi mencarinya!     

***     

Malam sedingin air, lampu-lampu mulai menyala. Bo Yan dan Xu Wei berada di kamar presidential suite hotel paling mewah milik SUM Group.     

"Bo Yan, temani aku sampai satu gelas ini habis, oke?"     

Xu Wei tampil dengan rambut keriting besarnya yang menawan dan sangat seksi, wajahnya memika. Dia mengenakan gaun suspender hitam semi berongga, kerah V-nya menunjukkan godaan besar yang terpampang dengan jelas.     

Selain itu, entah karena minum terlalu banyak atau bagaimana, pipinya merona merah yang tampak sedikit memabukkan.     

Xu Wei menatap lekat-lekat pria yang duduk di hadapannya, matanya penuh dengan cinta dan obsesi.     

"Kamu terlalu banyak minum, cepatlah beristirahat. Aku pergi dulu."     

Terdengar suara dingin dan datar dari pria di depannya itu, samar-samar mengungkapkan sedikit keterasingan.     

"Tidak mau! Hari ini ulang tahunku, Bo Yan! Temani aku, oke?"     

Xu Wei yang sudah mabuk mendekatkan tubuhnya pada Bo Yan, ada gelas anggur di salah satu tangannya. Kemudian, dia pun mengedipkan matanya di depan pria itu sambil mengembuskan napas.     

Bo Yan menghindar tanpa kentara. Detik kemudian, dia melirik keluar pintu seakan-akan sedang menunggu sesuatu.     

"Aku masih ada urusan di kantor. Aku pergi dulu." Suara Bo Yan sangat merdu, tapi secara bersamaan juga terdengar dingin secara tidak wajar.     

Xu Wei yang mendengar kata-katanya itu akhirnya menunjukkan tampang teraniaya. Dia ingin menyentuh lengan Bo Yan, tapi tidak berani. Matanya memerah, air mata pun mulai berlinang.     

"Bo Yan! Apakah kamu tidak bisa berhenti menggunakan kantor dan pekerjaan sebagai alasan?! Bukankah kamu telah berjanji kepadaku? Katamu kalau tidak ada urusan penting, setiap tahun kamu akan menemaniku merayakan ulang tahun?!"     

'Apa dia sudah lupa tentang apa yang pernah dijanjikannya dulu?'     

Bo Yan adalah pria yang telah disukai Xu Wei selama lima tahun. Sejak pertama kali melihat pria itu, dia telah terpikat.     

Xu Wei selalu berusaha membuat dirinya menjadi lebih baik, menjadi versi terbaik dari dirinya… Semua itu dilakukan hanya untuk bisa menarik perhatian Bo Yan.     

Namun, jika Xu Wei tidak meminta dengan paksa, Bo Yan tidak pernah tinggal terlalu lama.     

Bagi Xu Wei, Bo Yan adalah pria yang tidak boleh dicintai wanita mana pun.     

Namun di sisi lain, Xu Wei juga adalah selebriti internasional, wanita pujaan di mata banyak pria. Dia telah mengawasi Bo Yan diam-diam di puncak karirnya, tidak ingin pria itu pergi.     

Xu Wei percaya bahwa orang yang kelak bisa tinggal di samping Bo Yan pasti adalah dirinya. Wanita lain tidak boleh harap bisa merebut pria itu darinya.     

Entah mengapa, Xu Wei sangat terobsesi dengan pria di depannya itu. Saat ini, alis Bo Yan agak mengernyit, wajahnya yang jernih dan menawan tampak membingungkan di bawah cahaya lilin yang redup.     

Mata Xu Wei memancarkan cinta, setiap bagian dari pria itu membuatnya tergila-gila.     

Mata Bo Yan sedikit meredup. "Xu Wei, ini tidak seperti kamu."     

Mendengar itu, Xu Wei tiba-tiba berhenti menangis, seperti ada kepahitan di sudut bibirnya.     

"Ya, ini bukan aku! Demi mengejar orang yang kusukai, aku menjadi hina dan kehilangan martabat. Apakah di matamu aku hanyalah seorang wanita kuat yang tidak perlu bergantung pada pria?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.