Menjalin Cinta Dengan Paman

Melawan



Melawan

0Pada saat yang sama, di dalam Maybach mewah yang tidak mencolok.     

Mobil sedikit berguncang, tetapi jendela hitam yang tertutup rapat itu benar-benar mengisolasi suara menggelitik seperti kucing kecil yang terus terdengar terputus-putus dari dalam.     

Pakaian bagian atas yang menutupi tubuh An Ge'er sudah terkoyak dan terbuka. Dia tidak tahu bagaimana sebenarnya suasana hatinya. Gadis itu hanya merasa gugup, bingung, takut.     

Bagaimana tidak? Itu adalah tempat parkir basement, seseorang bisa datang kapan saja.     

'Apa pun yang terjadi, Paman harus dihentikan.'     

Bo Yan sedang bersandar di tubuhnya dan menciumi lehernya, satu tangannya menekan kedua lengan An Ge'er. Gadis itu sudah lama menyerah dan berubah menjadi lunak seperti air di bawahnya.     

Saat Bo Yan dan An Ge'er sedang intim dan bergairah di dalam mobil, pintu lift lantai satu basement tiba-tiba terbuka. Detik berikutnya, Xu Wei keluar dengan tergesa-gesa, matanya mencari-cari di parkiran basement.     

Benar, Xu Wei sedang mencari Bo Yan.     

Xu Wei ingin mengejar Bo Yan dan memberitahu pria itu bahwa sebelumnya dia merasa bingung untuk sesaat, dia salah. Hanya dirinya sendiri yang tahu betapa menakutkannya sorot mata Bo Yan yang apatis dan menghina itu...     

Xu Wei takut Bo Yan marah dan tidak akan menghiraukannya lagi di masa depan.     

Jadi setelah berpikir beberapa saat, Xu Wei segera berlari keluar. Dia ingin meminta maaf sebelum Bo Yan pergi dan mendapatkan pengampunan dari pria itu. Bagaimanapun, dia tidak sanggup kehilangan Bo Yan lagi setelah triknya gagal.     

Setelah keluar dan menyapukan pandangan mata ke sekelilingnya, dalam sekejap Xu Wei bisa menemukan Maybach yang familier itu. Dia pun menghela napas panjang.     

'Untunglah, dia belum pergi.'     

Kemudian, sambil merapikan penampilannya, Xu Wei berjalan menuju mobil itu. Dia yang sedang gugup dan sibuk merapikan penampilannya tidak memerhatikan bahwa mobil itu sedikit berguncang.     

Xu Wei berjalan ke sana sambil memikirkan apa yang akan dikatakannya. Bagaimanapun, dia mau tidak mau harus mengakui bahwa Bo Yan adalah orang yang selalu dingin dan acuh tak acuh. Pada dasarnya, pria itu memang sering mengabaikan wanita.     

Jadi, Xue Wei merasa bahwa menanggalkan pakaian di depan Bo Yan mungkin menjadi sebuah penghinaan bagi pria yang dingin dan murni bagaikan cahaya bulan itu.     

Bo Yan yang seperti pertapa itu benar-benar membuat Xu Wei jatuh cinta sekaligus benci.     

Bahkan, dalam mimpi pun Xu Wei memikirkannya. Dia berpikir tentang bagaimana rasanya tidur dengan pria seperti itu…     

'Ketika dia impulsif, apakah dia masih akan tetap terlihat sombong, dingin, acuh tak acuh, dan terlihat seperti tak punya hasrat?'     

Akhirnya setelah berjalan dengan anggun beberapa saat, Xu Wei hampir sampai di depan Maybach itu.     

Jendela mobil itu gelap, orang yang ada di luar tidak bisa melihat ke dalam, tapi dari orang yang ada di dalam bisa melihat keluar. Jadi, Xu Wei berpikir bahwa Bo Yan telah melihatnya dari dalam. Namun, melihatnya berjalan mendekat, pria itu bahkan tidak menurunkan jendela mobil. Hal itu pun membuat hati Xu Wei seketika tidak nyaman.     

'Apakah Bo Yan sejijik itu kepadaku?'      

Memikirkannya, Xu Wei tetap mengulurkan tangan dan mengetuk jendela mobil sambil berkata, "Bo Yan, aku tahu kamu ada di dalam, tolong buka jendela, oke?"     

Pada saat yang bersamaan di dalam mobil, An Ge'er sedang ditekan di kursi samping setir dengan pakaia yang sudah robek dan berantakan.     

Tubuh ramping dan kekar yang menekan di atasnya akan segera sampai pada tahap terakhir, tetapi terganggu oleh suara ketukan tiba-tiba di jendela mobil. Wajah An Ge'er merah, dia menggigit bibirnya sambil kedua tangannya terus mendorong Bo Yan ke belakang.     

Mengetahui di luar ada orang, An Ge'er membuka matanya dan melihat Bo Yan lalu melirik ke jendela.     

Wanita di luar jendela mobil adalah Xu Wei, dia sedang mengetuk mobil. Meskipun tidak ada orang yang menghiraukannya, dia tidak menyerah. Gadis itu bahkan mendekatkan kepala dan menempelkannya ke jendela mobil, seperti ingin melihat apa yang sedang terjadi di dalam.     

Melihatnya, An Ge'er hanya merasa sangat malu. Meskipun dia tahu bahwa keadaan di dalam tidak bisa terlihat dengan jelas dari luar, tapi perasaan seperti sedang ditatap dan diawasi oleh orang luar lain tetap membuatnya tidak tahan.     

An Ge'er terus menendang betis Bo Yan, kedua tangannya mendorong dada pria itu…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.