Menjalin Cinta Dengan Paman

Biarkan Kakak Mencium Betapa Wanginya Dirimu~



Biarkan Kakak Mencium Betapa Wanginya Dirimu~

0Mungkin karena ada Bo Yan di sampingnya dan mengira bahwa itu adalah seseorang yang dikenalnya, kewaspadaan An Ge'er sedikit menurun.     

Namun ketika baru saja membuka pintu dan melihat orang yang ada di luar, An Ge'er langsung terkejut. Seketika, wajahnya langsung memucat!     

Setelah sadar, An Ge'er ingin segera menutup pintu, tetapi sebuah tangan melintang dan menghalangi. Sosok ramping itu menahan pintu, seolah akan menerobos masuk ke dalam.     

Pada saat yang sama, terdengar suara bengis yang agak bercampur dengan senyuman dingin, "Makhluk kecil, kamu baru saja lolos dari malapetaka. Mengapa tidak segera membiarkan kakak masuk untuk menghiburmu?!"     

Orang yang datang itu tidak lain adalah Rong Bei!     

Padahal dalam mimpi pun, An Ge'er tidak pernah mengira kalau Rong Bei akan mencarinya sampai ke tempat itu. Dia pun langsung berpikir tentang alat pelacak yang sebelumnya dikatakan pria itu.     

'Apakah sudah ada alat pelacak pada diriku?!'     

Hanya beberapa orang yang bisa menghentikan Rong Bei untuk pergi ke tempat yang diinginkannya.     

Saat ini, wajah An Ge'er agak memerah. Dia menekan pintu dengan kuat untuk mencegah Rong Bei masuk. Wajahnya memerah dan ketakutan.     

'Paman masih sedang mandi… Mau apa Rong Bei datang kemari?!'     

An Ge'er tahu kalau Rong Bei masih mengejar dirinya. Namun yang paling membuatnya khawatir adalah keberadaan Bo Yan yang sedang mandi di dalam kamar. Seandainya kedua pria itu saling mengetahui keberadaan satu sama lainnya, mungkin akan terjadi masalah besar yang sulit dibereskan.      

Kalau bukan karena rumor tentang hubungannya dengan Rong Bei yang muncul di internet, An Ge'er pasti sudah membuat pria itu membayar mahal sejak lama. Namun, identitas di antara mereka cukup rumit sehingga dia juga tidak bisa diam saja melihat pria itu dan Bo Yan berkelahi atau membuat keributan yang lebih besar.     

An Ge'er benar-benar merasa benci sekaligus tidak berdaya terhadap Bo Yan.     

'Apakah pria ini tidak bisa melepaskanku?!'     

"Rong Bei, untuk apa kamu datang ke sini? Cepat pergi, aku tidak ingin melihatmu!" An Ge'er menggertakkan gigi, lalu mati-matian menahan pintu dengan kakinya. Dia menghadang di balik pintu, tidak membiarkan pria itu masuk.     

Rong Bei tersenyum bengis mendengarnya, matanya yang sipit dan menawan menatap An Ge'er. "Aku ingin melihatmu, apa tidak boleh? Kakak sangat khawatir saat tahu kamu mengalami musibah dan khusus datang ke sini untuk menengokmu. Apa kamu tidak bisa membiarkanku masuk?"     

An Ge'er tidak mengira kalau Rong Bei akan berkata begitu, tapi fakta adalah fakta. Dia adalah serigala yang menatapnya dengan penuh damba. Tidak peduli Bo Yan ada atau tidak, An Ge'er tidak mungkin mau berada di dalam sebuah ruangan sendirian dengannya.     

"Mengkhawatirkanku? Terima kasih banyak kalau begitu. Aku tidak apa-apa. Sekarang setelah melihatku, cepatlah pergi!"     

"Kenapa?" Melihat wajah An Ge'er yang cemas dan agak panik, Rong Bei pun melihat ke dalam dan berkata dengan nada dingin, "Kamu takut apa? Mengapa tidak membiarkanku masuk? Apakah kamu menyembunyikan pria buas di dalam?!"     

"Omong kosong apa yang kamu bicarakan?!" An Ge'er menggertakkan giginya dengan marah!     

'Pria buas apa? Paman bukan pria buas!'     

Saat Rong Bei mengira An Ge'er tidak menyembunyikan siapa-siapa, suaranya langsung sedikit melambat dan melunak, "Anak baik, lihatlah, Kakak membawakanmu camilan malam. Sudah lapar, 'kan? Aku akan masuk dan menemanimu makan."     

'Gawat!'     

Begitu An Ge'er mendengar nada Rong Bei yang berubah menjadi lembut, seluruh tubuhnya pun merinding.     

Rong Bei seperti serigala jahat yang menyamar menjadi induk kelinci. Pria itu membujuk kelinci putih kecil untuk membuka pintu, dia sama sekali tidak berniat baik!     

"Mimpi! Kamu pikir aku tidak tahu apa yang akan kamu lakukan? Aku tidak mungkin membiarkanmu masuk, cepatlah pergi! Kalau tidak, aku akan lapor polisi."     

Mendengar itu, senyuman di sudut bibir Rong Bei tidak berkurang. Matanya yang sipit menatap An Ge'er dengan berapi-api, suaranya yang sangat lembut membawa sedikit rayuan, "Untuk menyambutku, apa kamu baru saja mandi? Makhluk kecil, kemari dan biarkan Kakak mencium betapa wanginya dirimu..."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.