Menjalin Cinta Dengan Paman

Kamu Menyembunyikan Seorang Pria di Dalam?!



Kamu Menyembunyikan Seorang Pria di Dalam?!

0Rambut An Ge'er masih basah, beberapa helai melekat di wajahnya yang tampak polos dan menawan. Wajah putihnya merona, kaus panjang yang dikenakan membuat kaki putihnya yang ramping samar-samar terlihat. Itu adalah kepolosan yang seksi.     

Mata Rong Bei berkilat samar seperti serigala lapar, dia menjilat sudut bibirnya yang tipis.     

An Ge'er benar-benar akan dibuat marah oleh Rong Bei, dia tidak bisa menahan pria itu. Namun di sisi lain, Rong Bei sepertinya tidak memiliki niatan untuk menyerah sebelum dia masuk.     

'Pria ini keterlaluan!'     

"Jangan terburu-buru, kamu tidak bisa lolos! Karena kamu tahu apa yang aku inginkan, jadi menurutlah dan berikan itu padaku. Kalau kamu sedikit patuh, Kakak berjanji akan lebih lembut saat melakukannya kepadamu." Rong Bei bertekad untuk tidak menyerah sampai mencapai tujuannya.     

'Gadis ini tidak akan bisa bertahan lebih lama lagi... Saat aku bisa menerobos masuk, apa gadis kecil ini masih bisa menolakku?'     

Begitu masuk, Rong Bei akan langsung menahan bahu An Ge'er dan menjatuhkannya di tempat tidur, lalu menerkamnya. Semakin gadis itu melawan, dia akan semakin bersemangat. An Ge'er tidak akan bisa melarikan diri dan hanya bisa membiarkannya menelannya.     

Memikirkan gambaran itu saja bisa membuat Rong Bei meneteskan air liur dengan bersemangat. Bahkan, darahnya seperti mendidih.     

"Rong Bei!"     

An Ge'er menggertakkan giginya karena merasa malu sekaligus marah mendengar kata-kata Rong Bei yang tidak tahu malu.     

"Ingat! Suatu hari nanti kamu akan sangat menyesal!"     

An Ge'er ingin segera memberitahu Rong Bei bahwa dirinya bukanlah orang yang bisa dikendalikan sesukanya! Namun pria itu sama sekali tidak peduli dengan ancamannya.     

Sementara itu, Rong Bei tidak mengira kalau An Ge'er begitu kuat. Dia takut akan menyakiti gadis kecil itu jika mendorong lebih kuat, jadi dia pun mengulurkan tangannya untuk menangkap An Ge'er.     

'Jika gadis ini menghindar, maka aku pasti akan bisa masuk!'     

Pada saat yang bersamaan, suara gemericik air di dalam kamar mandi tiba-tiba berhenti. An Ge'er terkejut, Rong Bei pun langsung membelalakkan matanya. "Kamu menyembunyikan seorang pria di dalam?!"     

Awalnya, Rong Bei sama sekali tidak memerhatikan. Namun saat suara itu tiba-tiba berhenti, itu menunjukkan kalau di dalam kamar ada orang lain!     

Mata sipit Rong Bei tiba-tiba menjadi suram.     

An Ge'er tidak menjawab. Sebaliknya selagi Rong Bei bertanya, dia memanfaatkan kesempatan itu untuk menundukkan kepala dengan tiba-tiba dan menggigit punggung tangan pria itu. Secara refleks, Rong Bei pun menarik tangannya karena kesakitan. Saat mengangkat matanya lagi, dia jelas melihat sosok ramping dan tegap yang terbungkus jubah mandi hitam. Sosok itu perlahan muncul di matanya...     

"BRAK!" Detik berikutnya, pintu pun ditutup.     

Rong Bei berdiri dengan linglung di depan pintu. Seketika, sosok pria itu memenuhi benaknya.     

'Di dalam kamar An Ge'er ada seorang pria... Pria itu baru keluar dari kamar mandi.'     

'Selain itu, An Ge'er juga basah seperti baru selesai mandi. Lalu apa yang mereka lakukan di dalam?'     

'Atau, apa yang ingin mereka lakukan?'     

Saat ini, entah perasaan apa yang ada di hati Rong Bei. Amarah, benci, dan cemburu semakin menyebar dengan gila di hatinya!     

"Sialan!" Rong Bei tiba-tiba mengumpat.     

Sementara itu dalam, An Ge'er baru saja menutup pintu. Dia melihat Bo Yan keluar dengan jubah mandi.     

Pria tampan dan dingin itu sangat seksi saat keluar dari kamar mandi, tapi mata An Ge'er agak berkeliaran. Entah kenapa, dia merasa bersalah.     

"Pa... Paman sudah keluar."     

An Ge'er berdehem dan berusaha mempertahankan ketenangan di wajahnya.     

Bo Yan tidak berbicara, pandangannya tertuju ke arah ponselnya. Ada pesan dan telepon dari Ai Rui untuknya. Melihat pesan itu, matanya sedikit berkilat. Pertama-tama dia tertegun, kemudian sentuhan cemoohan dan hinaan melintas di matanya.     

Sesaat setelah itu, pandangan Bo Yan jatuh ke pintu di belakang An Ge'er. Suaranya ringan, "Ada orang yang datang?"     

Ketika berbicara, sorot mata Bo Yan agak dalam.     

"Hmm? Ya, tadi ada orang yang terus mengetuk pintu. Dia mencari orang yang salah, tapi sudah pergi," An Ge'er mengatakan itu sambill sedikit menundukkan kepala dan berpura-pura menyeka rambutnya dengan santai, seakan tidak terjadi apa-apa.     

Namun baru saja dia mengucapkan itu, pintu tiba-tiba...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.