Menjalin Cinta Dengan Paman

Keganasan Paman yang Sederhana!



Keganasan Paman yang Sederhana!

0Bo Yan mendengus dingin, kemudian memberi perintah agar mereka turun dan tidak usah memedulikan Rong Bei.     

"Biarkan saja dia berdiri sendirian di depan pintu selama yang dia mau."     

Kemudian setelah jeda sejenak, Bo Yan mengatakan sesuatu lagi sambil mengalihkan tangannya yang memeluk pinggang An Ge'er. Dia berjalan seorang diri ke depan jendela Prancis dan memerintahkan sesuatu dengan suara dingin...     

Bo Yan seperti mengabaikan keberadaan An Ge'er. Tidak, lebih tepatnya dia tidak berpikir gadis itu bisa mengerti isi pembicaraannya di telepon.     

Namun, Bo Yan tidak tahu bahwa An Ge'er bisa memahaminya.     

Samar-samar, An Ge'er bisa mendengarkan perkataannya Bo Yan kepada Ai Rui. Ucapannya yang di terakhir itu membuat hati gadis itu semakin takut.     

Pertama, An Ge'er tidak mengira kalau Bo Yan masih memiliki kekuatan militer yang begitu kuat di luar negeri. Kedua, dia tidak mengira kalau pamannya itu akan bertindak begitu kejam demi dirinya!     

An Ge'er memang tidak tahu Bo Yan bukan hanya mengendalikan organisasi penyelundupan senjata, tapi juga jaringan ekonomi yang sangat besar. Penyelundupan berlian dan senjata, tidak ada yang tidak disentuhnya kecuali narkoba.     

Timur Tengah adalah wilayah yang sering terjadi peperangan. Sumber daya minyak dan berlian yang kaya telah menarik banyak orang untuk memperebutkannya.     

Siapa pun yang memiliki sumber daya senjata terkuat akan menempati bagian terbesar dalam kondisi seperti itu. Semakin kuat kemampuan untuk menjarah sumber daya, maka dialah pemenang terbesarnya.     

An Ge'er tahu bahwa empat puluh persen sumber ekonomi kelompok senjata tempatnya bergabung berasal dari Timur Tengah. Dia juga tahu mereka mengirim senjata ke sana.     

Namun yang tidak diduga, berdasarkan kata-katanya, An Ge'er tahu bahwa Bo Yan bukan hanya mengangkut senjata ke Timur Tengah, tapi juga menduduki dua rute geografis yang penting!     

Dulu, kelompok senjata Rong Bei membeli satu rute dengan harga tinggi, tetapi sekarang Bo Yan melarang jalur itu untuk transportasi.     

Itu adalah pemblokiran secara paksa rute yang digunakan oleh kelompok senjata mereka untuk mengangkut senjata ke Timur Tengah. Itu dengan tegas menunjukkan sikap Bo Yan. Jelas bahwa kelompok senjata Rong Bei telah menyinggung mereka dan mereka tidak akan melakukan kerja sama lagi.     

Mau tidak mau, hal itu memaksa orang-orang dari kelompok senjata Rong Bei untuk keluar dan bernegosiasi, menunjukkan kelemahan mereka. Kalau tidak, senjata akan menyelesaikan semuanya. Begitu diselesaikan dengan senjata, maka itu akan menimbulkan kerugian bagi kedua belah pihak.     

Kekuatan senjata dari kelompok senjata sangat kuat dan jarang ada di dunia. Namun, seorang pedagang senjata yang dapat menempati Timur Tengah juga tidak lemah.     

Meskipun dapat membunuh puluhan ribu musuh, tetapi mereka sendiri juga akan mengalami kerugian setengahnya.     

'Akan ada berapa banyak orang yang akan memanfaatkan situasi itu?'     

'Apa perlu sampai begitu?'     

Kedua belah pihak sama-sama pedagang yang menghasilkan uang, mereka bukan pelaku perang yang sebenarnya. Pelaku perang yang sebenarnya adalah orang yang merebut sumber daya di Timur Tengah.     

Sementara itu, mereka menjual senjata di sana untuk mendapatkan keuntungan besar.      

Lalu siapa pemimpin kelompok senjata terbesar di Eropa Barat? Dia adalah orang gila yang sedang menendang-nendang pintu sambil mengutuk.     

Setelah mengerti hubungan mereka saat ini, An Ge'er merasa bingung.     

'Mengapa Rong Bei harus menyukaiku?!'     

Bo Yan menutup telepon, lalu menoleh dan melihat An Ge'er yang berwajah muram. Matanya pun berkilat.     

Melihat ekspresi An Ge'er, entah mengapa Bo Yan terus merasa gadis itu sepertinya mengerti semua yang dikatakannya...     

Alasan mengapa Bo Yan tidak menghindari An Ge'er saat menelepon adalah karena dia menganggap gadis itu hanya seorang gadis biasa yang tidak akan mengerti dengan hal-hal semacam itu.     

'Tapi matanya itu…'     

"Paman, apakah aku... membuat masalah untukmu?" An Ge'er tersadar dan mendapati bahwa Bo Yan sedang menatapnya. Hatinya tersentak, tapi kemudian dia menutupinya. Dia memandang pamannya itu dengan sedikit rasa bersalah.     

Bo Yan mendengar perkataan An Ge'er dan melihat wajahnya yang merasa bersalah. Diam-diam, dia merasa bahwa dirinya telah berpikir terlalu berlebihan.     

Detik berikutnya, Bo Yan melempar ponselnya dan berjalan menghampiri An Ge'er. Dia meraih wajah mungil gadis itu sambil berkata, "Tidak, aku hanya berharap agar kamu tidak menyembunyikan apa pun dariku."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.