Menjalin Cinta Dengan Paman

Berencana untuk Bertemu Rong Bei dengan Identitas yang Sebenarnya



Berencana untuk Bertemu Rong Bei dengan Identitas yang Sebenarnya

0Bibir An Ge'er bergerak-gerak, tetapi dia tetap tidak menjawab secara langsung dan hanya menyerahkan handuk di tangannya kepada Bo Yan sambil berkata pelan, "Paman, bantu aku menyeka rambut."     

Rambut An Ge'er panjang dan tidak mudah kering dalam waktu singkat. Dia juga suka mengeringkannya secara alami.     

Mata Bo Yan menjadi agak dalam, bibirnya terkatup rapat, tetapi tangannya tidak menolak.     

***     

Sementara itu, Rong Bei yang ada di depan pintu masih tidak terima dan terus menunggu di sana. Dia mondar-mandir, lalu bersandar di dinding. Sebatang rokok yang belum disulut ada di mulutnya. Dia menghentakkan kakinya dari waktu ke waktu dan terus menghadang di depan pintu. Dia tidak percaya kalau An Ge'er dan Bo Yan masih tidak mau keluar!     

Hanya memikirkan apa yang mereka berdua lakukan di dalam saja sudah membuat Rong Bei cemburu seperti orang gila.     

Sebelumnya, Rong Bei tidak pernah menyukai siapa pun seperti ini!     

Berdasarkan kamus Rong Bei, semua harus didapatkan.     

'Kalau aku menyukaimu, kamu pun harus menyukaiku.'     

'Kalau kamu tidak menyukaiku, maka aku akan memaksamu untuk menyukaiku!'     

Tidak ada orang yang bisa lolos dari Rong Bei!     

***     

Di dalam kamar.     

Ada balkon dengan jendela setinggi langit-langit di kamar hotel itu. Saat ini, An Ge'er sedang duduk bersila di lantai karpet dengan tubuh terbungkus jubah mandi putih. Sedangkan Bo Yan duduk di sampingnya sambil menyeka rambut gadis itu dengan hati-hati.     

Rambut An Ge'er yang sepanjang pinggang itu agak ikal, hitam seperti tinta, lembut, dan selalu mengeluarkan aroma yang lembut dan menenangkan. Bo Yan menyukai segala sesuatu yang ada pada gadis itu.     

Pintu kamar tidur ditutup, peredam suaranya cukup bagus. Setidaknya, saat suara dari luar pintu sampai ke dalam, suara itu sudah sangat pelan dan samar.     

An Ge'er tidak ingin suasana antara dirinya dan Bo Yan menjadi begitu sunyi dan canggung, dia pun menyebutkan topik secara acak. Namun, pamannya itu hanya bergumam ringan atau bahkan sama sekali tidak bersuara. Setelah beberapa kata, An Ge'er akhirnya juga terdiam.     

Dia tahu Bo Yan sedang marah.     

Masalah itu sudah sampai pada tahap yang cukup jauh, An Ge'er benar-benar menyesal. Kalau Bo Yan dan Rong Bei berperang, akan ada terlalu banyak hal yang terlibat.     

Jika secara vulgar dan munafik, An Ge'er tidak ingin menjadi wanita yang mematikan.     

Setelah semua kejadian itu, An Ge'er pun berpikir bahwa seharusnya dia menjelaskan pada Rong Bei lebih awal.     

Setidaknya setelah insiden pesawat, sudah ada bahaya yang mengintai An Ge'er. Jadi, tidak masalah apakah Rong Bei mengetahui identitasnya yang sebenarnya atau tidak, sebenarnya dia sudah terancam.     

Namun, Rong Bei pasti akan tidak begitu lancang lagi terhadap An Ge'er jika mengetahui identitasnya sebagai Jane.     

An Ge'er sudah memikirkannya. Satu minggu lagi, Su Chen dan Fu Jiu juga akan datang sesuai janji. Rong Bei juga sudah mengatakan ingin bertemu saat mereka berbincang hari itu…     

Setelah Su Chen dan Fu Jiu datang, mereka berempat akan bertemu di kota A bersama Jane.     

Saat itu, An Ge'er masih berpikir untuk mencari alasan dan menghindar. Namun sekarang, dia sudah berubah pikiran.     

'Benar, ayo kita bertemu.'     

'Ini tidak bisa dihindari.'     

'Secepatnya menghilangkan pemikiran Rong Bei terhadapku…'     

An Ge'er ingin Rong Bei memahami dengan jelas kebodohan apa yang telah dilakukannya.     

Hanya saja saat ini...     

Melihat Bo Yan marah dengan wajah yang sedikit acuh tak acuh, hati An Ge'er masam. Ada perasaan tidak nyaman yang menyelimutinya. Dia pun ingin menyenangkan pria itu.     

Jadi, saat Bo Yan menyeka rambutnya di belakangnya, mata An Ge'er berkelana dan berkilat. Detik berikutnya, wajahnya memerah dan tangannya tanpa sadar menarik bagian depan jubah mandinya yang memang sudah longgar hingga terbuka semakin lebar.     

'Kalau terjadi hal-hal yang intim antara aku dan Paman, maka Paman tidak akan terus marah dan dingin terhadapnya seperti ini, 'kan?'     

Posisi Bo Yan sangat pas. Dari tempatnya duduk, dia bisa dengan sangat mudah melihat dada An Ge'er yang menonjol dan pakaiannya yang berantakan. Jubah tidurnya yang setengah terbuka dan samar-samar itu menunjukkan bagian tubuhnya yang putih dan lembut.     

An Ge'er tidak berani langsung menerkam Bo Yan. Dia hanya bisa berpura-pura menggoda pria itu secara samar-samar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.