Menjalin Cinta Dengan Paman

Panggilan Telepon yang Menakutkan



Panggilan Telepon yang Menakutkan

0An Ge'er tidak berpikir bahwa latar belakang hidup Xu Wei begitu penuh rintangan. Namun, apakah dia seharusnya kasihan padanya yang telah begitu menderita sebelumnya atau bahkan itu mestinya melunakkan hatinya?     

'Bukankah lemah bukanlah alasan?'     

'Haruskah yang lemah dituruti tanpa syarat?'     

'Apakah jika dia lemah, maka semua menjadi masuk akal?'     

Setiap orang memang bisa mengubah dirinya menjadi kuat. Kalau tidak mempunyai kemampuan dan tetap lemah, siapa yang bisa disalahkan?     

Terlebih lagi, Xu Wei besar di lingkungan seperti itu. Kalau tidak tumbuh menjadi wanita kecil yang lemah dan tertindas, maka dia akan menjadi wanita dengan pikiran manipulatif yang mengerikan.     

Memikirkan hal itu, An Ge'er perlahan membuka matanya. Bibirnya mendengus pelan.     

Bagaimanapun, Xu Wei sengaja menipu Bo Yan dengan berkata kalau pria itu telah menabrak mati orang tuanya untuk mendapatkan simpati dan rasa bersalahnya. Bahkan, dia memanfaatkan kelemahan Bo Yan dan memintanya untuk menemani di setiap ulang tahunnya.     

'Dia begitu munafik, apa dia tidak takut semua itu akan terungkap?'     

Manusia akan sulit menerima dua hal. Pertama adalah kebohongan, sedangkan yang lain adalah pengkhianatan.     

Sekarang, An Ge'er tidak akan mengambil inisiatif untuk memberitahu Bo Yan. Dia ingin melihat apa lagi yang bisa dilakukan Xu Wei untuk memaksa pamannya itu dengan alasan kematian orang tuanya.     

Bagi An Ge'er, tidak ada apa pun yang lebih mengecewakan dibanding mengetahui kebenarannya sendiri. Maka dari itu, dia ingin Bo Yan sendiri yang menemukan kebohongan itu...     

Dua hari terakhir, ada tekanan antara An Ge'er dan Bo Yan.     

An Ge'er sangat ingin bicara dengan Bo Yan, tapi dia tidak mau membohonginya. Setelah kebohongan pertama, dia akan memerlukan kebohongan kedua untuk menutupi yang pertama. An Ge'er tidak ingin begitu.     

Sementara itu, Bo Yan antara sengaja dan tidak sengaja acuh tak acuh kepada An Ge'er. Dia seolah ingin memaksanya, ingin agar gadis itu menjelaskan tentang hubungannya dengan Rong Bei. Namun, An Ge'er sama sekali tidak mengungkit hal itu.     

Semua hal itu membuat dada Bo Yan sesak, seolah ada banyak udara yang ditahannya di dalam perut.     

'Apakah aku tidak sebanding dengan pria itu?'     

Bo Yan tidak berani menanyakannya. Kalau tidak sebanding, apakah An Ge'er masih akan membuatnya marah seperti itu?     

Jadi, dua hari itu Bo Yan sangat ingin membunuh orang.     

***     

Keesokan harinya, An Ge'er syuting iklan skincare internasional di dalam air. Tempatnya di pantai XX.     

Iklan itu memiliki investasi besar dan fasilitas tingkat tinggi. An Ge'er didandani menjadi putri duyung oleh penata rias, dia harus mengenakan kostum ikan berwarna perak di bagian bawah tubuhnya.     

Katanya, kostum ikan perak itu adalah karya dari desainer terkenal Italia. Begitu eksklusif sehingga tidak dijual, hanya untuk dilihat. Pada bagian atas kostum ada berlian kecil bertaburan yang tak terhitung jumlahnya, berkilauan sampai hampir membutakan mata.     

Saat ini, pinggang putih dan kecil An Ge'er terbuka. Dia memakai tube top yang dihiasi dengan mutiara putih di atasnya, lengkungan dadanya yang sangat memikat tidak dapat ditutupi sama sekali.     

Rambut hitam sepinggang An Ge'er tidak diwarnai, hanya sedikit dikeriting. Rambut panjangnya yang bagaikan rumput laut itu terurai menutupi setengah pemandangan di dadanya.     

Sebenarnya, An Ge'er merasa malu. Jadi, 'putri duyung kecil' itu sepertinya tidak terlalu bersemangat. Riasannya yang ringan tampak sangat indah dan sempurna, tetapi dia terlihat sedikit linglung.     

Tang Shisan yang ada di samping terus memotret An Ge'er diam-diam, tetapi juga sekaligus terang-terangan. Matanya berbinar, air liurnya hampir mengalir.     

Tang Shisan merasa tanpa riasan pun An Ge'er sudah cukup menarik perhatian. Riasannya saat ini bukan hanya memikat para laki-laki, bahkan dia yang seorang wanita pun tidak dapat menahan air liurnya. Itu disebut kecemburuan. Ketika membantu gadis itu berganti pakaian, Tang Shisan menyentuhnya beberapa kali.     

'Ck, ck, ck!'     

'Perasaan itu, tidak ada lawannya.'     

Tang Shisan mengunggah serangkaian foto An Ge'er saat dirias ke Weibo. Dia mempostingnya untuk berinteraksi dengan para penggemar. Antusiasme penggemar yang tak terhitung jumlahnya pun segera bangkit.     

Foto An Ge'er terlalu cantik, para penggemar pun menyukai, memberi komentar, dan membagikannya.     

Dua menit setelah Weibo itu diunggah, tiba-tiba datang sebuah panggilan telepon.     

Satu detik sebelumnya, Tang Shisan masih membaca komentar-komentar penggemar dengan semangat tinggi. Namun detik berikutnya, melihat nama penelepon, raut wajahnya langsung berubah...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.