Menjalin Cinta Dengan Paman

Rong Bei ke Laut!



Rong Bei ke Laut!

0Itu adalah pantai pinggir laut yang disekitarnya ada rumah-rumah kecil sederhana untuk ruang ganti dan tempat sewa alat-alat renang serta selancar. Demi kepentingan syuting itu, pengiklan menyewa tujuh sampai delapan rumah kecil. Jadi, tempat itu ditutup untuk umum sampai sekitar seratus meter.     

Tang Shisan berada dalam jarak seratus meter itu dan dia tidak melihat orang yang ditakutinya. Meskipun begitu, perasaannya sudah campur aduk karena dia diam-diam menjadi mata-mata.     

Seandainya Rong Bei benar-benar melakukan sesuatu yang menyakiti An Ge'er, Tang Shisan tidak bisa membayangkannya. Itu bukan sesuatu yang ingin dilihatnya. Dia juga akan merasa sangat bersalah.     

Saat Tang Shisan merasa bahwa dia telah berpikir berlebihan dan ketakutan sendiri karena panggilan telepon tadi, sesuatu terjadi tanpa sepengetahuannya…     

***     

Pada saat yang bersamaan di kejauhan, sebuah mobil sport Ferrari Convertible sedang berhenti dengan jarak seratus meter dari tempat syuting iklan. Seseorang membuka pintu dari atas dan turun.     

Itu adalah seorang pria, tubuhnya ramping, memakai kemeja hitam dengan kerah longgar, dan dasinya sudah lama dilepas. Rambut hitamnya yang agak panjang menutupi matanya. Kulitnya putih, ada aura dingin dan permusuhan yang tidak dapat ditutupi pada raut wajahnya.     

Mungkin karena dia minum alkohol, pakaiannya berantakan. Masih ada sebatang rokok yang menempel di bibirnya yang dingin, matanya yang sipit menyapu ke tempat syuting yang jaraknya seratus meter dari sana. Seketika, pandangannya tiba-tiba menjadi suram dan sudut bibirnya menyeringai dingin. Ekspresi itu tampak menakutkan.     

Semakin dia tampak seperti itu, aura memikat dan malas-malasan yang muncul dari sekujur tubuhnya semakin kuat.     

Kemunculan pria itu segera menarik terlalu banyak perhatian di pantai. Mobil mewah edisi terbatas serta pria tampan dan memikat, siapa yang tidak tertarik?     

Namun yang paling menonjol adalah aura malas-malasan dari pria itu, membuat orang lain yang melihatnya menjadi seperti kecanduan narkoba.      

Semakin berbahaya, semakin menarik.     

Jelas langsung terlihat kalau pria itu bukanlah orang baik. Namun, beberapa gadis di pantai yang melihatnya langsung membelalakkan mata dan tidak bisa menahan diri untuk menjerit. Antara terpesona sekaligus agak takut. Jantung mereka nyaris melompat keluar.     

Namun detik berikutnya, pria itu melakukan sebuah gerakan yang membuat para gadis itu tidak tahan lagi untuk berteriak.     

Pria itu melakukan hisapan terakhir pada rokok di antara ujung jarinya yang ramping, lalu perlahan-lahan mengembuskan asap berbentuk cincin. Kemudian, dia membuang puntung rokok dan menginjaknya sampai padam. Matanya lalu beralih dari tempat syuting di kejauhan. Detik berikutnya, dia mulai membuka kancing di lehernya.     

"Wah…"     

***     

Tang Shisan terus terdengar suara jeritan wanita pada jarak seratus meter dari tempat syuting. Dia mencoba melihat dari tempatnya berdiri, tetapi sama sekali tidak bisa mengetahui apa yang terjadi di sana.     

Tang Shisan hanya melihat bahwa di tempat yang berjarak seratus meter itu sepertinya ada banyak orang yang berkerumun.     

'Sialan!'     

'Apa yang sebenarnya terjadi?'     

***     

Pria yang berada seratus meter dari tempat syuting iklan itu masih melepas kancing kerahnya sambil diiringi oleh suara teriakan sekelompok wanita di sekitar. Dia sengaja mengarahkan pandangan kepada mereka. Emosi di matanya tidak dapat terbaca, tetapi sudut bibirnya berkedut samar, menggoda seperti bunga poppy.     

Saat suara jeritan dan napas berantakan sekelompok wanita itu masih riuh terdengar, pria itu membuka bibirnya yang tipis dengan ringan dan melontarkan satu kata dengan santai, "Pergi."     

Satu kata.     

Namun, seketika itu membuat ekspresi baik para pria maupun wanita yang ada di sekitarnya menjadi malu sekaligus takut. Mereka langsung bungkam. Beberapa bahkan mundur dua langkah.     

Saat akhirnya mereka diam, Rong Bei pun mengalihkan pandangannya dan langsung mengangkat tangan serta melepaskan kemejanya. Seketika, tubuhnya yang kurus dan kokoh itu terbuka. Rambutnya agak panjang, dagunya runcing, dan kulitnya putih. Dia terlihat kurus, tetapi ada delapan otot memikat ketika dia melepaskan pakaiannya yang membuat orang-orang tidak tahan untuk melihat ke sana…     

Namun detik berikutnya…     

"Byur!"     

Seiring dengan suara dan percikan air, pria itu menghilang masuk ke dalam laut. Tubuhnya yang kekar menyelam di sana dan langsung berenang dengan cepat ke tempat syuting…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.