Menjalin Cinta Dengan Paman

Su Chen, Bagaimana Kamu Bisa Memiliki Golongan Darah Khusus yang Sama Dengannya?



Su Chen, Bagaimana Kamu Bisa Memiliki Golongan Darah Khusus yang Sama Dengannya?

0"Apakah dia sebelumnya nyaris celaka di dalam laut? Terlalu banyak air laut yang masuk sehingga pernapasan dan paru-parunya infeksi. Dalam kondisi krusial ini, aku takut kalau lukanya tidak akan sembuh dengan cepat. Beberapa waktu ini akan lebih sulit untunya dan banyak yang harus lebih diperhatikan. Kalau tidak, mungkin akan mengancam nyawanya."     

Setelah mengatakan itu kepada Bo Yan, Ye Che mengatupkan bibirnya rapat-rapat dan menatap Rong Bei dengan tajam sesaat.     

Namun di luar dugaan, Rong Bei hanya diam. Fu Jiu juga menghindari tatapan itu, dia merasa agak malu dan sulit menghadapinya.     

Pemimpinnya melakukan hal yang memalukan semacam itu… Fu Jiu pun merasa tidak enak hati…     

Tetapi...     

Fu Jiu tidak bisa menahan diri untuk diam-diam mengamati dokter yang baru saja melepaskan baju bedahnya dan tampak seperti pria yang sangat cantik dan anggun itu. Matanya jernih, wajahnya putih…     

'Ck, ck, ck… Dia terlihat seperti pria tampan ibu kota dengan wajah putih dan kecil.'     

'Bagaimana mungkin dia adalah seorang dokter?'     

'Kita benar-benar tidak bisa menilai seseorang dari penampilannya.'     

Melihat An Ge'er lolos dari ancaman kematian dan Su Chen telah sadar, Rong Bei berdiri sebentar di luar kamar An Ge'er sambil sedikit menundukkan kepalanya. Entah apa yang dipikirkannya. Lama kemudian, barulah dia melangkah pergi.     

Sementara itu, Fu Jiu dan Su Chen sudah menunggunya di depan lift. Tujuan kedatangan mereka ke rumah sakit adalah untuk mengetahui secara langsung keadaan An Ge'er. Setelah melihat gadis itu baik-baik saja, mereka harus pergi. Bagaimanapun, wilayah itu adalah markas orang lain. Mereka tidak diterima di sana, sehingga mereka pun tidak akan tinggal terlalu lama.     

Rong Bei yang memakai jaket hitam sepanjang lutut sedang berjalan perlahan-lahan ke lift.     

Sambil menunggu, Su Chen hanya berdiri diam. Sementara itu, Fu Jiu sedang makan permen sambil menjilat-jilat bibirnya.     

Detik berikutnya, Fu Jiu menatap Su Chen dan bertanya dengan bingung, "Hari ini, semua selamat berkat kamu. Kalau tidak, nyawa gadis itu mungkin sudah melayang. Hmm, tapi, bagaimana bisa kamu memiliki golongan darah yang sama dengannya?"     

Setelah melakukan transfusi darah, kulit Su Chen yang memang sudah putih menjadi tampak hampir transparan. Bahkan, dia sedikit terlihat seperti malaikat. Bibirnya bergerak-gerak, "Dia bahkan bisa menjadi Jane, mana mungkin tidak ada kebetulan lain?"     

Fu Jiu menyilangkan tangan dadanya sambil mengangkat alis, lalu mengangguk dan bergumam setuju, "Benar juga, ya."     

Mereka bertiga bersama-sama masuk ke dalam lift dan pergi. Masih ada setengah jam lagi sebelum pukul delapan. Fu Jiu melihat arlojinya dan berkata, "Kak Rong, ada satu hal yang mau tidak mau harus kami katakan kepadamu… Pertemuan dengan Jane malam ini dibatalkan, dia mengalami sedikit masalah. Kita bicarakan lagi saat bertemu lain kali."     

Nyatanya, Su Chen dan Fu Jiu bukannya tidak mau memberitahu Rong Bei yang sebenarnya. Namun kalau bukan dalam situasi khusus dan menyaksikannya dengan mata kepala sendiri, identitas asli Jane memang sulit dipercaya.     

Fu Jiu pun juga memercayai hal itu setelah mencernanya dalam waktu yang lama.     

Mendengarnya, Rong Bei hanya mengangkat alis tanpa kentara. Namun, dia tidak mengatakan apa-apa.     

Melihat kondisi An Ge'er yang seperti itu, sebenarnya Rong Bei juga tidak terlalu bersemangat dan punya niat untuk bertemu orang lain.     

***     

Saat An Ge'er sadar, kamarnya kosong. Dia memandangi dinding berwarna putih bersih di sekitarnya. Gadis itu memakai masker oksigen dan napasnya masih sangat lemah. Tubuhnya sakit, terutama bagian tengah. Sekarang anestesinya sudah habis, bisa dibilang dia terbangun karena kesakitan.     

Namun sesakit apa pun badan An Ge'er, itu tetap tidak bisa dibandingkan dengan rasa sakit di hatinya.     

Hal yang paling ditakutinya telah terjadi. Sehebat apa pun Bo Yan, dia tetaplah manusia. An Ge'er tidak akan bisa menerima jika ada hal buruk yang terjadi kepada pamannya itu.     

'Bertarung dengan Rong Bei…'     

'Lalu bagaimana setelahnya? Apakah kedua kekuatan ini akan memulai peperangan?'     

Napas An Ge'er memburu saat memikirkan hal itu. Rasa sakit pada luka di tubuhnya semakin hebat. Pada saat yang bersamaan, tenggorokannya juga terasa sakit dan panas.     

An Ge'er memandang sekelilingnya, tidak ada orang di dalam kamar itu. Hanya ada dia sendiri yang terbaring diam. Dia tidak tahu sudah berapa lama waktu yang telah berlalu ketika dia pingsan. Selagi suasana tenang dan tidak ada orang, dia hanya ingin memikirkan kembali dengan seksama apa yang terjadi hari itu.     

Namun detik berikutnya, terdengar suara langkah kaki yang samar dari luar pintu...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.