Menjalin Cinta Dengan Paman

Paman, Biarkan Aku Membantumu



Paman, Biarkan Aku Membantumu

0"Tetap tidak boleh dipegang. Kalau kamu menggaruknya sekarang, itu mungkin bisa menyebabkan infeksi."     

Meskipun Bo Yan berkata begitu, tetapi dia langsung duduk dan membantu An Ge'er untuk memeriksa lukanya. Dia sedikit membuka baju pasien gadis itu dan berhenti sampai di bagian penuh yang bergerak naik turun, lalu menggosok lembut di sekitar lukanya.     

An Ge'er menggigit bibirnya. Rasanya seperti tidak jauh lebih baik. Namun melihat jari-jari Bo Yan meluncur di bawah dadanya, telinganya pun terasa sedikit panas.     

Entah apakah itu hanya ilusi atau bukan, An Ge'er merasa jari-jari Bo Yan memang hanya menyentuh bagian-bagian tertentu untuk membantunya menghilangkan rasa gatal di sekitar luka. Namun, dia juga terus merasa kalau lengan pria itu entah sengaja atau tidak sengaja seperti meremas… dadanya yang menonjol.     

Wajah An Ge'er sedikit memerah. Namun ketika diam-diam mengangkat matanya, di melihat alis pamannya itu datar dan ekspresinya tenang, seakan-akan tidak ada pikiran jahat sama sekali.     

Seketika, An Ge'er pun diam-diam memberi tahu dirinya sendiri untuk tidak berpikiran begitu buruk kepada Bo Yan.     

'Paman adalah orang yang begitu dingin, bagaimana bisa di saat seperti ini dia… mencemarinya…'     

'Hmm?… Mencemari?'     

Sebelum An Ge'er selesai dengan pikirannya, dilihatnya sebuah tangan tiba-tiba memanjat naik seiring dengan lengkungan yang bergerak naik turun itu…     

An Ge'er tiba-tiba tercengang, keterkejutan melintas di matanya. Seketika, dua awan merah melayang di pipinya.     

'Apa… apa yang terjadi?'     

'Jelas-jelas sesaat yang lalu aku masih berpikir bahwa Paman sama sekali tidak berpikir sebanyak itu, ekspresinya masih begitu datar… Tapi saat ini, tangannya bisa berkelana dari dalam pakaianku tanpa tergesa-gesa?'     

Namun, itu masih belum selesai. Tangan lembut yang menyentuhnya itu tiba-tiba bergerak-gerak…     

An Ge'er tiba-tiba menggigit bibirnya dan mengerang tak tertahankan. Satu tangannya bergegas menghentikan Bo Yan dan dia berkata dengan wajah merah, "Pa… Paman… Aku masih belum sembuh…"     

Saat ini, barulah An Ge'er menyadari bahwa lapisan dingin di mata Bo Yan sudah memudar. Pandangan itu penuh dengan kedalaman yang menekan dan nyala api yang bangkit sedikit demi sedikit.     

Melihat itu, mau tidak mau An Ge'er pun membuang muka dengan sedikit malu.     

Detik berikutnya, Bo Yan mendekat dan berbisik di telinganya, "Apa sekarang lukanya masih terasa gatal…?"     

Begitu mendengarnya, An Ge'er tertegun sejenak. Lalu, dia pun menggigit bibirnya dan merasa kacau.     

'Ternyata Paman memakai cara ini untuk meredakan gatal… Mengalihkan perhatianku?'     

Perasaan di dadanya semakin lama semakin jelas dan sudah menangkal rasa gatal di lukanya. Wajah An Ge'er memerah, "Tidak, tidak gatal, tidak…"     

Kata-katanya semakin kacau. An Ge'er menekan telapak tangan besar Bo Yan dan tidak membiarkannya bergerak sembarangan, tetapi dia juga tidak bisa menarik tangan itu.     

Saat merasakan sentuhan di telapak tangannya, Bo Yan dengan suaranya yang agak serak berkata menggoda, "Anak baik, lepaskan tanganmu."     

An Ge'er langsung melepaskan tangannya begitu melihat situasi itu. Namun tidak disangka, detik berikutnya Bo Yan bukan menarik tangannya, tapi malah langsung mengubur kepalanya di dalam pakaian An Ge'er dengan kecepatan yang tidak bisa ditahannya…     

An Ge'er berteriak kaget. Melihat kepala yang terbenam di dadanya, merasakan rangsangan fisik dan mental, dia sama sekali tidak melawan dan seketika tenggelam.     

Sebenarnya, yang paling menderita adalah Bo Yan.     

Awalnya Bo Yan hanya ingin mengalihkan perhatian An Ge'er. Namun tidak disangka, semua justru sampai pada titik itu dan membuatnya tidak berdaya. Dia menginginkan lebih, tetapi melakukannya dalam kondisi seperti itu jelas adalah sesuatu yang tidak mungkin.     

Namun, An Ge'er tidak ingin membuat Bo Yan menahan diri. Ketika akhirnya pria itu akan bangkit dan pergi, dia tiba-tiba menahannya.     

Kemudian, di bawah tatapan Bo Yan yang agak bingung dan terkejut itu, An Ge'er menempelkan wajah mungilnya di pelukannya. Lalu, tangan kecilnya mengambil inisiatif untuk meluncur ke bawah perlahan mengikuti tubuh yang ramping di hadapannya…     

"Paman, biarkan aku… membantumu…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.