Menjalin Cinta Dengan Paman

Kecemburuan Rong Bei



Kecemburuan Rong Bei

0Mendengar perkataan An Ge'er, mata Bo Yan menatapnya panas dan mendalam. Pria itu bahkan tidak memiliki keberanian untuk mengatakan sepatah kata pun penolakan.     

Sementara itu, An Ge'er menatapnya dengan pandangan lugu dan malu-malu. Perlahan-lahan, tangan gadis itu mulai turun ke bawah dan mengambil inisiatif untuk meraihnya...     

Wajah Ge'er telah memanas. Dia tidak bisa memberikan 'itu' kepada Bo Yan sekarang, tapi dia juga tidak ingin membuat pria itu tersiksa.     

Namun bagaimanapun, inisiatif seperti itu benar-benar membuat An Ge'er malu dan sulit untuk mengulanginya. Bahkan, dia tidak berpikir akan mengambil inisiatif untuk membantu Bo Yan lagi suatu hari nanti…     

An Ge'er terbatuk pelan karena gugup. Sementara itu, Bo Yan membelainya dengan lembut.     

Detik berikutnya, Bo Yan tiba-tiba memegang pinggangnya. Pria itu bernapas dengan cepat, lalu berkata dengan suara parau dan bingung yang membuat An Ge'er benar-benar malu luar dalam.     

Bo Yan dengan pelan membuka bibir tipisnya dan berkata, "Ge'er, bisakah kamu melepas pakaian...?"     

Ketika An Ge'er mendengarnya, dia hampir tersedak! Wajahnya pun langsung memerah.     

Meskipun begitu, entah mengapa kepala An Ge'er mengangguk begitu saja. Dia menjadi lemah, tangannya seakan tersihir oleh kata-kata Bo Yan. Tanpa menggunakan akal sehat, dia pun dengan spontan menuruti permintaan pamannya itu.     

Saat An Ge'er melakukan permintaan Bo Yan, suara napas yang menderu dan sensual terdengar di telinganya tanpa henti.     

Tidak peduli seberapa malunya, tetapi itu memang bukan pertama kali An Ge'er dan Bo Yan melakukan hal semacam itu. Meskipun aneh pada awalnya, tetapi untuk yang kedua selanjutnya, dia mulai terbiasa.     

Setelah semuanya selesai, saat udara penuh dengan kehangatan, Bo Yan dengan lembut merapikan rambut di sekitar telinga An Ge'er. Bibir pria itu yang tipis menempel di telinganya, membisikkan sesuatu dengan samar. Sementara itu, pandangannya fokus pada bibir kecil yang merah...     

An Ge'er terkejut. Setelah menyadari apa yang Bo Yan katakan, wajahnya langsung memerah panas. Dia pun langsung mencubit beberapa kali tubuh pria itu.     

An Ge'er menggertakkan gigi dan memarahi Bo Yan.     

Bo Yan bahkan mengatakan bahwa dia ingin mencobanya lain kali...     

'Dasar bajingan!'     

An Ge'er masuk ke dalam selimut dan mengabaikan Bo Yan. Namun, senyum pria yang elegan dan menawan itu membuat telinganya terasa panas lagi.     

Sebenarnya, jika Bo Yan sangat menyukainya, dia... Dia...     

***     

Sementara An Ge'er dan Bo Yan bermesraan di kamar pasien, di luar koridor bangsal VIP sosok ramping berjalan perlahan. Dia diikuti oleh Ai Rui, Adong, dan beberapa pria muda lainnya. Semua menatap pria itu karena takut dia akan melakukan sesuatu yang tidak biasa.     

Sosok itu tidak lain adalah Rong Bei. Dia hanya datang untuk menjaga An Ge'er diam-diam dari luar pintu. Sejak gadis itu masuk rumah sakit, setiap malam dia hanya bisa tinggal di sana.      

Rong Bei melihat An Ge'er di malam hari. Mengetahui bahwa gadis itu tampak semakin membaik, permintaan maaf yang belum terucap, rasa bersalah dan sakit di hatinya seolah-olah bisa disingkirkan begitu saja.     

Pada saat ini, Rong Bei bisa melihat keadaan di dalam ruang pasien melalui kaca kecil di pintu.     

Dia melihat lampu malam oranye kecil di bangsal menyala. Tubuh An Ge'er yang tertutupi selimut berbaring di pelukan Bo Yan yang membelai rambutnya. Beberapa kali, gadis itu mengusap dada Bo Yan.     

Sederhananya… An Ge'er dan Bo Yan tampak saling menyayangi.     

Rong Bei belum pernah melihat An Ge'er seperti itu sebelumnya.     

Saat menyaksikan adegan di dalam ruangan yang seharusnya sangat indah itu, Rong Bei merasa bahwa hatinya semakin tumpul dan tumpul hingga membuatnya sulit bernapas. Ada sedikit sakit yang tak bisa jelaskan, perasaannya tertekan seperti sedang tertindih benda berat.     

Dengan tangan mengepal, Rong Bei berhenti melihat adegan itu dan berbalik pergi. Saat ini, dia dengan terpaksa harus mengakui bahwa dia cemburu.     

Kecemburuan yang mendalam.     

Setelah meninggalkan rumah sakit, mobil Rong Bei melaju dengan cepat di jalanan pada tengah malam. Saat akhirnya berhenti, pria itu membanting kepalan tangannya ke roda kemudi dan mengutuk, "Sialan!"     

Rong Bei memicingkan matanya dengan pandangan yang gelap, dia membenci dirinya sendiri sekarang. Emosi tak terkendali menjadi semakin intens dan kuat!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.