Menjalin Cinta Dengan Paman

Orang yang Menyentuh Wanita Miliknya, Harus Mati!



Orang yang Menyentuh Wanita Miliknya, Harus Mati!

0Bo Yan menatap video itu dengan tajam. Pertama-tama, dia melihat seseorang mengikuti An Ge'er. Orang itu pun dengan cepat ditemukan oleh Ah Dong dan yang lainnya, lalu diseret ke dekat toilet.     

Melihat adegan itu, entah sejak kapan wajah Bo Yan berubah menjadi dingin dan gelap. Pasalnya, Ah Dong tidak memberitahunya tentang masalah itu sama sekali.     

'Mengapa dia tidak memberitahuku?!'     

Bahkan jika masalah itu bisa ditangani dengan cepat, Bo Yan merasa dia perlu tahu siapa sosok di belakang orang yang mengikuti An Ge'er itu.     

Tidak salah jika Bo Yan mengurung Ah Dong dan itu seharusnya selama satu bulan…     

Layar kamera masih terus menyorot keadaan sekitar. Beberapa saat kemudian terlihat An Ge'er yang sedang berjalan dan tiba-tiba bertemu dengan pria lain… Qin Mo.     

Melihat itu, tatapan mata Bo Yan tiba-tiba menjadi lebih dalam, membuat orang lain tidak tahu apa yang sedang dipikirkannya.     

Bo Yan pun akhirnya sadar bahwa masih ada begitu banyak hal yang belum diketahuinya dan telah terjadi pada An Ge'er hari itu.     

'Bahkan Qin Mo juga muncul di bandara?'     

Detik berikutnya, Bo Yan melihat Qin Mo menghentikan An Ge'er dan tidak tahu apa yang mereka dibicarakan. Kemudian, pria itu menarik tangan An Ge'er…     

Seketika, mata Bo Yan pun seolah membeku.     

'Ternyata Qin Mo masih ingin mengganggu gadis kecilku?'     

'Ini sangat keterlaluan!'     

Untungnya setelah beberapa saat, Qin Mo dengan cepat dihentikan oleh Ah Dong. Pada saat video menunjukkan adegan itu, Bo Yan meletakkan tangannya di atas meja dan tatapan matanya semakin dalam dari sebelumnya.     

Namun perlahan-lahan, ketika Bo Yan video yang sedang berlangsung menjadi tidak terlalu jelas, tiba-tiba seluruh tubuhnya membeku.     

Bo Yan melihat sosok tinggi berjalan cepat dengan kepala tertunduk datang ke arah An Ge'er dalam rekaman itu. Orang itu, Bo Yan sangat mengenalinya... Itu adalah Kobra!     

Itu adalah sosok Kobra yang nyata dan bukan orang pengganti! Itu bukan samaran!     

Ketika melihatnya, napas Bo Yan berhenti sejenak dan pupil matanya mengecil. Dia tahu siapa Kobra, tetapi tidak pernah berpikir bahwa pria itu akan berjarak begitu dekat dengan wanitanya.     

Bagaimanapun, Bo Yan tahu bahwa Kobra adalah orang yang sangat berbahaya.     

Video terus berlangsung. Saat An Ge'er sedang buru-buru berjalan menuju tempat check in, Kobra tiba-tiba menabraknya.     

Pada saat itu juga, Bo Yan mengepalkan tangannya.     

Cuplikan video itu kemudian memperlihatkan An Ge'er yang terhuyung mundur. Kemudian, gadis itu berjongkok untuk mengambil tasnya yang jatuh. Semua barangnya jatuh dan Kobra juga ikut berjongkok untuk membantu An Ge'er mengambil barang-barangnya. Lalu…     

Kilauan cahaya perak dipantulkan oleh sinar matahari. Seketika, Bo Yan dapat melihat dengan jelas bahwa Kobra mengambil kesempatan itu untuk memasukkan USB ke dalam tas An Ge'er dengan cepat.     

Bo Yan memutar cuplikan video itu berkali-kali untuk melihat dengan lebih jelas. Sampai akhirnya, dia melihat senyum Kobra yang aneh seperti pembunuh berdarah dingin di sudut bibirnya setelah Ge'er pergi.     

Detik selanjutnya, Bo Yan menghentikan video itu, melemparkan ponselnya di meja dan menggosok pelipisnya hingga hampir membengkak.     

'Apa yang dikatakan An Ge'er memang benar…'     

'Dia benar-benar tidak tahu apa yang sedang terjadi…'     

Informasi itu membuat Bo Yan sangat lega. Namun saat mengingat Kobra datang ke kota A khusus untuk An Ge'er, itu juga membuatnya gelisah.     

Telepon dari Leng Jue datang di waktu yang tepat.     

"Aku yakin kamu telah melihat dengan jelas. Kobra awalnya ingin membawa USB dengan virus TT8 itu ke udara dan membiarkannya hilang sepenuhnya. Namun hasilnya, bukan hanya pesawatnya yang tidak bermasalah, tetapi USB-nya juga kembali ke kota A. Ketidakberpihakan ada di… tangan gadis kecilmu. Ini juga tujuan utama Kobra untuk kembali."     

"Oleh karena itu, masalah keamanan tidak boleh diabaikan."     

***     

Tengah malam, Bo Yan sedang berdiri sendirian di balkon ruang kerjanya dengan rokok di antara jari-jarinya.     

Meskipun rokok itu belum dinyalakan, tetapi sudah ada gumpalan asap di sekelilingnya. Bo Yan berdiri di bawah cahaya bulan dengan cuaca dingin dan asap gelap, seperti Dewa yang jatuh dan membuat orang terpesona.      

Napas Bo Yan dipenuhi dengan kesuraman dan aura dingin yang ekstrem.     

'Kobra harus mati!'     

'Orang yang ingin menyentuh wanitaku, berarti dia cari mati!'     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.