Menjalin Cinta Dengan Paman

Seorang Wanita, Berdiri... Berdesis?



Seorang Wanita, Berdiri... Berdesis?

0Setengah jam yang lalu.     

Universitas Film dan Media merupakan universitas media terbesar di kota A dan nomor satu di dalam negeri. Ada begitu banyak gadis cantik dan pria tampan di sana, siapa pun bisa masuk dan menjadi mahasiswa. Baik secara faktor ekonomi atau kualifikasi akademik, tidak ada bedanya.     

Saat An Ge'er pergi ke kampus, dia mengenakan kacamata hitam dan masker sampai tidak ada yang mengenalinya. Ai Rui mengikutinya tanpa kentara bersama seseorang.     

Setelah insiden Rong Bei yang berusaha merebut An Ge'er dan melukai gadis kecil itu, Ai Rui diperintahkan untuk benar-benar menjaganya. Bahkan jika dia harus mati, Nona Kecil mereka tidak boleh terluka.     

Ai Rui dan anak buahnya mengikuti An Ge'er dengan ketat sampai bahkan tidak bisa mengalihkan pandangan mereka sama sekali.     

Namun…     

Saat An Ge'er sedang berjalan, tiba-tiba langkah kakinya membeku. Gadis itu merasakan aliran panas menyembur keluar dari bawah dan dia buru-buru menutupi perutnya, lalu menghentikan langkahnya. Alisnya membeku dan ekspresinya sedikit aneh.     

Tiba-tiba, An Ge'er merasa pusing!     

'Ada apa ini? Apa aku datang bulan?'     

"Nona, ada apa?" Ai Rui yang berada di belakangnya buru-buru bertanya.     

Seorang laki-laki bertanya tentang hal seperti itu, An Ge'er merasa sedikit malu.     

Sebenarnya, An Ge'er memang belum datang bulan selama lebih dari sebulan. Jika dihitung-hitung, menstruasinya telat setelah apa yang dia lakukan dengan Bo Yan... Awalnya, dia sedikit gugup di dalam hatinya dan diam-diam berharap masa datang bulannya akan segera datang.     

'Tapi kenapa harus datang sangat tiba-tiba? Mengapa harus sekarang?!'     

"Ai Rui, aku akan ke kamar mandi sebentar. Kalian tunggu saja di luar pintu."     

Ai Rui memperhatikan sekeliling dan tidak melihat sesuatu yang aneh. Jadi, dia pun mengangguk. "Kami akan berjaga di luar, tidak akan ada yang masuk. Nona, jika terjadi sesuatu, panggil kami."     

An Ge'er mengangguk.     

Pergi ke toilet sambil dijaga oleh seseorang memang bukan hal yang nyaman. Namun jika harus dibandingkan dengan kehilangan nyawa, maka hal itu tidak pantas dipermasalahkan.     

Lagi pula, banyak hal bisa terjadi secara tidak terduga. Maka dari itu, memang ada baiknya untuk berjaga-jaga dan tetapi waspada.     

An Ge'er tidak takut dipukuli sampai mati. Melainkan, dia takut tidak akan pernah melihat orang yang ingin dilihatnya lagi.     

Hari ini, An Ge'er sudah berjanji untuk bertemu dengan Su Chen. Hal pertama yang akan dilakukan adalah memberikan USB Kobra. Kedua, pria itu akan memberinya pistol perak kecil serta senjata lain yang dia minta untuk digunakan sebagai pertahanan diri.     

Memasuki kamar mandi, An Ge'er langsung mencari bilik yang kosong. Saat buru-buru melewati seseorang, dia tertegun dan kemudian mengalihkan pandangannya.     

An Ge'er tidak bisa menahan diri dan akhirnya bergumam dalam hati, 'Wanita ini sangat tinggi…'     

Wanita itu memiliki rambut keriting pirang panjang, menghadap ke belakang, berdiri di salah satu bilik toilet. Dia bahkan lebih tinggi dari pintu toilet!     

Kepala wanita itu setengah botak, An Ge'er tidak melihat wajahnya. Meskipun begitu, dia menebak bahwa orang itu mungkin adalah model atau sejenisnya.     

'Seorang wanita? Hmm, bukankah dia terlalu tinggi? Mungkin… Kira-kira tingginya 185 cm atau lebih?'     

Tidak lama setelah itu, An Ge'er menemukan bilik toilet yang kosong dan segera masuk ke dalam. Ketika baru saja masuk, dia mendengar suara yang tidak diketahui. Jari-jarinya yang tengah mengeluarkan tisu dari tas tiba-tiba menjadi kaku.     

Di belakang An Ge'er ada…     

'Suara berdesis?'     

An Ge'er tiba-tiba merasa bahwa suara itu agak aneh. Ya, itu sangat aneh. Matanya berkedut. 'Suara… Hmm, suara apa ini?'     

Selain itu, An Ge'er juga sepertinya melihat...     

An Ge'er meyakinkan diri bahwa dia bukan orang cabul, dia hanya ingin memastikan. Namun ketika mengintip toilet itu, dia benar-benar terkejut.     

Dia bisa dengan jelas dan akurat memastikan bahwa wanita tinggi itu ada di toilet, tapi...     

An Ge'er menegangkan lehernya dan memutar kepalanya perlahan. Namun ketika dia melihat toilet di mana wanita setengah botak itu berada, ekspresi wajahnya langsung menjadi aneh.     

'Hah?'     

'Apakah wanita itu kencing sambil berdiri?'     

Suara mendesisnya terdengar, An Ge'er masih bisa melihat wanita itu. Seketika, sudut matanya berkedut keras…     

'Benar-benar kacau.'     

'Sungguh pengalaman tidak biasa…'     

An Ge'er dengan cepat berbalik memasuki bilik toiletnya. Namun saat dia akan menutup pintu, dia seperti melihat wanita tinggi itu menoleh sedikit dan mengalihkan pandangannya ke arahnya…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.