Menjalin Cinta Dengan Paman

Obat Terlarang Para Lajang di Tengah Malam!



Obat Terlarang Para Lajang di Tengah Malam!

0Jeritan tiba-tiba terdengar, selimut itu diangkat oleh orang yang ada di dalam.     

An Ge'er tidak tahu di mana dia tiba-tiba disentuh, tetapi wajahnya langsung memerah. Saat ini, dia memegang selimut di sekitar tubuhnya dan tidak berani menatap Bo Yan.     

"Pa, Paman, apa yang kamu lakukan…?!"     

Bo Yan tidak menjawab, dia hanya melihat An Ge'er membungkus tubuhnya dengan erat. Gadis itu enggan menunjukkan wajah kecilnya, dia mengangkat alisnya…     

'Apa yang dia lakukan dengan perlindungan ketat seperti itu?'     

'Bukan telanjang… Bagian yang baru saja kusentuh sepertinya mengenakan sesuatu…'     

'Hanya saja… Hmm, saat disentuh itu terasa… sedikit halus?'     

"Mengapa kamu datang ke kamar ini?" Bo Yan menggelitik tubuh An Ge'er dan bertanya dengan senyum di bibirnya.     

Setelah Bo Yan mengatakannya, tangannya menarik selimut ke bawah tanpa sadar. Dia melakukan itu karena menurutnya An Ge'er sedang mengenakan pakaian.     

An Ge'er memang sedang mengenakan pakaian… Tapi itu sedikit… Ya, itu adalah pakaian yang menarik. Pakaian itu memberikan godaan yang jauh lebih besar daripada ketulusan hatinya.     

Saat selimut itu tertarik sedikit, tangan An Ge'er membeku memegang kain itu. Dia terdiam beberapa saat dengan wajah yang memerah. Gadis itu benar-benar malu! Sebelumnya, dia pikir dia pasti bisa. Namun sekarang, diam-diam dia menyesali keputusannya memakai pakaian itu dan niatnya untuk menyerahkan diri kepada Bo Yan.     

'Apa yang tadi kupikirkan sampai dengan konyolnya mengenakan pakaian seksi seperti ini?'     

Dalam hati, An Ge'er menyalahkan Xia Qiqi karena membuatnya terobsesi untuk sementara waktu. Pada akhirnya, semua itu justru membuatnya takut untuk menghadapi Bo Yan sekarang.     

An Ge'er takut Bo Yan akan berpikir bahwa dia terlihat aneh… Bagaimanapun, pamannya itu adalah orang yang serius.     

"Mengapa? Apa kamarnya dingin? Mengapa wajahmu sangat merah?" Bo Yan samar-samar memperhatikan An Ge'er dan bertanya.     

An Ge'er benar-benar malu menghadapi pria itu, dia tidak tahu harus berkata apa. Seketika, dia ingin mematikan lampu agar Bo Yan tidak bisa melihatnya dengan jelas karena gelap. Setelahnya, dia akan membiarkan pria itu melakukannya…     

Jadi, An Ge'er segera berbisik, "Paman… Hmm, kamu… Maukah kamu menutup matamu dulu?"     

Mendengar itu, tatapan mata Bo Yan semakin dalam. Kemudian, dia bertanya dengan suara yang rendah dan makna yang membingungkan, "Sudah malam, kamu tidak pergi?"     

'An Ge'er berlari ke tempat tidurku di tengah malam…'     

'Sejak kapan dia menjadi begitu berani?'     

'Tidakkah dia tahu apa yang mungkin terjadi pada dirinya sendiri?'     

An Ge'er tersipu dan tidak mengatakan apa-apa, tetapi dia mendesak Bo Yan untuk menutup matanya dengan cepat.     

Jika dilihat dari kepribadian dan tampangnya, Bo Yan seharusnya merupakan orang yang sangat baik. Namun dalam situasi itu, bagaimana dia bisa dia benar-benar menurut?     

Melihat Bo Yan menutup matanya, An Ge'er segera keluar dari selimut dan berlari untuk mematikan lampu. Namun ketika dia kembali, dia menangkap seseorang sedang memandangnya lekat-lekat di bawah sinar bulan yang samar...     

Seketika, An Ge'er pun terkejut.     

"Hah, Paman! Mengapa kamu mengintip?!" An Ge'er menggigit bibir bawahnya dan berteriak, wajahnya merah dan sedikit pucat.     

Namun, Bo Yan tertegun dan tidak bicara...     

An Ge'er tiba-tiba merasa malu dan sedikit kewalahan.     

Bo Yan masih terbungkus handuk mandi di bagian bawah tubuhnya, keterkejutan melintas di wajahnya yang menawan.     

Sejak An Ge'er turun dari ranjang dan dengan cepat berlari ke arah saklar lampu, Bo Yan sudah membuka matanya. Tidak dapat dipungkiri, dia sudah melihat pakaian seksi dan polos yang dikenakan gadis itu… Stoking dan rok pendek yang hampir mencapai pahanya…     

Bahkan ketika An Ge'er turun, Bo Yan tidak sengaja mengintip sesuatu berwarna putih itu… Setengah dari pinggang rampingnya terlihat, dadanya bergerak ke atas dan ke bawah…     

Bo Yan hanya melihat An Ge'er berlari dari belakang...      

Saat itu juga dia…     

Bo Yan perlahan-lahan melemparkan handuk yang dipegangnya di tangan. Pada saat yang bersamaan, dia melihat sosok An Ge'er yang ramping dan menarik di bawah sinar bulan temaram...     

Melihat An Ge'er menggigit bibirnya dan pipinya yang merona merah malu-malu...     

Tiba-tiba, Bo Yan merasa bahwa setiap napasnya menjadi sangat panas. Sesuatu di tenggorokannya mengalir tidak tertahan dan bagian bawah tubuhnya seperti perlahan menegang...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.