Menjalin Cinta Dengan Paman

Ayo, Berikan Ciumanmu pada Kakak



Ayo, Berikan Ciumanmu pada Kakak

0An Ge'er tidak bisa berkata-kata.     

Ferrari yang telah dimodifikasi itu melaju kencang di jalan. Sudut bibir Rong Bei terangkat, dia mencibir dan berkata dengan tenang, "Terkepung tidak bisa dihindari… Dan yang paling penting adalah bagaimana kita membunuhnya."     

Rong Bei ingin terlihat keren di depan An Ge'er, dia berusaha menunjukkan sisi terbaiknya. Namun ketika kata-kata itu terucap, An Ge'er bersikap seolah tidak pernah mendengarnya sama sekali. Dia juga tidak memberikan sepatah kata pun untuk menanggapi.     

Tiba-tiba, matanya berkedut…     

Saat ini, Rong Bei tidak tahu bahwa An Ge'er telah melepas ranselnya. Ada senjata pertahanan diri yang sebelumnya diberikan Su Chen di dalam sana. Itu semua adalah senjata yang dia minta secara khusus.     

Ada sebuah pistol yang tepat untuk pertahanan diri, peralatan membidik dengan titik merah muda, bom gegar otak, bom kilat, dan bom penghantam!     

Tidak diragukan lagi, semua jenis senjata itu tergolong mematikan. Pada keadaan yang tidak dapat dibayangkan, orang-orang yang mengejar An Ge'er dan Rong Bei bahkan tidak akan membayangkan bahwa gadis itu membawa berbagai senjata berbahaya.     

An Ge'er tidak bisa banyak bergerak sekarang. Dia bertanya-tanya apa yang Rong Bei pikirkan tentangnya… Sebenarnya, masalah apa pun yang ada dalam hidupnya, dia bahkan tidak memedulikan pria itu sama sekali.     

An Ge'er sedang menunggu saat darurat untuk menembak langsung.     

Sekarang, mobil Rong Bei melaju kencang di sebuah jalan lingkar. Tanpa menunggu lama, dua mobil muncul dan menghadang di depan mereka.     

Mobil-mobil itu menabrak dari depan dan melaju lurus. Kaca jendela di sisi samping pengemudi dan belakang semuanya terbuka, senapan mesin ringan ditembakkan ke arah mobil Rong Bei.     

Beberapa detik kemudian, dua mobil muncul di belakang mereka.     

Adegan berbahaya yang terjadi di jalan umum itu membuat orang-orang yang ada di sana ketakutan. Orang-orang yang ada di dalam mobil pribadi mulai panik dan berhamburan keluar. Mereka membuka pintu dan berguling, melindungi kepala masing-masing dan melarikan diri.     

Saat ini, bagian depan dan belakang mobil Rong Bei telah terkepung. Orang-orang Kobra tanpa henti menembaki mereka.     

Rong Bei tahu dia sudah tidak bisa menunggu lagi. Jadi detik berikutnya, dia bersiul pelan dan menoleh ke arah An Ge'er dengan tatapan licik sambil berkata, "Apakah kamu takut? Cium Kakak sekali, aku akan membuatmu aman."     

Rong Bei berpikir An Ge'er akan memberinya tatapan yang aneh. Dia tidak pernah menyangka gadis itu akan bertanya padanya, "Cium di mana?"     

Rong Bei terkejut, matanya langsung menyala. Tiba-tiba, dia merasa malu dan terbatuk. Detik berikutnya, dia menoleh sedikit dan menunjuk bibirnya, "Lihat, cium saja ke arah ini."     

An Ge'er tidak bisa menahan diri, tatapan matanya langsung jatuh ke arah bibir Rong Bei. Itu adalah bibir yang seksi dan tipis, berwarna merah muda pucat.     

Namun sesaat setelah itu, An Ge'er tersenyum geli sambil mencibir Rong Bei secara langsung, "Kamu takut mati dan ingin melakukan hal romantis sebelum mati, 'kan?"     

Kata-kata itu sengaja diucapkan oleh An Ge'er untuk membuat Rong Bei kesal.     

Saat ini, An Ge'er masih bersandar dengan enggan sambil menggoda Rong Bei, "Baiklah, tapi itu terlalu berlebihan, 'kan? Apakah kamu khawatir akan terjadi sesuatu yang mengerikan?"     

Saat mendengar itu, wajah Rong Bei tiba-tiba berubah. Dia menyesuaikan posisi duduknya dan menjawab, "Jika kamu tidak ingin memberikan ciuman, maka tidak perlu. Sindiranmu itu… Cukup bagus! Tapi jangan takut, hari ini Kakak akan membiarkanmu melihat adegan yang luar biasa!"     

Seperti yang dia katakan, Rong Bei langsung mengeluarkan senapan mesin dari bawah kakinya. Senapan itu memiliki kapasitas magasin konfigurasi dan kecepatan bergerak yang tinggi. Setelah membidik, akurasinya mencapai 100 persen. Setelah terkunci, itu akan bergerak sesuai target!     

Tentu saja, itu adalah salah satu senjata yang An Ge'er desain sebelumnya.     

Pada kesempatan itu, senapan mesin semacam itu benar-benar sempurna untuk melawan musuh.     

Rong Bei mengira An Ge'er akan terkejut ketika melihat adegan itu, tetapi dia justru tampak acuh tak acuh. Melihat pistol, sepertinya dia tidak kaget atau takut sama sekali!     

Berdasarkan apa yang dia pikirkan, Rong Bei tidak pernah menyangka bahwa wajah An Ge'er akan menampilkan ekspresi seperti itu… Begitu tenang.     

Perasaan terkejut dan sedikit frustrasi pun tak terhindarkan.     

Rong Bei membuka jendela mobil dan bertanya pada An Ge'er, "Apakah kamu bisa mengemudi? Arahkan saja lurus ke depan."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.