Menjalin Cinta Dengan Paman

Dia Adalah Iblis Bertubuh Malaikat!



Dia Adalah Iblis Bertubuh Malaikat!

0Rong Bei membelokkan mobil di tengah jalan secara tiba-tiba. Detik berikutnya, peluru mengenai bingkai jendela dan mengeluarkan percikan api.     

An Ge'er terkejut, kemudian mengangkat kepalanya dan berkata kepadanya, "Terima kasih."     

Namun, wajah Rong Bei terlihat muram saat ini. Tidak ada lagi tatapan jahat dan gila yang biasanya selalu terlihat, bibirnya tertutup yang rapat. Matanya yang panjang dan sipit seolah ditutupi oleh lapisan kabut tipis, membuat siapa pun tidak bisa menebak apa yang sedang dipikirkannya.     

An Ge'er sudah membereskan semua orang di dalam salah satu mobil yang mengejar mereka.     

Rong Bei yang awalnya masih memegang pistol sekarang fokus mengemudi, kedua tangannya berada di setir. Tangan ramping dan putih itu terkepal erat.     

Melihat aksi An Ge'er, Rong Bei berpikir dia tidak perlu bertindak sama sekali.     

Beberapa saat setelahnya, orang-orang di dalam mobil yang menghadang mereka menampakkan diri untuk menembak dan melindungi pengemudi.     

"Kalau kita menabraknya, tidak ada satu pun dari mereka yang bisa melarikan diri," kata An Ge'er dengan tenang.     

Mata panjang dan sipit Rong Bei diam-diam menatap An Ge'er dalam-dalam. Dia tahu apa yang dikatakan gadis itu benar, tetapi itu juga berbahaya.     

Rong Bei benar-benar tidak tahu apa yang dipikirkan An Ge'er… Namun detik berikutnya, dia menekan bibirnya rapat-rapat, lalu tiba-tiba menginjak pedal gas dan menabrak mobil yang ada di depan mereka.     

Tentu saja An Ge'er tidak ingin mati. Dia menyarankan cara itu karena sudah tahu tentang mobil Rong Bei. Jika mobil yang sebelumnya tidak bisa menjungkirbalikkan Ferrari itu, maka mobil kecil yang ada di depan mereka juga tidak akan bisa.     

Rong Bei mengemudi lurus. Pria berbaju hitam yang mengemudikan mobil di depannya pun terkejut dan dengan cepat berusaha menghindar. Mengambil keuntungan dari situasi itu, Rong Bei langsung menabraknya.     

Hanya dengan sekali tabrak, mobil itu berbalik.     

An Ge'er membuka setengah kaca jendelanya, pistol di tangannya sudah siap untuk digunakan. Kebetulan, kaca jendela pengemudi lawan juga terbuka setengah.     

Pengemudi itu masih tidak fokus. Setelah beberapa detik, dia tiba-tiba menoleh dan melihat seorang gadis setengah menunduk di jendela mobil dengan sebuah pistol yang sedang diarahkan kepadanya. Pistol itu setengah menutupi wajahnya, tetapi tidak dapat menutupi ekspresinya…     

Salah satu sudut bibir An Ge'er sedikit terangkat. Tampak dingin, tajam, tipis, dan samar-samar… Seperti orang yang haus darah!!!     

"Dor!"     

Setelah terdengar suara tembakan, An Ge'er bahkan tidak melihat kepala yang meledak dan darah yang bercipratan serta kepulan asap di seberang jalan. Dia langsung menurunkan matanya dan meniup sisa asap di pistolnya. Tangan kecilnya yang putih dan ramping dengan lembut membelai pistol tercinta yang dia rancang sendiri itu.     

Tangan putih kecil An Ge'er menyatu dengan pistol berwarna dominan hitam itu. Wajahnya yang polos dan menawan terlihat kontras dengan ekspresi dinginnya.     

Pemandangan itu pun memberikan kesan mendalam bagi pria-pria asing yang ada di dalam mobil-mobil itu.     

Seketika, mereka berpikir An Ge'er bukanlah gadis kecil polos yang seperti malaikat. Tapi… Iblis yang dibungkus tubuh malaikat!     

Tak hanya pria-pria asing utusan Kobra, sikap An Ge'er juga membuat Rong Bei terkejut. Dia seperti menerima guncangan dan gelombang yang kuat di dalam hatinya.     

Pada saat mereka masih tercengang, An Ge'er tidak melakukan apa-apa. Dia hanya berkata, "Teruslah menyetir!"     

Mobil Rong Bei tidak berhenti, tetapi melaju secara perlahan. Saat ini, dua mobil di belakang sudah mulai menyerang lagi, tetapi mereka mengambil tindakan pencegahan.     

Bagaimanapun, mereka diperintahkan untuk menangkap An Ge'er, bukan membunuhnya. Jika Rong Bei dan gadis itu memiliki senjata dan peralatan kelas tinggi, mereka pasti akan disiksa sampai mati jika hanya mengandalkan pistol.     

Maka dari itu, detik berikutnya orang-orang yang hanya mengandalkan pistol itu bergegas tanpa basa-basi.     

Saat salah satu mobil mereka berhasil mengejar, An Ge'er mengeluarkan bom penghantam dari tasnya. Dia menarik cincin itu sesuka hati, mengarahkan matanya ke sudut yang tepat, lalu menggunakan tangan kanannya untuk melempar.     

"Cepat menyingkir dari sini!"     

Setelah An Ge'er mengatakan itu, Rong Bei tiba-tiba menginjak pedal gas dan mobil pun melaju kencang.     

Pada saat yang bersamaan, An Ge'er mengambil kesempatan itu untuk menembak dari belakang secara acak.     

Rong Bei tidak tahu apa yang sedang An Ge'er lakukan, tetapi dia tetap tenang dan memperhatikan.     

Tentu saja, detik berikutnya, mata Rong Bei menyusut tiba-tiba!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.