Menjalin Cinta Dengan Paman

Tidak Bisa Menunggu, Maukah Kamu Menikah Denganku (4)



Tidak Bisa Menunggu, Maukah Kamu Menikah Denganku (4)

0An Ge'er melihat ekspresi Bo Yan yang tampak tertegun. Pria itu seperti terobsesi dengannya dan itu membuatnya merasa sedikit malu.     

Setelah itu, An Ge'er ingat bahwa waktu mereka hampir habis. Saat dia baru saja akan mengambil dua langkah ke arah pintu, detik berikutnya dia tiba-tiba berteriak.     

Itu karena Bo Yan yang ada di belakangnya tiba-tiba memeluknya erat-erat… Bibir hangat pria itu jatuh di leher An Ge'er dengan penuh semangat…     

An Ge'er ingin mengatakan agar Bo Yan tidak membuat masalah. Namun detik berikutnya, dia dibuat membeku setelah mendengar apa yang pria itu katakan.     

Bibir Bo Yan menempel di telinga An Ge'er, suara yang serak dan penuh kasih sayang terdengar sedikit demi sedikit… "Ge'er kecil, aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi… Menikahlah denganku..."     

"Menikahlah denganku…"     

Saat melihat An Ge'er mengenakan gaun putih bergaya retro yang indah itu, Bo Yan sepertinya berpikir bahwa dia adalah pengantin kecil… Pengantinnya…     

An Ge'er terlihat menawan dengan alis yang dirajut dan seberkas kecantikan di wajahnya. Tidak, itu bukan hanya kecantikan yang tampak dari luar saja, tetapi juga sejenis kecantikan yang terpancar dari dalam.     

Kebaikannya, kecerdasannya, kelembutannya, perhatiannya, dan temperamennya… An Ge'er adalah gadis kecil yang keras kepala dan semua itu sangat menarik bagi Bo Yan. Selain itu, dia selalu merasa bahwa ada pesona yang tak dapat dijelaskan tentang gadis itu.     

Bagi Bo Yan, An Ge'er tampak misterius dan kuat. Itu membuatnya ingin terus memanjakan gadis itu, mengenali dirinya lebih dalam, dan tidak pernah cukup mencintai.     

Awalnya, Bo Yan ingin mengajak An Ge'er menikah begitu gadis itu lulus SMA.     

Dia telah menunggunya selama lebih dari sepuluh tahun, tetapi An Ge'er baru berusia delapan belas tahun… Jadi, Bo Yan memutuskan untuk menunggu. Dia bahkan tidak peduli jika harus menunggu beberapa tahun lagi.     

Namun saat ini, melihat An Ge'er mengenakan gaun putih retro seperti pengantin wanita, Bo Yan menyadari bahwa dia tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Dia tidak sabar untuk benar-benar menjadikan gadis kecil itu miliknya, seutuhnya, dengan nama keluarganya…     

Bo Yan ingin An Ge'er menjadi istrinya secara sah.     

Mendengar kata-kata yang muncul mulut dari Bo Yan, An Ge'er pun tercengang! Bukannya dia tidak pernah memikirkannya…. Sebaliknya, entah sudah berapa kali dia memikirkan tentang hal itu pada tengah malam. Namun, An Ge'er selalu merasa itu terlalu jauh.     

Jatuh cinta adalah persoalan dua orang, tetapi pernikahan adalah persoalan dua keluarga.     

Benar, mungkin kalimat itulah yang bisa menggambarkan perasaan An Ge'er. Dia bingung… Terlebih lagi karena mereka adalah… Keluarga.     

Bagaimanapun, hubungan mereka tampak tidak etis bagi orang lain yang tidak tahu faktanya. Selain itu, identitas asli An Ge'er juga sepertinya membuat orang-orang dalam keluarga mereka seperti membencinya.     

Semua itu… Sepertinya ada lapisan penghalang yang tebal bagi masa depan An Ge'er dan Bo Yan.     

Saat ini, An Ge'er memiliki visi yang lebih baik untuk kehidupan masa depan karena Bo Yan. Namun pada saat yang bersamaan, saat mereka menempuh jalan itu, dia tahu ada kesulitan yang akan dihadapi…     

Entah apa, memikirkannya saja An Ge'er sudah merasa kesulitan. Jadi, dia jarang memikirkan hal itu. Dia hanya ingin menikmati hidup di saat ini dan mengambil langkah demi langkah.     

Apalagi, meskipun Bo Yan mencintainya, dia tidak pernah membuat janji. Jadi jauh di dalam lubuk hatinya, An Ge'er menyimpan kecemasan yang disebabkan ketidakpastian. Meskipun begitu, dia juga tidak bisa mengambil inisiatif untuk berbicara. Bersama berarti bersama, berpisah berarti berpisah, itu hanyalah masalah waktu…     

Hanya saja, An Ge'er tidak pernah menyangka Bo Yan akan mengajaknya menikah secepat itu.     

Dulu, dia berpikir jika Bo Yan tidak mengatakan janji apa pun, dia akan menerimanya. Namun saat pria itu mengatakannya, ternyata...     

'Aku tidak bisa menunggu, menikahlah denganku…'     

Semua telah sampai pada titik itu. Artinya jelas dan wajar bagi An Ge'er bila dirinya terkejut.     

'Paman tidak pernah mengatakannya, tetapi ternyata dia sudah membuat rencana di dalam hatinya…'     

'Sudah berapa lama dia menyimpan kalimat 'aku tidak bisa menunggu'?"     

An Ge'er tidak berani memikirkannya, tapi dia masih terkejut.     

"Ge'er kecil, apa kamu tidak dengar? Menikahlah denganku..." Bo Yan mengulangi kata-katanya lagi dengan suara serak, mengamati An Ge'er yang tidak mengatakan sepatah kata pun.     

Berpikir bahwa gadis itu takut atau ingin menolak, Bo Yan mengucapkan kalimat lain yang lebih seperti keinginan, "Usiaku sudah dua puluh enam lebih… Jika kamu tidak mau menikah denganku sekarang dan nantinya tidak menginginkanku lagi, aku akan menjadi pria tua."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.