Menjalin Cinta Dengan Paman

Jangan Memohon Padaku, Aku Juga Ingin Menikah Denganmu



Jangan Memohon Padaku, Aku Juga Ingin Menikah Denganmu

0An Ge'er masih penuh dengan rasa terkejut dan emosi di dalam hatinya. Namun begitu Bo Yan mengucapkan kata-kata itu, senyuman seolah muncul di matanya yang sedikit bengkak dan pedih.     

Sambil menggigit bibir, An Ge'er menatap tangan Bo Yan yang sedang memegangnya erat-erat.     

Dia menjauhkan tangan itu dan melepaskannya secara paksa, kemudian berbalik. Saat melihat ekspresi kebingungan dan sorot kesepian melintas di mata Bo Yan, An Ge'er menangkap tangan pria itu dan akhirnya menggenggam jari-jarinya dengan erat.     

Mata An Ge'er seolah tersenyum, dia menatap Bo Yan lekat-lekat. Dengan suara yang sedikit sengau, dia berkata dengan ringan, "Bo Yan, jangan begitu memohon kepadaku…"     

Mata Bo Yan yang ramping sedikit membeku. Namun detik berikutnya, dia mendengar An Ge'er melanjutkan, "Karena… Aku juga ingin menikahimu."     

'Iya. Jadi, jangan memohon.'     

Bo Yan tercengang. Bibir tipisnya bergerak-gerak, tetapi tidak ada sedikit pun suara yang muncul.     

Saat ini, keheningan seolah berbicara.     

Cinta yang telah disimpan selama lebih dari sepuluh tahun itu… Saat ini, akhirnya menjelma seperti debu yang telah mengendap.     

Jika memikirkan tentang masa depan, sebenarnya An Ge'er tahu bahwa mereka mungkin akan menghadapi banyak kesulitan. Terutama, jika mereka benar-benar menikah.     

Meskipun begitu, An Ge'er tidak ingin mengungkitnya. Langkah yang diambil saat ini adalah hal yang paling penting dan dia tidak ingin menekan diri sendiri atau Bo Yan.     

Namun, An Ge'er sebenarnya tidak menyangka apa yang dikatakan Bo Yan selanjutnya akan membuat hatinya bergetar. Bahkan, dia menjadi sedikit bingung.     

Tiba-tiba, An Ge'er merasa ada ilusi yang seolah-olah membuatnya jatuh ke dalam perangkap yang lembut!     

Ternyata semua sudah dipersiapkan. Bo Yan hanya menunggu An Ge'er menyatakan kesediaannya!     

Bo Yan memegang wajah kecil An Ge'er dengan kedua tangannya, kemudian dengan lembut memberikan kecupan di antara alis gadis itu. Detik berikutnya, dengan suara yang tenang dan tegas seolah tidak ada yang bisa meragukan atau menolaknya, dia berkata, "Aku akan menunggumu pulang, lalu kita akan mendapatkan surat nikah."     

'Aku akan menunggumu pulang, lalu kita akan mendapatkan surat nikah…'     

Ketika An Ge'er mendengar kata-kata itu, dia langsung tercengang!     

'Apakah aku sedang berhalusinasi?'     

'Apa maksud Paman?'     

"Tunggu… Menungguku pulang?"     

Bo Yan mengangguk, "Aku sudah mendapatkan informasi terkait berkas-berkas yang diperlukan sebelum malam ini. Jadi, aku akan pergi untuk mengambil suratnya besok pagi."     

"Paman, bagaimana mungkin? Tidak, maksudku… informasi identitas dan kartu keluargaku… Bukankah dengan milikmu…?"     

Bagaimanapun, An Ge'er dan Bo Yan adalah kerabat dalam kartu keluarga. Bahkan jika hubungan kekeluargaan itu ingin dicabut secara resmi, maka akan memakan waktu…     

'Hmm, baiklah…'     

An Ge'er berusaha menenangkan diri. Sebenarnya, dia harus mengakui bahwa dia sudah pernah berpikir Bo Yan memiliki rencana untuk menikahinya suatu saat nanti. Namun, dia tidak pernah menyangka akan mendapatkan surat nikah secepat itu.     

'Itu terlalu mendadak, sungguh seperti lelucon!'     

An Ge'er mengatakan bahwa dia tidak siap dengan hal itu.     

"Kamu tidak perlu khawatir tentang itu. Kamu hanya perlu kembali ke sini besok… Sisanya, serahkan padaku."     

Setelah menunggu lebih dari sepuluh tahun, Bo Yan akhirnya bisa mengatakan bahwa dia ingin menikah dengan An Ge'er. Lebih penting lagi, gadis itu pun menginginkan hal yang sama.     

Jadi, bagaimana Bo Yan bisa menanggungnya lebih lama lagi? Dia sudah lama tidak sabar ingin mendaftarkan An Ge'er di kartu keluarganya!     

Bo Yan juga tidak tahu sudah berapa lama tepatnya dia mencintai An Ge'er, tetapi dia sendiri tahu itu tidak bisa dibandingkan. Dia tidak bisa menunggu lagi, sedetik pun.     

Semuanya sudah siap. Bahkan jika harus membuat yang palsu atau meretas sistem, semua telah disiapkan.     

Tidak masalah, Bo Yan tidak peduli dengan orang lain. Selama An Ge'er mengatakan bahwa dia akan menikah dengannya, dia tidak peduli.     

An Ge'er tercengang. Dia ingin mengatakan sesuatu, tetapi melihat waktu dan menyadari bahwa dia sudah terlambat, dia hanya mengatakan sepatah kalimat.     

Setelah itu, An Ge'er buru-buru mengangkat roknya, mengambil tas kecil, dan bergegas pergi. Dia buru-buru naik mobil Ah Dong yang telah lama menunggu di luar vila.     

Setelah masuk ke dalam mobil, dada An Ge'er masih terasa berdegup kencang.     

Benak An Ge'er masihi dipenuhi dengan adegan saat Bo Yan melamarnya. Begitu dia setuju untuk menikah dengannya, detik berikutnya dia mendengar bahwa pria itu akan pergi untuk mengambil surat nikah mereka besok!     

'Ini bukan lelucon!'     

'Astaga!'     

An Ge'er tercengang.     

'Sepertinya… Aku telah masuk dalam jebakan khusus!'     

Sebenarnya, An Ge'er tidak ingin tersentuh oleh Bo Yan. Namun mendengar apa yang dikatakan pria itu, dia menjadi lengah!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.