Menjalin Cinta Dengan Paman

Bo Yan, Pria Ini, Dia Tidak Mau Menyerah



Bo Yan, Pria Ini, Dia Tidak Mau Menyerah

0Melihat An Ge'er berada di antara pemandangan dan situasi yang menakutkan itu, Bo Yan khawatir gadis itu akan ketakutan. Namun entah bagaimana, dia tampaknya memiliki perasaan yang tak terlukiskan.     

Entah mengapa Bo Yan selalu merasa seolah-olah An Ge'er tidak takut dengan hal-hal seperti itu.     

Bahkan saat An Ge'er meneleponnya barusan, sepertinya tidak ada suara isak tangis atau hal-hal serupa yang sebelumnya dibayangkan oleh Bo Yan. Sebaliknya, nadanya terdengar normal dan tenang.     

Mata ramping Bo Yan berkedip.     

'Apakah aku terlalu berpikir berlebihan?'     

'Saat seseorang terlalu takut, mungkin ada banyak reaksi tidak normal… Mungkin, sikapnya yang terlalu tenang itu adalah salah satunya…'     

Bo Yan keluar dari mobil dan berjalan ke arah An Ge'er yang juga bangkit perlahan. Entah mengapa, dia ingin melihat lebih banyak hal melalui mata gadis itu.     

Detik berikutnya, entah disengaja atau tidak, kaki An Ge'er tiba-tiba menjadi lemah dan jatuh ke depan. Bo Yan langsung menangkapnya dan memeluknya.     

Saat ini, An Ge'er memejamkan mata. Tangan kecilnya menggenggam erat bagian depan dada Bo Yan. Suaranya yang serak seolah menunjukkan bahwa dia sedikit takut, "Paman, kupikir aku mungkin tidak akan pernah melihatmu lagi…"     

An Ge'er berpikir jika dia tertangkap oleh Kobra, bahkan jika dia tidak langsung mati di tangan pria itu, semua tidak akan sama lagi.     

Apakah dia masih bisa menjadi dirinya jika jatuh ke tangan Kobra? An Ge'er takut seluruh tubuhnya akan tertutup oleh memar dan tidak akan bisa menjadi dirinya lagi.     

Jika benar-benar seperti itu, An Ge'er khawatir dia tidak akan pernah berani kembali pada Bo Yan lagi.     

Jika itu menjadi kenyataan, An Ge'er akan membenci dirinya sendiri… Lalu, bagaimana mungkin dia bisa berpasangan dengan seseorang yang begitu sempurna seperti Bo Yan?     

Melihat reaksi An Ge'er yang tampak sangat ketakutan hingga kakinya lemas dan mendengar kata-kata yang menyedihkan keluar dari bibirnya, Bo Yan menyadari bahwa dia benar-benar telah berpikir terlalu berlebihan sebelumnya.     

Kini, melihat wajah kecil An Ge'er yang pucat, Bo Yan tidak bisa menahan diri untuk tidak mencium dahinya dengan penuh simpati. Sambil menempelkan dagunya di atas kepada gadis itu, dia mencoba menghibur dengan suara yang lembut, "Gadis pintar, jangan takut… Tidak apa-apa, semuanya akan baik-baik saja. Aku di sini."     

Beberapa saat kemudian, Bo Yan memasukkan An Ge'er ke dalam mobil. Namun, gadis itu tidak mau melepaskannya. Setelah Bo Yan membisikkan sesuatu ke telinganya, barulah An Ge'er melepaskan genggamannya di baju pria itu.     

Tepat pada saat itu juga, Ai Rui datang. Bo Yan hanya meliriknya dengan ringan.     

Detik berikutnya, Ai Rui masuk ke dalam mobil dan berkata kepada An Ge'er, "Nona Kecil, aku akan mengantarmu pulang terlebih dahulu."     

An Ge'er tidak berbicara, dia hanya melihat ke luar jendela mobil. Ekspresinya jelas dan serius. Itu membuat Bo Yan terus-menerus melihatnya dengan khawatir.     

An Ge'er baik-baik saja dan Bo Yan harus tinggal untuk mengurus sisanya.     

Kejadian itu bukanlah insiden yang sederhana. Terutama, ada seseorang dalam keluarga mereka yang meninggal.     

Bibi Chen meninggal. Sedangkan Nenek An, An Ge'er tidak tahu. Namun yang jelas, saat sesuatu terjadi di keluarga mereka, Bo Yan selalu mengurus segala sesuatunya terlebih dahulu.     

'Dia adalah orang yang baik…'     

Namun, hati An Ge'er menjadi semakin berat. Tidak ada yang lebih tahu dibanding dirinya sendiri bahwa tragedi yang menewaskan begitu banyak itu disebabkan olehnya.     

An Ruxue juga dibawa pergi, tidak perlu dibayangkan apa yang akan terjadi padanya.     

Sekarang, keluarga An tidak tahu apa yang terjadi. Namun setelah mereka mengetahuinya, bagaimana mereka akan memandang An Ge'er?     

Bo Yan, sebagai anggota keluarga yang paling kuat, haruskah dia mengatur hubungan antara An Ge'er dan keluarga An?     

An Ge'er tahu bahwa kali ini hubungannya dengan keluarga An benar-benar runtuh. Menemukan penyebabnya hanyalah masalah waktu. Pada saat itu, tidak ada yang tahu bagaimana cara melawannya.     

Sampai dia tidak bisa melihat Bo Yan lagi, An Ge'er akhirnya menoleh. Dia bersandar di sandaran kursi, masih terbungkus jas hitam, memejamkan mata sejenak. Untuk beberapa saat, dia merasa sangat tertekan di dalam hatinya…     

Bo Yan, pria ini… Dia tidak mau menyerah…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.