Menjalin Cinta Dengan Paman

Keduanya memang tampak sangat akrab. Su Chen takut Bo Yan tidak mengerti mengapa hubungan mereka begitu baik.     

Awalnya, Su Chen berpikir bahwa Bo Yan akan menunjukkan wajah dingin atau menarik An Ge'er pergi. Namun, dia tidak menyangka bahwa pria itu justru membelai rambut An Ge'er dengan satu tangan dan menyeka debu di wajahnya dengan tangan lainnya.     

Bo Yan berkata dengan suara lembut, "Apakah semuanya berjalan dengan baik? Apakan ini terlalu sulit?"     

"Tidak, semua orang memperlakukanku dengan sangat baik, jangan khawatir."     

Bo Yan mengangguk. Sekarang, matanya tertuju pada pinggang dan kaki An Ge'er. "Apakah kamu terluka?"     

Pandangan An Ge'er bertemu dengan tatapan mata Bo Yan yang sedikit bermakna. Tiba-tiba, dia merasa sedikit canggung dan khawatir.     

'Apakah Paman melihat aku dengan Su Chen barusan?'     

'Tidak heran dia datang sekarang.'     

'Perasaannya... Apakah dia cemburu?'     

Bo Yan tahu bahwa An Ge'er merasa canggung. Dia berkedip dan menyuruh gadis itu duduk di kursi, lalu dia berjongkok dan mengusap-usap bagian yang sakit di tubuhnya.     

Tidak ada ciuman, tidak ada gosokan yang kuat. Namun, wajah An Ge'er memerah dalam sekejap. Dia diam-diam melirik Su Chen karena malu. Melihat bahwa pria itu sedang menatapnya dengan senyum di matanya, dia tiba-tiba menjadi lebih malu.     

Entah sengaja atau tidak, dengan melakukan itu Bo Yan seolah membuktikan bahwa An Ge'er adalah wanitanya. Tidak ada orang lain yang bisa memikirkannya.     

Mata Su Chen berkedip. Dia bisa melihat bahwa Bo Yan benar-benar peduli pada An Ge'er dan sangat mencintainya. Namun, pria itu juga cukup licik dan cerdik!     

An Ge'er benar-benar merasakan kelembutan, tidak ada sedikit pun rasa tak nyaman.     

Jika Bo Yan menunjukkan sikap keras kepala atau sedikit ketidakpercayaan padanya, An Ge'er pasti akan merasa tidak nyaman. Saat itu, pasti akan ada celah di antara keduanya. Bo Yan pasti telah mengetahui hal tersebut.     

Kelembutan seperti itu, cinta seperti itu, hanya sedikit wanita yang akan menolak. Semakin baik seorang pria memperlakukannya, maka pria lain akan menjadi semakin tidak menarik bagi wanita itu.     

Contoh nyatanya adalah Rong Bei.     

Beberapa saat kemudian, Fu Liangsheng datang dan menyapa Bo Yan.     

Entah bagaimana, Fu Liangsheng dapat melihat hubungan di antara Bo Yan dan An Ge'er. Saat memandang Su Chen kemudian, dia merasa ada hubungan yang rumit di antara mereka bertiga.     

Terlebih lagi saat mengingat bagaimana Su Chen memintanya untuk setuju bermain dengan An Ge'er… Sutradara Fu Liangsheng berpikir bahwa gadis itu telah menggerakkan hati pria berhati dingin itu.     

Namun saat ini, pemandangan di depannya membuat Fu Liangsheng terkejut. Pasalnya, dia telah mengenal Bo Yan cukup lama. Mereka bahkan pernah berkolaborasi dan merilis sebuah rekaman beberapa tahun yang lalu.     

Setelah menyapa, dia langsung berkata, "Bo Yan, kamu tidak seharusnya berada di sini dan menyatakan bahwa dia adalah milikmu, 'kan?"     

Siapa pun dapat melihat bahwa Su Chen dan An Ge'er baru saja berperilaku sedikit lebih dekat. Bo Yan tidak bisa menahan diri untuk tidak keluar dan hasilnya bahkan melakukan sesuatu yang lebih intim.     

Mendengar Fu Liangsheng berkata seperti itu, Bo Yan tidak membantah. Dia hanya tersenyum ringan dan berkata, "Dia akan merepotkanmu..."     

Meskipun demikian, An Ge'er sebenarnya tidak pernah takut akan menghadapi kesulitan. Proses syuting film Republik Tiongkok sangat sulit dan lingkungannya keras, jadi dia juga sangat menderita. Namun, dia tidak pernah berkata lelah.     

Fu Liangsheng tidak mengatakan apa-apa, tetapi dia samar-samar melirik An Ge'er. Kemudian, dia mengatakan sesuatu yang membuat gadis itu tertegun sejenak dan sedikit malu.     

Mata An Ge'er bergerak dengan tenang, mengalihkan pandangan dari Bo Yan setelah Fu Liangsheng berkata, "Bo Yan, menjadi seorang aktor tidak mudah. Dia bukanlah dia, dia harus menjadi orang lain. Jadi, beberapa adegan khusus dalam film tidak dapat dihindari… Aku harap kamu bisa memahami itu..."     

"Adegan khusus?"