Menjalin Cinta Dengan Paman

Akhirnya Mendapat Surat Nikah, Mereka Menjadi Suami Istri!



Akhirnya Mendapat Surat Nikah, Mereka Menjadi Suami Istri!

0Kenyataannya memang seperti itu… Jika kamu bertekad untuk melakukan sesuatu, kamu pasti akan mencapai hasil yang tidak terduga.     

Semua terjadi pada akhir bulan Agustus. Langit di Kota A entah mengapa sangat biru dan cerah hari ini…     

Bo Yan dan An Ge'er secara resmi telah mendaftarkan pernikahan mereka, mengambil foto, lalu mendapatkan surat nikah. Mereka menjadi pasangan suami istri yang sah, dilindungi, dan diakui oleh hukum.     

Semua berjalan lancar. Tidak ada kecelakaan yang tiba-tiba, tidak ada gangguan oleh hal-hal berdarah.     

Mereka telah sah menjadi suami istri.     

An Ge'er memegang kedua surat nikah dan melihat foto di atasnya. Dia tersenyum manis, lengkungan kecil yang seperti dua pusaran buah pir muncul di sudut bibirnya.     

Tak jauh berbeda dari An Ge'er, pria yang biasanya selalu menampilkan aura dingin di sampingnya kini juga tersenyum dengan tatapan mata yang penuh kelembutan dan kehangatan.     

Sesuatu yang indah entah mengapa selalu membuat mata An Ge'er selalu terasa panas…     

Saat kembali ke mobil, dia menundukkan kepalanya dan menggigit bibirnya. Dia juga melihat ke depan dan ke belakang berulang kali, seolah-olah belum cukup meyakinkan diri bahwa itu nyata.     

Sebelumnya, An Ge'er tidak terlalu peduli dengan hal-hal seperti pernikahan. Pasalnya melihat identitas mereka, tidak bisa dipungkiri bahwa kontroversi berpotensi terjadi.     

Baginya, selama mereka jatuh cinta dan saling mengetahuinya, itu bagus. Selama mereka merasakan kebahagiaan dan saling mengetahuinya, itu bagus.     

Namun, Bo Yan tidak berpikir begitu. Segala sesuatu tentang dirinya harus disajikan kepada An Ge'er pada waktu terbaik dan dalam bentuk yang paling sempurna.     

Bo Yan mencintai An Ge'er dan perasaan itu seperti telah mengakar di dalam tulang. Itu bukan sekedar omong kosong.     

Meskipun tidak tahu dimulai dari mana, tetapi perasaan itu mendalam.     

***     

An Ge'er akan memberi tahu Bo Yan bahwa dia akan pergi ke Roma. Sebenarnya, lebih tepatnya dia akan pergi ke suatu tempat di tepi barat Roma yang bernama Vatikan, salah satu negara terkecil di dunia.     

Mereka akan mendarat di Roma terlebih dahulu, lalu pergi ke sana untuk menjalankan misi.     

An Ge'er tidak bisa menyembunyikan rencana kepergiannya itu dari Bo Yan.     

Namun ketika dia akan mengatakannya, dia tidak menyangka bahwa Bo Yan akan berbicara dengannya terlebih dahulu.     

"Ge'er kecil, tetaplah di rumah untuk beberapa waktu ke depan. Aku akan pergi malam ini untuk menangani beberapa hal. Jangan khawatir, aku akan segera kembali."     

Setelah Bo Yan kembali, dia akan secara resmi melatih An Ge'er.     

Baik itu latihan fisik, menembak, berkelahi, atau bertahan hidup… Dia akan mengajarinya secara pribadi.     

Proses itu mungkin akan sulit dan melelahkan, tetapi Bo Yan hanya ingin berada di sisi An Ge'er dan menghabiskan waktu bersama sekaligus memberinya motivasi terbesar.     

Selama proses pelatihan berlangsung, tidak dapat dihindari bahwa An Ge'er akan terluka secara fisik.     

Meskipun begitu, daripada melihat An Ge'er dipukuli oleh orang lain, Bo Yan lebih senang menggunakan tangannya sendiri. Bahkan jika rasa sakit di hati gadis itu akan berlipat ganda, tetapi itu akan lebih efektif.     

Saat ini, setelah mendengar Bo Yan mengatakan itu, bibir An Ge'er bergerak-gerak seperti ingin mengatakan sesuatu. Namun pada akhirnya, dia mengurungkan niat untuk membicarakan tentang rencana kepergiannya ke Roma.     

An Ge'er akan pergi besok. Dia akan menemui Fu Jiu terlebih dahulu dan pergi berangkat bersama.     

Sementara itu, Bo Yan akan pergi malam ini…     

Tepat sebelum pergi, Bo Yan memberi An Ge'er sebuah kotak kecil. Gadis itu sangat terkejut.     

Setelah ragu untuk beberapa saat, dia akhirnya membuat kotak itu dan melihat sebuah cincin.     

An Ge'er duduk di kursi pada saat itu, sedangkan Bo Yan berjalan ke arahnya yang masih terpana. Setelah jarak mereka menjadi lebih dekat, pria itu berlutut dengan satu kaki dengan cincin itu di tangannya.     

Mata sipit dan jernih Bo Yan penuh dengan kelembutan yang memabukkan saat memakaikan cincin di jari manis An Ge'er.     

Bo Yan memegang tangan kecil An Ge'er, mencium punggung tangannya… Sambil menatapnya lekat-lekat, dia berkata dengan suara yang rendah dan menawan, "Terima kasih telah bersedia memercayakan hidupmu padaku."     

Itu membuat dia tidak sendirian dan kesepian lagi sekarang…     

Bo Yan berada dalam kegelapan, tetapi dia bisa melihat An Ge'er dengan jelas, memeluknya, dan merasakannya.     

Ketika mengatakan itu, mata Bo Yan penuh dengan keseriusan.     

Setelah itu, An Ge'er mengangguk dengan mata basah, sudut bibirnya sedikit terangkat dan menyajikan senyuman manis. Saat tersenyum, dia terlihat jauh lebih cantik!     

Pupil hitam gadis itu tampak berkilau seperti salju yang mencair, membuatnya semakin menawan.     

Usai adegan harus itu, Bo Yan akhirnya pergi.     

An Ge'er berdiri di depan jendela setinggi langit-langit, memandangi langit malam yang gelap dan tenang seperti perairan dalam. Saat ini, dia tidak merasa tersesat. Sebaliknya, dia merasakan kebahagiaan dan kehangatan.     

Jika seseorang menyukai bunga unik yang mekar di lautan bintang luas, maka dia akan merasa puas saat melihat bintang-bintang.     

Pada saat ini, An Ge'er seperti itu…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.