Menjalin Cinta Dengan Paman

Hati Bo Yan hancur



Hati Bo Yan hancur

0Mulai sekarang, An Ge'er dengan keluarga An tidak memiliki hubungan apa-apa lagi!     

***     

Pohon-pohon di kedua sisi jalan di luar jendela mobil masih mengeluarkan suara berisik, seperti saat An Ge'er datang. Namun sekarang, perbedaannya adalah dia pergi ke arah yang berlawanan dan orang yang mengemudi di sampingnya adalah Bo Yan.     

An Ge'er bersandar di kursi samping pengemudi dan menatap ke luar jendela. Jendela itu dibiarkan setengah terbuka, angin berembus perlahan dan membuat rambutnya sedikit berantakan.     

Mata An Ge'er masih tampak sedikit merah, tetapi kelembaban di dalamnya telah lama kering oleh angin.     

Saat ini, An Ge'er memegang kotak perhiasan hitam di tangannya dan tidak mengatakan apa-apa.     

Udara mengalir dengan tenang. Mobil melaju keluar dari jalan ke jalan lainnya. Hutan berada di salah satu sisinya, dan sisi lainnya merupakan pegunungan dan laut yang membentang tak berujung.     

Kecepatan mobil melambat tanpa disadari, lalu akhirnya berhenti di sisi jalan.     

Melihat mobil mereka berhenti, An Ge'er menoleh ke arah Bo Yan. Keduanya saling memandang.     

Bo Yan melihat penampilan An Ge'er yang cantik tapi berantakan, itu membuat hatinya terasa sakit.     

An Ge'er tidak mengatakan apa-apa. Namun saat dia baru saja akan memalingkan wajah, Bo Yan tiba-tiba mengulurkan tangan, menariknya, lalu memeluknya dengan erat.     

Telapak tangannya yang besar dan ramping itu terus membelai rambut An Ge'er. Lalu dengan suara yang rendah dan penuh perhatian dia berkata, "Tenanglah, tidak apa-apa… Semuanya akan baik-baik saja…"     

An Ge'er memegang kotak hitam itu dengan satu tangan, sedang tangannya yang lain mengepal erat. Wajahnya terbenam di dada Bo Yan.     

Setelah mendengar kata-kata Bo Yan yang menenangkan, tiba-tiba dia merasa hidungnya menjadi asam lagi.     

Detik berikutnya, pandangan An Ge'er kabur dan air mata panas pun meluap.     

Nyatanya, ada banyak orang yang seperti An Ge'er…     

Berpikir bahwa dia bisa menerima semuanya dan akan baik-baik saja. Namun saat dia merasa bisa menanggung semuanya, perhatian dan kasih sayang dari orang lain langsung membuatnya runtuh. Dia menjadi lebih rapuh, tidak menahan rasa sakit dan kesedihan yang terpendam di dalam hatinya.     

Perhatian Bo Yan membuat perasaan yang terkekang di dalam hati An Ge'er itu meluap keluar.     

Sebagian besar rasa sakit membuat An Ge'er menderita bukanlah tentang pemutusan hubungannya dengan keluarga An, tetapi tentang ibunya.     

Dulu, An Ge'er selalu berpikir bahwa dirinya masih memiliki ibu dan selalu menantikan pertemuan mereka. Namun sekarang, dia tahu itu tidak mungkin.     

An Ge'er merasa sangat kehilangan.     

Bahkan, dia tidak memiliki fotonya. Tidak ada satu pun kenangan tentang wanita itu di dalam ingatannya.     

'Mungkinkah aku tidak memiliki sedikit pun ingatan tentangnya saat aku berusia lima tahun?'     

An Ge'er mencengkeram kotak itu erat-erat hingga urat biru yang tersembunyi di balik kulit punggung tangannya yang putih dan kurus samar-samar terlihat. Dia menenggelamkan diri di dada Bo Yan sambil terisak pelan, bahunya sedikit gemetar.     

Bo Yan membelai rambutnya secara perlahan. Melihat An Ge'er yang tampak sangat tertekan saat ini, dia benar-benar hancur.     

Sambil menempelkan dagunya di dahi gadis itu, dia berusaha menghibur, "Sayang, masih ada aku… Selamanya aku akan selalu ada di sisimu."     

Jika Bo Yan yang saat itu berusia sebelas atau dua belas tahun tidak memperhatikan An Ge'er yang masih berusia lima atau enam tahun, mereka tidak akan memiliki ikatan sedekat itu di sisa hidup mereka.     

Jika saat itu dia tidak memperhatikan An Ge'er, Bo Yan juga tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya hidup gadis itu. Bagaimanapun, dia hanyalah gadis kecil yang kurus dan lemah…     

"Paman… Apakah aku menjadi yatim piatu sekarang?" tanya An Ge'er dengan suara yang sengau dan sedikit tersendat.     

An Ge'er tidak berani membayangkan betapa kesepian dan tak berdayanya dia tanpa Bo Yan di sisinya.     

Ketika Bo Yan mendengar itu, dia segera mengangkat kepalanya, memegangi wajah yang kecil An Ge'er, menyeka air matanya sambil berbisik, "Omong kosong, bagaimana bisa ada anak yatim sebesar kamu?"     

'Bagaimana mungkin dia adalah anak yatim piatu?'     

'Di dunia ini, dia masih memiliki keluarga… Keluarga yang masih hidup.'     

Dan—     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.