Menjalin Cinta Dengan Paman

An Ge’er Takut Hamil



An Ge’er Takut Hamil

0Kenapa An Ge'er takut? Ada begitu banyak alasan.     

Belum lagi, saat ini dia sedang berada pada masa kritis untuk karirnya yang sibuk. An Ge'er adalah aktris pendatang baru yang sedang naik daun. Dia juga sedang syuting sebuah drama yang disutradarai oleh Fu Liangsheng.     

Namun terlepas dari semua itu, An Ge'er juga masih seorang mahasiswa dan belum genap berusia 20 tahun. Terkadang, dia masih merasa seperti anak kecil.     

An Ge'er juga merasa bahwa dirinya masih butuh dirawat dan bergantung pada Bo Yan. Jadi, bagaimana dia bisa siap untuk hal seperti itu?     

Bahkan jika semua itu tidak masalah, An Ge'er juga tetap tidak akan siap untuk memiliki anak karena sedang menghadapi ancaman dan bahaya tersembunyi dari Kobra, Laura, Xu Wei, dan bahkan An Ruxue!     

Bagaimana mungkin dia siap untuk hamil? Jika dia secara tidak sengaja mengalami kecelakaan, apa yang akan terjadi dengan dia dan anaknya?     

Ada begitu banyak hal yang ada di pikiran An Ge'er, dia benar-benar membutuhkan waktu untuk menyelesaikan masalah itu.     

Sejujurnya, jika benar-benar hamil, apakah An Ge'er akan menggugurkannya? Bagaimanapun, itu adalah anak dari dia dan Bo Yan, anak dari dia dan pria yang dicintainya. Tidak peduli seberapa sulit, dia tidak akan membunuh anak itu.     

An Ge'er bukan tipe orang yang egois.     

Namun, dia tidak punya cara untuk menangani ancaman dari dunia luar.     

An Ruxue sudah menjadi contoh nyata. Gadis itu sedang hamil dan ketika jatuh ke tangan Kobra, janin di dalam perutnya berubah menjadi botol darah.     

Jika hal semacam itu menimpa An Ge'er… Memikirkannya saja sudah bisa membuat gadis itu runtuh.     

Semua itu membuat An Ge'er merasa lebih baik tidak memiliki anak terlebih dahulu. Dia ingin menunggu sampai semuanya tenang sehingga bisa memberi ruang untuk pertumbuhan yang sehat bagi anak-anaknya.     

An Ge'er memikirkan semua itu secara rasional sekarang.     

Jika dia benar-benar hamil, dia akan menjelaskannya kepada Bo Yan. Mereka berdua akan mendiskusikan apa langkah selanjutnya bersama-sama. Lagi pula, itu juga anaknya.     

Namun sekarang, An Ge'er benar-benar ingin menyendiri lebih dulu dan memikirkan segalanya.     

Melihat sikapnya yang tegas, Bo Yan mengerucutkan bibir tipisnya dengan erat. Dia hanya berpikir bahwa An Ge'er tidak menyadari apa yang terjadi padanya sama sekali. Namun ketika dia memikirkannya lagi, membiarkannya ke kampus lebih dulu juga bukan hal yang buruk.     

Setelah memikirkan itu, Bo Yan berkata padanya, "Kalau begitu, baiklah. Aku akan mengantarmu ke sana dulu, lalu menjemputmu lagi di siang hari. Setelah makan malam, kita akan pergi ke rumah sakit untuk pemeriksaan."     

An Ge'er mengangguk beberapa kali.     

***     

Beberapa saat kemudian, di depan gerbang kampus.     

An Ge'er keluar dari mobil dan berjalan ke kampus. Mobil Bo Yan berhenti sebentar dan kemudian pergi.     

Pada saat itu, An Ge'er masih berjalan dengan kepala tertunduk. Namun setelah mobil Bo Yan benar-benar menghilang dari pandangan, dia tiba-tiba berhenti dan langsung mengubah arah kakinya.     

An Ge'er berjalan ke luar kampus. Sembari berjalan, dia mengambil kesempatan untuk menyamarkan dirinya agar tidak dikenali.     

Setelah sampai di sisi jalan, An Ge'er menghentikan taksi dan langsung masuk ke dalam. Dia lalu berkata, "Pergi ke rumah sakit."     

Ya, An Ge'er akan pergi ke rumah sakit.     

Apakah itu benar atau tidak, dia tidak bisa terus-menerus khawatir tanpa kepastian. Bagaimanapun, dia harus mengetahui kebenarannya sebelum membuat keputusan.     

Masalahnya, An Ge'er ingin mengetahui kebenarannya lebih dulu. Sendirian.     

Seperti itu lebih baik karena dia akan punya waktu untuk mengatur suasana hatinya. Jika pergi Bo Yan dan dia benar-benar hamil, kegembiraan pria itu akan terbukti dengan sendirinya. Namun jika hal itu dibarengi dengan An Ge'er, Bo Yan pasti akan kecewa.     

Jadi, An Ge'er ingin mengonfirmasi semua itu sendiri terlebih dahulu.     

Hanya saja, An Ge'er tidak menyadari sesuatu…     

Mobil Bo Yan belum belum pergi jauh. Saat ini, dia menepikan mobilnya karena ingin berdiam diri untuk beberapa saat. Namun saat menoleh, dia tidak menyangka akan melihat sosok kecil gadis itu melintas di dalam taksi dengan capat...     

Seketika, pandangan mata Bo Yan menjadi lebih dalam dan bibirnya langsung mengerucut.     

'Ke mana dia akan pergi?'     

'Bukankah dia mengatakan ada keperluan di kampus?'     

'Apa yang dia lakukan sekarang? Mengapa menyembunyikan itu dariku?!'     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.