Menjalin Cinta Dengan Paman

Aku Tidak Akan Pernah Punya Anak?



Aku Tidak Akan Pernah Punya Anak?

Fu Liangsheng berharap itu akan menjadi yang terakhir kalinya mereka menunda syuting. Bagi seorang aktor, urusan pribadi adalah urusan pribadi dan urusan publik adalah urusan publik. Emosi negatif tidak dapat dibawa ke dalam pekerjaan untuk karena itu bisa mempengaruhi semua orang.     

Saat An Ge'er mendengar itu, hatinya pun langsung bergetar. Dia tidak bisa mengelak, karena semua yang dikatakan Fu Liangsheng memang benar.     

Setelah menunjukkan bahwa dia mengerti, An Ge'er pun berpamitan kepada Fu Liangsheng dan pulang lebih dulu.     

***     

Kembali ke vila.     

Saat itu baru pukul empat atau lima sore. Biasanya jika Bo Yan tidak di rumah, An Ge'er sendirian. Tapi sekarang ada Da Bai, dia merasa seperti memiliki teman.     

Dia membuka pintu, melepas sepatunya di pintu masuk, lalu hendak naik ke atas untuk beristirahat. Namun tiba-tiba, dia merasa ada yang tidak beres.     

Setelah melihat lebih dekat, An Ge'er menemukan bahwa beberapa sudut, bagian keras di vila itu ternyata sudah dilapisi oleh kapas lembut.     

Detik berikutnya, ada suara gemerisik. An Ge'er tahu bahwa itu adalah Da Bai. Dia berjalan mendekat, tetapi berakhir menemukan sosok lain di dekat anjing itu…     

Adegan itulah yang membuatnya sedikit terkejut.     

An Ge'er melihat seorang pria dengan celana pendek kasual linen dan kemeja v-neck abu-abu muda duduk di karpet di sebelah meja makan. Dia terlihat sangat santai sambil memegang bola kapas lembut untuk melapisi sudut meja. Sementara itu, Da Bai berdiri di sampingnya, melihatnya muncul sambil membawa tali dan selotip di mulutnya.     

Saat melihat An Ge'er muncul, Da Bai langsung mengibaskan ekornya dengan penuh semangat. Anjing itu berlari ke sampingnya dan berputar-putar, menggesek-gesekkan tubuhnya ke kaki An Ge'er.     

Pria itu juga menoleh untuk melihat An Ge'er saat ini. Memiliki wajah yang jelas dan menawan, siapa lagi kalau bukan Bo Yan?     

An Ge'er melihat pemandangan di sekelilingnya dan menjadi bingung. Dia pun bertanya, "Paman, apa yang sedang kalian lakukan?"     

Bo Yan membungkus sudut terakhir meja dan bangkit, berjalan ke arahnya dan tersenyum ringan, "Untukmu."     

"Hah?" An Ge'er terkejut.     

Bo Yan menatapnya dengan serius dan berhenti. Lalu, dia berkata, "Ini juga untuk anak di perutmu."     

Begitu kata-kata itu terdengar, wajah An Ge'er langsung memucat.     

'Anak di perut… Apa?'     

'Apakah Paman masih berpikir bahwa aku sedang hamil?!'     

An Ge'er menahan sakit di hatinya dan mencoba tersenyum dengan susah payah. "Paman, bukankah aku sudah bilang? Aku tidak hamil…"     

Ketika Bo Yan mendengar kata-kata itu, dia hanya berkedip. Lalu, dia membungkuk dan mencium sudut dahi An Ge'er dan berkata, "Yah… Bahkan jika tidak sekarang, itu akan segera terjadi."     

Itu adalah ciuman yang lembut dan menghangatkan. Namun pada saat yang bersamaan, seluruh tubuh An Ge'er justru menjadi kaku!     

'Segera?'     

'Bagaimana mungkin?'     

'Kata dokter aku sangat sulit hamil…'     

Dokter memang berkata bahwa akan sangat sulit bagi An Ge'er untuk memiliki anak di masa depan.     

An Ge'er mengepalkan tangannya erat-erat, menahan rasa pahit dan sakit di hatinya. Dia mencoba yang terbaik untuk menahan diri agar ekspresi aneh tidak muncul di wajahnya.     

Namun setelah beberapa saat, ujung jarinya menjadi bergetar. Dia bertanya dengan keras, "Bagaimana jika aku tidak akan pernah hamil?"     

Begitu Bo Yan mendengarnya, tangan yang sedang membelai rambut gadis itu langsung terhenti.     

'Apa yang dia maksud?'     

'Apa mungkin dia tidak menyukai anak-anak? Jadi, apakah dia tidak menginginkan anak selamanya?'     

Bo Yan menegang sejenak, tetapi dia tidak bisa menahan diri untuk tidak menarik An Ge'er ke dalam pelukannya. Lalu, dia bertanya dengan suara rendah, "Mengapa tidak? Kamu tidak suka anak-anak? Bukankah lebih baik jika kita memiliki anak?"     

Merasakan bahwa gadis kecil yang ada di pelukannya menjadi lebih kaku, Bo Yan hanya berpikir bahwa An Ge'er benar-benar tidak menyukai ide itu. Namun, dia terus membujuk, "Lihat, kita memiliki Da Bai di rumah sekarang. Lalu, akan ada satu atau dua anak-anak lagi di masa depan. Bukankah itu bagus? Kita akan melihat mereka bermain dan membuat masalah… Mendengar mereka memanggil Mama dan Papa… Melihat mereka—"     

'Tumbuh perlahan...'     

Namun—     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.