Menjalin Cinta Dengan Paman

Hal Pribadi yang Diminta Bo Yan untuk Dilakukan



Hal Pribadi yang Diminta Bo Yan untuk Dilakukan

0Hanya saja kali ini, saat Bo Yan mengatakan dia akan pergi, An Ge'er tidak menahannya.     

Meskipun hatinya terasa sangat berat...     

Melihat An Ge'er tidak mengatakan apa-apa, Bo Yan tidak bisa menahan diri untuk tidak menghela napas. Dia mengenakan pakaiannya perlahan-lahan, memegangi wajahnya yang kecil, lalu mencium keningnya.     

"Tunggu aku. Selama kita berpisah, aku mungkin akan meluangkan waktu dan datang untuk melihatmu. Jangan sedih…"     

Bo Yan akan melepaskannya, tetapi An Ge'er memegang tangan yang ada di wajahnya.     

Kemudian, dia menatapnya dengan air mata yang berlinang.     

Bo Yan mengira An Ge'er akan mengatakan sesuatu untuk menahannya, tapi ternyata tidak…     

Mulut merah cerah gadis itu sedikit terbuka, dia berkata kepada Bo Yan, "Kalau begitu… Lain kali saat kamu datang, bisakah kamu berhenti membuatku takut seperti tadi?"     

Bo Yan, "..."     

Faktanya, Bo Yan memperlakukan An Ge'er seperti karena emosinya yang tak terkontrol. Selain itu, dia juga ingin mengambil kesempatan ini untuk melihat keterampilannya.     

An Ge'er bisa menembak dan menggunakan bazoka… Apa lagi yang bisa dia lakukan?     

Namun nyatanya, tanpa menyembunyikan keterampilan bela dirinya pun An Ge'er masih tetap kalah dari Bo Yan.     

Mungkin tidak masalah baginya untuk berurusan dengan beberapa orang biasa, tetapi saat berhadapan dengan orang-orang seperti Bo Yan… itu berbeda. Pada dasarnya, pertarungan itu hanya seperti menunggu untuk dibunuh dalam hitungan detik.     

Saat mengetahui bahwa keterampilan An Ge'er rentan di depannya, Bo Yan harus mengakui bahwa dia benar-benar lega.     

Sebelumnya saat melihat An Ge'er tampak sangat akrab dengan orang-orang dari kelompok senjata, Bo Yan bahkan memiliki asumsi yang sangat berani… Dia berpikir bahwa gadis itu mungkin salah satu karakter utamanya.     

Namun ketika dia memikirkannya lagi, dia hanya melihat An Ge'er sebagai seorang mahasiswi biasa.     

Setelah mengujinya malam itu, Bo Yan juga tahu bahwa An Ge'er sangat lemah dan tidak setingkat dengan orang-orang di kelompok senjata. Jadi, dia merasa sedikit lega di dalam hatinya.     

Kelompok senjata terlalu berbahaya. Ibaratnya, semua orang yang tergabung di dalamnya menjilati pisau mereka untuk menjalani kehidupan.     

Jika bukan karena hubungan An Ge'er dengan Su Chen, Bo Yan tidak akan membiarkan istrinya itu berhubungan dengan mereka.     

Bo Yan tidak menanggapi kata-kata An Ge'er, tetapi dia membisikkan sesuatu di telinganya.     

Tampaknya itu merupakan sesuatu yang rahasia, obrolan pribadi antara suami dan istri.     

Saat An Ge'er mendengarnya, dia tertegun sejenak. Namun kemudian, wajahnya perlahan memerah dari pangkal telinga, leher, hingga pipi. Seolah-olah, ada suhu panas aneh yang menyebar di sana.     

"Apakah kamu mendengarnya?"     

"Yah..."     

An Ge'er tersipu dan meletakkan tangannya di bahu Bo Yan. Meskipun matanya masih sedikit merah, alisnya menunjukkan ekspresi yang lebih pemalu dan lembut seperti gadis kecil untuk sesaat.     

"Kamu… Kamu cepatlah pergi saja, jangan terlambat."     

Melihat wajahnya yang memerah, tatapan mata Bo Yan menjadi dalam dan dia menyukainya. Namun sebelum pergi, dia melirik pintu ruang istirahat yang tertutup di kejauhan dan berkata, "Aku harap kamu menjaga jarak dengan pria itu... Jika tidak, itu tidak akan baik untuknya."     

An Ge'er selalu melindungi Rong Bei, sengaja atau tidak sengaja. Bo Yan tidak tahu seperti apa keberadaan pria itu baginya, tetapi untuk dirinya sendiri, dia adalah karakter yang sangat ingin dia singkirkan.     

Kalimat itu, saat ini, diungkapkan sebagai peringatan.     

Hanya karena An Ge'er bersamanya, Rong Bei bisa bertindak sembarangan.     

Mengetahui bahwa Bo Yan cemburu, An Ge'er merasa tak berdaya sekaligus senang di dalam hatinya. Dia mengambil tangan pria itu dan berkata, "Paman, mari kita buat janji."     

"Janji apa?" Bo Yan mengangkat alisnya.     

An Ge'er menggenggam Bo Yan dan tangan kecilnya yang ramping dengan erat. Dia menatapnya dan berkata dengan serius, "Jika kamu tidak meninggalkanku, aku pasti tidak akan menyerah."     

Jika Bo Yan tidak meninggalkannya, maka An Ge'er juga tidak akan pernah meninggalkannya.     

Bo Yan tidak berbicara untuk sementara waktu, hanya saja sudut bibirnya sedikit melengkung. Suasana hatinya tampaknya telah membaik tiba-tiba.     

Sebelum pergi, dia mencium dahi An Ge'er dan mengucapkan sepatah kata dengan nada ringan dan menawan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.