This is Your Baby, Mr. Incubus! [BL]

Hubungan yang Tidak Diinginkan



Hubungan yang Tidak Diinginkan

2['Tidak!'     

"Aghh!"     

'Jangan!'     

"Lagi—ahh! Lagi!"     

'Tidak mau! Ini mengerikan! Aku tidak mau!'     

'TIDAKKK!!']     

"Hah!"     

Ioan tersentak bangun dengan nafas terengah-engah. Peluh membasahi kening dan punggungnya.     

Sepertinya ia telah melihat mimpi yang begitu buruk, sangat buruk hingga Ioan ingin menonjok sosok pria yang ada di dalam mimpinya itu.     

'Brengsek!' Umpatnya dalam hati sekaligus lega, mengira semuanya adalah mimpi belaka.     

Sayangnya, kenyataan harus mengkhianati kelegaannya.     

'Ini dimana?' Langit-langit yang putih bersih, bukan langit-langit kamarnya yang sedikit kusam dan memiliki bercak-bercak akibat atap yang bocor. Menoleh ke samping, tirai putih yang tebal juga menutupi tempat ia tidur.     

"Ouch!" Rasa sakit menusuk dari bagian bawah tubuhnya ketika ia berusaha bangun.     

Untuk pertama kalinya ia merasakan sakit ini tapi darah langsung meninggalkan wajahnya, menyisakan kulit wajah yang pucat pasi bagaikan selembar kertas. Ia pernah membaca beberapa novel yang cukup sensual dan mendeskripsikan kondisi pris sehabis ditusuk terutama pada pengalaman pertama mereka.     

Adegan mimpi tadi kembali berputar dibenaknya membuat tubuhnya merinding. Keringat dingin semakin deras membasahi tubuhnya.     

'Tidak mungkin! Siapa saja katakan ini adalah mimpi!'     

Ia tidak ingin menerimanya tapi rasa sakit di bagian bawah tubuhnya terlalu nyata untuk diabaikan.     

Bunyi pintu yang dibuka dan ditutup kembali tiba-tiba terdengar, menegakkan telinga Ioan agar dapat mendengarkan dengan lebih baik.     

"Bagaimana keadaanmu, Tuan?" tanya suara seorang pria yang asing.     

Hening melanda ruangan itu untuk beberapa saat sebelum sebuah helaan napas berat memecah keheningan itu.     

Tubuh Ioan menegang.     

"Apa kau melihat ini sebagai baik-baik saja?"     

Ioan merasa seperti sedang disambar oleh petir.     

'Itu dia!' Suara pria yang menghela napas itu begitu familiar hingga Ioan bahkan bisa mengenalinya hanya dari helaan napas. Suara itu juga yang telah menghantuinya di dalam mimpi itu.     

Ioan frustasi, kesal, dan marah. Tanpa pikir panjang, ia menarik tirai itu sambil mengaum kuat. "Beraninya kau, BRENGSEK!"     

Dengan satu hentak kaki, ia meloncat dengan gesit dari tempat tidur, mengabaikan rasa sakit yang menyiksa di bagian bawah tubuhnya itu seluruhnya. Cakarnya yang tajam siap menyerang sosok yang sedang duduk di kursi putar tapi lengannya ditangkap dengan mudah oleh sosok itu.     

"GRAA! LEPAS BRENGSEK! AKU AKAN MEMBUNUHM—"     

Mulut Ioan tiba-tiba tidak bisa digerakkan. Tidak … bukan hanya mulutnya tapi seluruh tubuhnya!     

"MMM!!"     

Ia melotot tajam pada pria di hadapannya, mangsanya yang brengsek itu. itu juga pertama kalinya ia benar-benar memperhatikan pria ini dengan seksama.     

Rambut panjang berwarna biru terang. Wajah tegas berkulit pucat. Bibir tipis seksi yang tidak memiliki tanda-tanda akan memperlihatkan sebuah senyum. Sepasang mata biru muda langit yang dingin dan tajam. Tubuh jangkung yang ideal.     

'Tampan sekali!'     

Ketampanannya mengalahkan semua incubus yang pernah Ioan temui dan walaupun ia tidak terlalu menyukai incubus, ia menikmati memandangi wajah yang tampan dan cantik.     

Namun, amarah dan kebencianya telah melebihi rasa kagumnya. Ia bahkan mencibir ketampanan pria ini di dalam hatinya.     

"MM!!" seru Ioan sekali lagi, berusaha memberontak tapi tubuhnya benar-benar seperti sebongkah patung.     

"Jika kau berjanji tidak akan menyerang dan mendengarkan ucapanku dulu, aku akan melepaskan sihir itu."     

Ioan ingin memberinya jari tengah dan meludah tapi ia tidak punya pilihan lain. Pada akhirnya, ia hendak mengangguk tapi tubuhnya kaku seluruhnya.     

'Gimana aku bisa menjawab kalau begini?!' Matanya melotot semakin tajam, hendak mengatakan 'kau mempermainkanku, hah?! Bangsat!'     

Pria itu mengernyit samar dengan tidak suka, menyadari tatapan penuh hinaan itu. Jika ia tidak benar-benar harus memiliki percakapan yang serius dan penuh pertimbangan dengan pria half-beast mungil ini, ia sudah meluncurkan satu atau dua pukulan mematikan.     

"Kedipkan matamu sekali jika kau setuju."     

Ioan mengedipkan matanya sekali.     

Tubuhnya segera kembali bergerak. Ioan meregangkan otot-ototnya tanpa melepaskan tatapan tajam dari pria itu. "Jadi, apa yang inign kau katakan, brengsek?"     

Mata pria itu berkedut. Bisakah ia tidak mengeluarkan kata-kata makian dalam setiap ucapannya? Suasana hatinya yang sudah buruk menjadi semakin buruk akibatnya. Tangannya terkepal erat untuk menahan keinginannya memaki balik Ioan.     

Ioan merasa terprovokasi oleh tatapan pria itu dan segera memprovokasi balik.     

Amarah keduanya semakin tinggi hingga ruangan itu seperti sebuah oven panas.     

"Baiklah! Cukup sampai di situ!" Sebuah tepukan tangan menyadarkan mereka.     

Ioan hampir melupakan keberadaan seorang pria lagi yang berada di dalam ruangan itu juga. Pria itu berkulit putih pucat dengan rambut pendek yang juga berwarna putih mengkilap. Tubuhnya dilapisi jas yang biasa digunakan oleh seorang dokter.     

Ioan baru menyadari juga bahwa pria menyebalkan yang ada di hadapannya juga mengenakan jas dokter.     

'Apakah dia dokter gadungan yang melakukan praktek ilegal seperti yang dia lakukan padaku?' Ioan menjadi was-was.     

Pria di hadapannya berdehem kecil, tersadar bahwa ia telah melantur dari tujuan aslinya. 'Semua itu karena half-beast ini terlalu menyebalkan!'     

"Duduklah dulu. Mari kita bicarakan mengenai apa yang terjadi di antara kita," ujar pria berambut biru seraya menunjuk kursi di hadapannya yang telah disediakan oleh pria berambut putih.     

*****     

Ioan tertegun. Seluruh kata-katanya tertahan di tenggorokan tanpa bisa diekspresikan.     

'Katakan semua ini adalah bohong!'     

Steve Pavel, pria berambut biru itu, menjelaskan apa yang terjadi tiga hari yang lalu – ya! Tiga hari! Dan Ioan tidak menyadari akan hal itu sama sekali.     

Saat itu, Steve yang berada di bawah pengaruh obat dibawa ke sebuah gudang properti milik rumah sakit yang sudah lama tidak dipakai. Gudang itu berada di area terpencil yang sedikit jauh dari gedung utama rumah sakit sekarang.     

Ketika ia dikunci di dalamnya, Ioan sudah berada di sana dalam keadaan masa kawinnya.     

Steve sudah kehilangan akal sehatnya akibat obat itu dan Ioan juga dalam keadan yang tidak jauh berbeda. Pada akhirnya, keduanya berhubungan seks seperti binatang. Berhenti ketika tertidur lalu melanjutkan kembali tepat ketika membuka mata.     

Ini adalah masa kawin Ioan yang pertama kali dan akibat telah ditahan dengan obat cukup lama, jika sudah meledak, masa kawin itu bisa bertahan paling cepat satu minggu dan paling lama satu bulan lebih. Untungnya, Damian yang menemukan bahwa Steve telah hilang segera menggerakkan banyak pihak untuk mencarinya.     

Setelah tiga hari, akhirnya mereka ditemukan di dalam gudang itu, sedang dalam keadaan yang kacau – Steve lebih senang untuk tidak menjelaskannya secara detail dan Ioan juga setuju. Tidak ada yang bisa mendekati mereka yang sedang dalam pengaruh masa kawin karena di saat itu, masing-masing dari mereka akan memiliki dorongan posesif yang kuat. Setiap orang yang mendekati mereka akan dianggap musuh dan tidak memungkiri munculnya korban.     

Bahkan untuk menangkap keduanya agar bisa disuntik, terdapat sekitar lima orang dokter dan lima orang polisi yang terluka.     

Damian memerlukan enam suntikan untuk Steve dan sepuluh suntikan untuk Ioan agar keduanya bisa kembali tenang dan akhirnya dapat membawa mereka kembali ke dalam rumah sakit untuk diperiksa.     

Untungnya Ioan akhirnya bisa melewati masa kawinnya dengan lancar dan Steve pun lepas dari kontrol obatnya itu. Akan tetapi….     

Ioan menelan ludahnya dengan susah payah. Setelah beberapa menit, akhirnya ucapannya bisa meluncur keluar dari tenggorokan.     

"Aku … hamil…?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.